Liputan6.com, Jakarta - Beberapa maskapai besar mengubah rute penerbangan mereka dalam upaya menghindari terbang di atas Pakistan setelah hubungan negara itu memanas dengan India. Tingkat konflik kedua negara naik tajam setelah pembantaian turis, baru-baru ini, yang menciptakan titik nyala geopolitik terbaru yang mengganggu perjalanan global.
Air France mengatakan telah menangguhkan penerbangan di atas negara Asia Selatan tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut karena "evolusi ketegangan baru-baru ini antara India dan Pakistan," lapor CNN, Kamis (8/5/2025). Maskapai penerbangan itu "menyesuaikan jadwal penerbangan dan rencana penerbangannya ke dan dari tujuan tertentu."
Pihaknya juga menyebut bahwa beberapa rute akan membutuhkan waktu penerbangan yang lebih lama. Gangguan perjalanan terjadi dua minggu setelah militan membantai 26 warga sipil, kebanyakan turis, di kota pegunungan Pahalgam di Kashmir yang dikelola India.
India dengan cepat menyalahkan Pakistan, yang telah lama dituduh melindungi kelompok militan. Di sisi lain, Pakistan menyangkal keterlibatannya, dan ketegangan telah meningkat sejak itu dengan serangkaian langkah tit-for-tat antara kedua negara.
Kedua belah pihak telah menutup wilayah udara mereka sejak serangan itu. Tapi, meningkatnya ketegangan berdampak pada maskapai penerbangan internasional dan kemungkinan akan merugikan mereka karena pesawat membakar bahan bakar ekstra dengan mengambil rute lebih panjang.
Artinya, gangguan tersebut dapat menambah biaya bagi maskapai penerbangan, yang telah harus berhati-hati tentang titik nyala utama lainnya dalam beberapa tahun terakhir. Ini termasuk Timur Tengah dan daerah yang dekat dengan garis depan Ukraina-Rusia.
Pengalihan Rute dan Pembatalan Penerbangan
Data pelacakan penerbangan menunjukkan beberapa penerbangan British Airways, Swiss International Air Lines, dan Emirates melakukan perjalanan di atas Laut Arab, kemudian berbelok ke utara menuju Delhi untuk menghindari wilayah udara Pakistan.
Maskapai Batik Air juga mengumumkan pembatalan sementara penerbangan internasional menuju dan dari Lahore, Pakistan (LHE), serta Amritsar, India (ATQ) pada 7 dan 8 Mei 2025. Jadwal empat penerbangan Kuala Lumpur (KUL) – Lahore (LHE) & Amritsar (ATQ) yang terdampak, yakni:
- Rute Kuala Lumpur (KUL) – Lahore (LHE) dengan nomor penerbangan OD-131 waktu keberangkatan 5.35 waktu setempat yang dijadwalkan terbang pada 7 dan 8 Mei 2025.
- Rute Lahore (LHE) – Kuala Lumpur (KUL) dengan nomor penerbangan OD-132, waktu keberangkatan 9.35 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat pada 7 dan 8 Mei 2025.
- Rute Kuala Lumpur (KUL) – Amritsar (ATQ) dengan nomor penerbangan OD-271 6.40 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat pada 7 Mei 2025.
- Rute Amritsar (ATQ) – Kuala Lumpur (KUL) dengan nomor penerbangan OD-272 11.05 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat 7 Mei 2025.
"Operasional penerbangan tidak dapat dilakukan pada periode tersebut," ungkap Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam rilis pada Lifetsyle Liputan6.com, Rabu, 7 Mei 2025.
Prioritaskan Keselamatan
Hal ini, menurut Danang, dilakukan karena Batik Air ingin mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, tidak hanya seluruh pelanggan, namun juga awak pesawat. "Sebagai bagian dari komitmen ini, Batik Air terus memantau secara cermat perkembangan situasi di kawasan terdampak," imbuhnya.
Maskapai penerbangan itu mengaku terus berkoordinasi dengan otoritas penerbangan dan pihak terkait lain guna memastikan informasi dan keputusan yang tepat. Batik Air akan menyampaikan informasi lanjutan secara berkala melalui kanal resmi seiring perkembangan situasi.
"Pelanggan yang terdampak akan mendapat layanan pengaturan ulang perjalanan sesuai kebijakan yang berlaku," tandas Danang.
Kashmir, salah satu titik nyala paling berbahaya di dunia, sebagian dikendalikan India dan Pakista, tapi kedua negara mengklaimnya secara keseluruhan. Sejak kemerdekaan mereka dari Inggris hampir 80 tahun lalu, dua saingan bersenjata nuklir telah melalui tiga perang atas wilayah pegunungan yang sekarang dibagi oleh perbatasan de-facto yang disebut Garis Kontrol (LOC).
Tidak Hanya Berdampak pada Penerbangan
Setelah pembantaian turis, India dan Pakistan telah menunjukkan kekuatan militer mereka, membuat kedua negara gelisah. Ketika ketegangan militer meningkat, pertukaran budaya antara New Delhi dan Islamabad juga terhenti.
India telah memblokir akun media sosial selebritas Pakistan dan film India yang sangat dinanti-nantikan yang menampilkan aktor Pakistan sekarang kemungkinan tidak akan dirilis di negara tersebut. Fawad Khan, seorang aktor, penyanyi, dan produser dengan banyak pengikut di India, mengumumkan kembalinya ke Bollywood, bulan lalu, membuat para penggemar bersemangat.
Tapi, filmnya yang akan datang, "Abir Gulaal," tidak akan tayang di bioskop pada 9 Mei 2025, seperti yang direncanakan sebelumnya, menurut laporan media lokal. Kembalinya Khan ke Bollywood sempat dipuji sebagai berita yang menggembirakan oleh para kritikus dan penggemar India.
Aktor, yang telah tampil dalam film-film India di masa lalu, menghilang dari layar lebar India pada 2016 setelah puluhan tentara India tewas dalam serangan militan di Kashmir yang dikelola India yang diikuti bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan yang diperebutkan.