Hari Pendidikan Nasional 2025, Intip di Balik Layar Pembuatan Konten Edukasi yang Tidak Sekadar Viral

13 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Konten edukasi jadi salah satu kategori informasi yang kian umum dijumpai di platform sosial, termasuk TikTok. Umumnya, para kreator konten akan memilih bahasan tertentu untuk disajikan pada audiens masing-masing. Sebelum akhirnya terunggah, bagaimana sih proses di balik layarnya?

Kelvin Tham, yang dikenal karena berbagai tips dan trik penggunaan Excel di TikTok, bercerita bahwa ia akan riset sebelum menyajikan informasi. "Tentu saya kurasi sebelum di-present sebagai konten," kayanya di acara peluncuran kampanye edukasi #SerunyaBelajar oleh TikTok dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2025 di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.

Ogah sekadar viral, pemilik akun @kelvintham27 ini mempertimbangkan durasi konten agar tidak terlalu pendek. "Jangan kayak cuma belasan detik," ujar dia, seraya menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah memastikan audiens paham dengan informasi yang ia sampaikan.

"Kemudian, saya cari cara deliver-nya. Topik yang saya sampaikan ini tricky, karena Excel terkesan 'sangat kantor,' jadi saya harus effort mencari penyampaian yang menarik, selain menyajikan solusi dari masalah yang relate dengan audiens. Hook-nya begini oke nggak ya. Kalau poin-poin tadi terjawab, baru siap di-present," bebernya.

Sementara itu, Andrea Novita, yang mengulik seputar teknologi pangan, menyebut bahwa sains yang mendasari informasi konten edukasinya "konkret." Ia pun memastikan merujuk pada sumber-sumber kredibel.

"Misalnya, saya bilang, 'Bakteri yang ditemukan di salmon bisa menyebabkan diare,' itu saya akan mencantumkan sumber, dari mana saya bisa menyimpulkan seperti itu. Eksperimen yang saya lakukan pun bisa disimak langkah demi langkahnya, jadi penonton ikut melihat prosesnya," ujar pemilik akun @andreanovitaa itu di kesempatan yang sama.

Proses Pembuatan Konten Edukasi

Kreator konten edukasi tentang astronomi dan astrofotografi, Bima Nasution, mengamini pendapat rekan-rekannya. "Saya akan memunculkan data yang bersumber dari jurnal terbaru dan kredibel," ungkapnya.

Dalam proses penggarapan konten, pemilik akun TikTok @bims_stagram ini mengatakan, ia akan meriset objek yang hendak dilihat, kapan waktu pengamatannya, dan bagaimana cuaca di hari tersebut. "Pernah nggak riset, pede saja langsung pergi ke luar kota, ternyata di sana tiga hari hujan, dan akhirnya nggak bisa lihat apa-apa," kata Bima.

Selain itu, ia akan melakukan wawancara langsung dengan para ahli yang relevan. Hasil wawancaranya, kata dia, akan diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh audiens.

Soal inspirasi konten, Bima mengatakan, pada dasarnya ia punya beberapa pilar informasi yang merujuk pada jadwal fenomena langit. "Ada dari riset juga, ada dari comment juga, karena ternyata informasi yang simpel itu bisa bikin audiens amaze kalau dikemas dengan menarik," ia berbagi.

Inspirasi Konten Edukasi

Di sisi lain, Andrea memanfaatkan materi kuliahnya sebagai inspirasi konten edukasi teknologi pangan. "Saya pilah mana yang kira-kira menarik, selain bisa juga buat konten dari baca comment, karena pertanyaan-pertanyaannya tidak kalah menarik," menurut dia.

Sementara itu, sebagai corporate trainer, Kelvin mengurasi kontennya dari hasil interaksi langsung dengan karyawan perusahaan. "Sama kayak yang lain, saya juga buat konten dari komentar, tapi kalau dari comment, kontennya biasanya ringan. Saya mengurasi pertanyaan-pertanyaan yang punya benang merah, supaya bisa jadi series," ungkapnya.

Menurut Kelvin, TikTok sudah membuka pintu kesempatan untuk orang-orang belajar dengan lebih mudah. Ia mengatakan, "Waktu belajarnya singkat, karena videonya biasanya tidak terlalu lama, tapi materinya on point. Feature-nya juga sudah oke, jadi tinggal kita maksimalkan saja."

Melanjutkan itu, Andrea menganggap, medium belajar secara online merupakan perluasan dari pendidikan luring. "Saya pribadi juga belajar banget dari TikTok. Setiap videonya, meski cuma 1–1,5 menit, itu bisa nangkep 1–2 hal," sebutnya.

Lomba Konten Edukasi

Bima bahkan melihat peran TikTok sebagai mesin pencarian baru. Konten edukasi disebut sebagai salah satu kategori yang paling digemari komunitas TikTok di seluruh dunia. Di Indonesia, tagar-tagar terpopuler, seperti #SamaSamaBelajar, #SerunyaBelajar, dan #SerunyaMembaca telah mengumpulkan lebih dari 24 juta unggahan pada Maret 2025.

Secara global, konten edukasi terkait Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (STEM) juga telah ditonton lebih dari 110 miliar kali. Senior Manager PR and Communications TikTok Indonesia, Edwin Lengkei, berkata, "Selama lima tahun terakhir, kami melihat bagaimana kreator edukasi di Indonesia terus mengasah kreativitas mereka untuk mengembangkan proses belajar-mengajar di TikTok."

"Kami bersemangat untuk terus menghadirkan ruang edukasi di TikTok bagi kreator dan komunitas TikTok untuk merayakan semangat belajar dengan berbagi lebih banyak informasi bermanfaat di TikTok," imbuhnya.

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025, mereka mengajak pengguna berpartisipasi dalam hashtag challenge #SerunyaBelajar pada 10 Mei hingga 10 Juni 2025. Pengguna berkesempatan memperoleh hadiah berupa uang tunai hingga Rp10 juta untuk empat orang pemenang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |