Dukung Eksistensi Radio, Kemenekraf Bikin Studio Mini dan Siaran di Gedung Perkantoran sampai Mal

23 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) berkolaborasi dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) menginisiasi program Radio Masih Ada. Hal ini dilakukan untuk kembali menghidupkan peran radio di tengah era transformasi digital yang semakin mengemuka.

Meski teknologi semakin maju dan siaran audio visual seperti Youtube makin bertumbuh, siaran radio disebut masih punya banyak peminat. Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mengakui mengambil langkah ini untuk mendorong radio bertumbuh bersama digitalisasi dengan kolaborasi dan berkembangnya industri kreatif.

“Dan tentu upaya bersama untuk menghidupkan kembali semangat, memori, dan kedekatan yang diberikan oleh sebuah media, yaitu sebuah radio yang menjadi semangat kita me-launching program hari ini,” kata Riefky saat peluncuran program Radio Masih Ada di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).

Menekraf Riefky mengatakan program ini juga untuk mendukung berkembangnya industri radio di Indonesia terkait dengan tantangan digitalisasi terestrial untuk radio. 

Kolaborasi dengan RRI dan Radio Swasta

Program Radio Masih Ada juga akan menyasar ke gedung perkantoran dan tempat publik lainnya seperti mal atau pusat perbelanjaan dalam bentuk mini studio untuk mendekatkan radio sebagai ruang untuk berkreasi. Selain dengan RRI, Kemenekraf juga bakal bekerja sama dengan beberapa radio swasta nasional untuk membuat program serupa.

Untuk tahap awal, siaran akan dilakukan di studio mini di lobby Thamrin Nine, Jakarta Pusat sampai beberapa bulan mendatang. Menekraf Teuku Riefky Harsya menambahkan, program ini menyasar anak muda untuk memperkenalkan hasil kreasinya, karena industri radio masih menjadi sarana media yang mudah diakses untuk menghidupkan ekosistem industri kreatif lainnya seperti periklanan, musik dan penyiar atau voice over.

"Butuh keberpihakan kita bersama, tapi juga butuh dukungan terutama dari generasi muda, agar industri radio ini juga tetap bisa bertahan," kata Riefky.

Alasan Radio Harus Tetap Eksis

Dalam momen yang sama, Direktur Utama LPP RRI I Hendrasmo mengatakan melalui program kolaborasi ini ingin menyampaikan pesan kuat kepada publik bahwa radio masih relevan, dibutuhkan, dan masih punya masa depan.

Hendrasmo mengatakan alasan radio harus tetap eksis. Di antaranya radio memiliki karakter yang tidak tergantikan oleh media visual karena membangun imajinasi, kedekatan emosional dan menyampaikan informasi dengan cara yang personal dan akrab.

Hal ini berkaitan dengan data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 yang disampaikan Hendrasmo, bahwa sebanyak 8,6 persen dari populasi Indonesia atau sebanyak 25 juta orang masih menjadi pendengar radio.

Sementara melalui survei Good Start, pengguna radio pada kalangan anak muda sebanyak 52 persen responden menjawab mendengarkan radio setidaknya dalam satu bulan terakhir, dan 14,6 persen mendengarkan 2-4 hari sekali dan 10 persen responden mendengarkannya setiap hari.

Hendrasmo juga mengatakan masyarakat juga sudah mulai bergeser ke platform digital untuk mendengarkan radio baik komputer maupun ponsel dan 52 persen masih bertahan untuk mendengarkan radio melalui perangkat analog.

100 Stasiun Penyiaran RRI di Indonesia

"Ini adalah bukti bahwa radio belum benar-benar tinggalkan kebangkitan. Ia hanya sedang mencari cara baru untuk beradaptasi dan menyapa pendengarnya, radio tetap menjadi media inklusif, mudah diakses, dan memiliki daya jangkau yang luas bahkan sampai ke pelosok-pelosok negeri yang belum stabil koneksi internetnya," terangnya.

Ia juga mengatakan kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat ekosistem pelaku industri radio tetapi juga mendorong tumbuhnya inovasi konten berbasis audio dan ekonomi kreatif, mulai dari penyiaran komunitas, podcast lokal, hingga kampanye sosial yang berdampak.

Hendrasmo berharap, LPP RRI bisa ikut membangun ekosistem ekonomi kreatif pada industri radio, baik itu di pusat kota maupun di pelosok daerah, melalui kerjamasa strategis dengan para pemangku kepentingan, termasuk Kemenekraf.

"Sistem yang dimiliki RRI ini sudah multiplatform. RRI di seluruh daerah Indonesa juga menjadi simpul ekonomi kreatif bagi para seniman untuk mengorbitkan karya mereka," ucapnya.

RRI memiliki lebih dari 100 stasiun penyiaran radio di seluruh Indonesia, 37 diantaranya berada di wilayah terluar Indonesia. Jaringan penyiaran yang luas ini menjadi modal pertama bagi RRI untuk mendukung ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |