Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China resmi mengumumkan kebijakan bebas visa transit selama 10 hari atau 240 jam bagi Warga Negara Indonesia. Kebijakan ini efektif berlaku mulai hari ini, Kamis (12/6/2025).
Mengutip Antara, kebijakan ini memungkinkan warga Indonesia yang memenuhi syarat untuk masuk melalui salah satu dari 60 pelabuhan yang tersebar di 24 wilayah tingkat provinsi di China. Mereka dapat tinggal hingga 240 jam atau 10 hari tanpa perlu mengajukan visa sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan ketiga.
Pengumuman ini disampaikan melalui laman Badan Imigrasi Nasional China dan dikutip oleh media pemerintah Tiongkok. Indonesia menjadi negara ke-55 yang mendapatkan kebijakan bebas visa transit dari pemerintah China. Langkah ini merupakan bagian dari upaya China untuk meningkatkan perjalanan dan pertukaran internasional.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyambut baik kebijakan tersebut. "Saat pertemuan bilateral di Jakarta, Perdana Menteri China Li Qiang telah menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai rencana bebas visa transit 10 hari tersebut, kata Dubes Djauhari lapor Antara di Beijing.
Mempererat Konektivitas
Menurutnya, kebijakan ini akan semakin mempererat people to people connect, khususnya di sektor pariwisata kedua negara. Selain kebijakan bebas visa transit untuk Indonesia, pada 3 Juni 2025, pemerintah China juga memberikan fasilitas visa multi-entry selama lima tahun bagi para pebisnis dari 10 negara Asia Tenggara dan Timor Leste sebagai observer di ASEAN.
Visa ini juga berlaku untuk pasangan dan anak-anak pemohon visa dengan masa tinggal maksimum 180 hari. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa China dan ASEAN telah memajukan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama dan mencapai kemajuan penting dalam membangun rumah yang damai, aman, makmur, indah, dan bersahabat.
"Kunjungan antara masyarakat China dan negara-negara Asia Tenggara berlangsung secara intensif. Ada harapan bersama untuk semakin mempermudah perjalanan antara China dan ASEAN," ungkap Lin Jian.
China dengan Kebijakan Bebas Visa
China telah menetapkan berbagai kebijakan bebas visa untuk memudahkan perjalanan internasional. Saat ini, China memiliki perjanjian bebas visa secara timbal-balik dengan 25 negara, bebas visa unilateral untuk 38 negara, dan bebas visa transit untuk 54 negara.
Di Asia Tenggara, perjanjian timbal balik bebas visa telah diberlakukan bagi warga negara Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Selain itu, China juga mengumumkan kebijakan bebas visa terhadap enam negara Teluk anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), yaitu Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Kebijakan serupa juga berlaku bagi pemegang paspor biasa dari Brazil, Argentina, Chili, Peru, dan Uruguay.
Menurut Badan Administrasi Imigrasi Nasional China, jumlah orang asing yang datang ke China dengan memanfaatkan fasilitas bebas visa pada tahun 2024 mencapai 20,1 juta orang, meningkat 112,3 persen dibandingkan tahun 2023. Kebijakan ini diharapkan dapat terus meningkatkan pertukaran budaya dan ekonomi antara China dan negara-negara penerima kebijakan bebas visa, termasuk Indonesia.
Tempat Wisata di China
Dengan bebas visa transit, warga Indonesia yang hendak mampir ke destinasi terkenal di Tiongkok tentu tergiur untuk menjelajahi spot pariwisatanya. Berikut beberapa tempat wisata yang bisa Anda jelajahi di China yang dirangkum dari kanal Hot Liputan6.com 17 November 2022.
1. Great Wall
Great Wall atau Tembok Besar Cina merupakan landmark yang sejak lama menjadi ikon negara China. Tempat wisata di China satu ini dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
2. Forbidden City
Forbidden City atau Kota Terlarang merupakan sebuah istana peninggalan Dinasti Ming. Disebut Kota Terlarang karena pada masa kekuasaan Dinasti Ming, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memasuki area istana yang menjadi tempat tinggal bagi Kaisar.
3. Yuanyang Rice Terraces, Yunnan
Tidak hanya bangunan bersejarah, ada pula situs warisan dunia di China yang berupa area persawahan. Yuanyang Rice Terraces adalah area persawahan yang berada di pegunungan dengan lahan seluas 17.000 hektar di Provinsi Yunan. Provinsi Yunan berjarak sekitar 3 kilometer dari Ibukota Beijing.