Liputan6.com, Jakarta - Viscose rayon adalah salah satu bahan kain yang banyak digunakan di dunia fesyen saat ini. Kain ini terbuat dari serat selulosa yang diekstrak dari kayu, seperti kayu akasia dan eukaliptus.
Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahapan kimia yang mengubah pulp kayu menjadi serat yang bisa ditenun jadi kain. Meski sering dianggap ramah lingkungan karena berasal dari sumber daya terbarukan, proses produksinya juga memiliki dampak yang perlu diperhatikan.
Mengutip laman Dalstonmill Fabrics, Rabu (7/5/2025), proses ini dimulai dengan pengolahan kayu jadi pulp selulosa, yang biasanya berasal dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelanjutan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya yang digunakan tetap terjaga keberlanjutannya.
Setelah itu, pulp selulosa akan mengalami proses alkalisasi. Di sini, pulp akan direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH) untuk membentuk alkali selulosa.
Proses ini berfungsi untuk membersihkan serat dan melarutkan hemiselulosa. Selanjutnya, alkali selulosa akan mengalami pemeraman dalam kondisi terkontrol untuk menurunkan derajat polimerisasi selulosa, yang bertujuan memudahkan tahapan berikutnya dan meningkatkan kualitas produk.
Setelah proses pemeraman, tahap selanjutnya adalah xantasi, di mana alkali selulosa akan direaksikan dengan karbon disulfida (CS2) untuk membentuk selulosa xanthate. Ini adalah tahap kunci dalam proses pembuatan viscose.
Selanjutnya, selulosa xanthate akan dilarutkan dalam larutan natrium hidroksida untuk membentuk larutan viscose yang kental dan berwarna kuning. Setelah larutan viscose siap, proses spinning dimulai. Dalam tahap ini, larutan viscose dipaksa melalui lubang-lubang kecil (spinneret) ke dalam larutan asam sulfat (H2SO4) dan garam, yang akan meregenerasi selulosa menjadi serat viscose.
Proses Pembuatan Viscose Rayon
Setelah serat terbentuk, langkah selanjutnya adalah pencucian dan pemutihan untuk menghilangkan sisa-sisa bahan kimia dan meningkatkan kecerahannya. Lalu dilanjutkan dengan proses pencucian, serat viscose dikeringkan hingga mencapai kadar air yang ideal.
Terakhir, serat viscose yang sudah siap akan dikemas dan dikirim ke pabrik tekstil untuk diolah lebih lanjut menjadi kain yang kita kenal. Dengan proses panjang tersebut viscose rayon menjadi material pakaian yang nyaman dipakai, terasa ringan karena berpori, bentuknya tidak mudah kusut, teksturnya pun lembut, tahan lama, dan harganya pun masih terjangkau dibanding serat lain seperti Tencel.
Dalam beberapa tahun terakhir, produsen viscose mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi bahan ini dan menggunakan metode yang lebih bersih di seluruh prosesnya. Hutan bersertifikat FSC juga berperan dalam menyediakan sumber daya yang dikelola secara berkelanjutan. Versi viscose yang lebih baru seperti Lyocell adalah pilihan kain yang berkelanjutan.
Klaim Ramah Lingkungan dan Kegunaan Viscose Rayon
Meski viscose rayon sering disebut sebagai bahan ramah lingkungan, kita perlu melihat klaim ini dengan kritis. Meskipun bahan bakunya berasal dari sumber daya terbarukan, proses produksinya menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, penting bagi pabrik untuk menerapkan sistem tertutup dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Viscose rayon yang bersertifikasi, seperti Ecovero, menandakan bahwa proses produksinya telah memenuhi standar lingkungan yang lebih ketat.
Jadi, saat memilih produk berbahan viscose rayon, pastikan untuk mencari yang memiliki sertifikasi tersebut. Viscose rayon banyak digunakan dalam industri tekstil karena sifatnya yang lembut, nyaman, dan menyerap keringat. Bahan ini digunakan untuk membuat berbagai macam produk, di antaranya:
- Pakaian (pakaian sehari-hari, pakaian formal, pakaian olahraga)
- Tekstil rumah tangga (sprei, selimut, handuk, tirai)
- Produk non-woven (tisu basah, pembalut wanita, popok)
- Produk medis (perban, masker)
Rekomendasi Merek Fashion Berkelanjutan
Di Indonesia konsep fashion ramah lingkungan sudah makin populer. Mengutip dari laman FIMELA, Rabu (7/5/2025), berikut beberapa rekomendasi di antaranya.
1. SARE/studio
Brand yang satu ini sudah tak asing lagi. SARE/studio menghadirkan Everyday Pajamas pertama di Indonesia untuk perempuan, laki-laki, dan anak-anak. Produk SARE/studio bervariasi dari piyama hingga pakaian rumah nan nyaman dan sederhana.
2. Yonivida & This is a love song (TIALS)
Merek pakaian dalam yang diproduksi secara berkelanjutan di Bali ini tidak hanya menggunakan material serat alami LENZING™ ECOVERO™, tapi juga memberdayakan komunitas dan masyarakat lokal dalam proses produksinya. Berawal dari produk kaos sederhana, This is a love song (TIALS) yang didirikan sejak 2010 kini memperluas koleksinya hingga ke intimate wear dan body suit.
3. Alowalo
Alowalo menawarkan pilihan kaos dan loungewear yang dapat dikenakan di berbagai kesempatan. Tak cuma penuh gaya, produk Alowalo juga ramah lingkungan berkat material serat LENZING™ ECOVERO™. Temukan koleksi kolaborasi dengan Alika Islamadina yang menggunakan serat LENZING™ ECOVERO™ di situs web Alowalo.
4. H&M Indonesia
Brand favorit hampir semua kalangan ini tak pernah lelah untuk berinovasi. Merek fashion global yang berasal dari Stockholm, Swedia ini juga menawarkan koleksi pakaian untuk pria maupun wanita yang memanfaatkan serat ramah lingkungan LENZING™ ECOVERO™. Koleksi ini terdiri dari basic, atasan, bawahan, sampai koleksi dress.