Liputan6.com, Jakarta - Thailand baru saja mewajibkan pengisian Kartu Kedatangan Digital (TDAC) mulai Kamis, 1 Mei 2025. Pemberlakuannya menggantikan kartu kedatangan kertas TM6 lama yang biasa diisi para pelancong saat memasuki negara tersebut.
Pada hari yang sama saat sistem TDAC mulai aktif, situs web palsu terlihat berpura-pura jadi pihak ketiga penyedia kartu kedatangan digital tersebut, melansir Says, Jumat (2/5/2025). Sekilas, situs web tersebut tampak sah, tapi mengenakan biaya pemrosesan sebesar 10 dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp166 ribu, pada wisatawan, padahal TDAC yang asli sepenuhnya gratis.
Menurut Bangkok Post, situs palsu tersebut telah menipu wisatawan yang mungkin tidak tahu apa-apa. Menghindari itu, pelancong diminta hanya mengisi rincian data mereka di situs web resmi TDAC. Setelah itu, mereka akan menerima email yang dapat ditunjukkan saat tiba di negara tersebut.
Menanggapi kebingungan tentang batas waktu pengajuan, Biro Imigrasi Thailand mengklarifikasi, pengajuan dapat diajukan dalam jangka waktu tiga hari sebelum kedatangan, tapi tidak sebelumnya. Beberapa laporan sebelumnya mengatakan bahwa pengajuan harus dilakukan setidaknya tiga hari sebelum kedatangan.
"Sistemnya sudah sepenuhnya siap, dan langkah-langkah alternatif sudah disiapkan untuk memastikan kelancaran operasional. Selama tahap awal, wisatawan yang mengalami masalah dapat menggunakan formulir imigrasi kertas untuk sementara," kata Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand. Tersedia pula terminal komputer di Imigrasi Bandara Suvarnabhumi bagi wisatawan yang perlu mengisi formulir TDAC saat mereka tiba.
Dijanjikan Lebih Efisien
TDAC bertujuan mempermudah proses kedatangan dan meningkatkan skrining terhadap pelaku kejahatan transnasional, menurut pejabat imigrasi setempat. Mayor Jenderal Polisi Choengron Rimpadee, Kepala Divisi Imigrasi 2 di Bandara Internasional Suvarnabhumi, menyatakan bahwa TDAC diterapkan untuk semua kedatangan internasional melalui laut, udara, atau darat.
"Sistem baru ini jauh lebih efisien karena kesederhanaan dan kenyamanannya. Format digital kartu kedatangan dapat diakses kapan saja dan di mana saja, tidak seperti sistem sebelumnya di mana kartu didistribusikan staf maskapai atau bandara," ia menjelaskan, dikutip dari The Thaiger, Senin, 28 April 2025.
TDAC terintegrasi dengan database biometrik biro, memungkinkan petugas imigrasi memverifikasi latar belakang kriminal pengunjung internasional. Bangkok Post mewartakan, konektivitas antara kedua sistem memastikan informasi tentang akomodasi pengunjung yang dideklarasikan di Thailand secara otomatis diperbarui dalam database biro, menghilangkan kebutuhan untuk entri data manual.
Kepala Kepolisian Nasional Kittharath Punpetch menyebutkan pada 25 April 2025 bahwa sistem baru ini akan meningkatkan efisiensi operasional Biro Imigrasi Thailand. Juga, membantu mencegah kegiatan kriminal dengan menghalau geng menggunakan negara itu sebagai basis.
Mendukung Keamanan
Punpetch menyoroti bahwa pemanfaatan orang Thailand untuk memalsukan bisnis yang dikendalikan orang asing, terutama mereka yang berasal dari China, jadi perhatian keamanan utama. Dia juga mencatat kesiapan pemerintah China dan kedutaannya di Bangkok untuk mendukung Thailand dalam mengatasi mereka yang mengeksploitasi negara tersebut.
Sebelumnya, pejabat setempat menekankan bahwa TDAC bukanlah visa, tapi bersifat wajib. Pengunjung akan diminta memasukkan rincian paspor, alamat akomodasi di Thailand, dan informasi kesehatan tertentu.
Siapa pun yang datang dari kota atau pelabuhan yang ditandai sebagai berisiko tinggi untuk penyakit menular dalam dua minggu sebelumnya mungkin juga diminta memberi data kesehatan tambahan. Meski begitu, tidak semua pelancong diwajibkan mengisi TDAC.
Diplomat, pejabat konsuler, dan anggota organisasi internasional tertentu, beserta tanggungan dan staf mereka, dikecualikan dari aturan pengisian kartu kedatangan digital ini. Warga negara Thailand yang kembali ke rumah juga tidak perlu mengisi TDAC, baik di perbatasan darat, laut, maupun udara.
Sempat Ditangguhkan
Sebelumnya, pemerintah Thailand sempat menangguhkan sementara prosedur pengisian fomulir TM6 fisik untuk meningkatkan pariwisata dan mengurangi kepadatan di pos imigrasi. Namun karena masalah keamanan atas kasus penculikan di negara tersebut, belum lama ini, Thailand beralih menggunakan formulir digital untuk melacak wisatawan selama mereka tinggal dan meningkatkan kepercayaan pada standar keselamatan.
Sumber mengungkap bahwa pemerintah Thailand juga mempertimbangkan menangguhkan sementara pajak wisata sebesar 300 baht, atau sekitar Rp143,5 ribu. Otoritas setempat mengatakan bahwa mereka memprioritaskan formulir TM6 digital sebelum mengadopsi jenis pemeriksaan kedatangan lain untuk mencegah kebingungan di antara wisatawan.
Awal bulan lalu, VN Express melaporkan, banyak wisatawan membatalkan kunjungan ke Bangkok selama Songkran. Sekretaris Jenderal Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, Adith Chairattananon, mengatakan bahwa ada penurunan 20 persen dalam kedatangan wisatawan China selama Tahun Baru Thailand dibandingkan tahun lalu, menurut Nation Thailand.
Ini merupakan dampak gempa terkuat di Myanmar dalam 100 tahun pada 28 Maret 2025 yang menyebabkan getaran di Bangkok dan sebagian Vietnam, serta China. Banyak wisatawan asing di Bangkok takut saat gempa mengguncang gedung-gedung tinggi, membuat dinding retak, dan menyebabkan air tumpah dari kolam renang di atap.