Keluarga Korban Kecelakaan Air India Rela Berikan Sampel DNA untuk Percepat Proses Identifikasi Jenazah

18 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Baru dua hari lalu di Bandara Ahmedabad, Sangeeta Gauswami memeluk erat anak tunggalnya, tidak terbayang bahwa kurang dari 24 jam setelahnya, ia akan duduk membeku karena terkejut dan berduka. Kecelakaan pesawat Air India telah memorak-porandakan dunianya.

Melansir CNN, Sabtu (14/6/2026),  hati keluarga korban pesawat Air India yang jatuh itu semula dipenuhi rasa bangga saat ia mengantar putranya, Sanket, yang berusia 19 tahun dari rumah mereka di negara bagian Gujarat, India Barat, untuk memulai babak baru di universitas di London.

Tiga pejabat dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional India mengatakan pada publikasi itu bahwa perekam penerbangan dari penerbangan yang hancur itu telah ditemukan, sebuah langkah penting yang dapat memberi petunjuk penting pada keluarga tentang mengapa pesawat yang baru lepas landas itu jatuh pada Kamis, 12 Juni 2025..

Boeing Dreamliner menabrak asrama perguruan tinggi kedokteran, menewaskan penumpang, awak, dan sejumlah orang di darat yang jumlahnya tidak diketahui, menjadikannya salah satu kecelakaan pesawat paling mematikan di India dalam beberapa dekade.

Beri Sampel DNA

Selama berjam-jam, Gauswami berpegang teguh pada harapan samar bahwa Sanket, entah bagaimana, berhasil keluar hidup-hidup. Namun pada Kamis malam, harapan itu berubah jadi mimpi buruk saat ia menawarkan DNA-nya untuk membantu mengidentifikasi anak tunggalnya di antara korban meninggal.

"Kami tidak mendapat kabar," katanya sambil terisak, duduk bersama saudara perempuannya, yang juga menangis. "Kami terus bertanya, tapi tidak seorang pun memberi tahu kami."

Sementara itu, Sunny Kakadia telah lama berteman dengan Javed Ali Syed, yang berada di pesawat Air India yang jatuh bersama istrinya Mariam dan anak-anak mereka yang masih kecil Zayn, 6, dan Amani, 4. Kedua sahabat itu tumbuh bersama di Mumbai, kuliah bersama, dan menghadiri pernikahan satu sama lain.

Javed bekerja di manajemen hotel di London dan memegang kewarganegaraan Inggris. Dia telah tinggal di sana selama 10 tahun dan pulang untuk mengunjungi ibunya yang sakit jantung. Kakadia mengantar temannya itu ke bandara Mumbai, dari sana dia naik pesawat ke Ahmedabad, bandara tempat dia dan keluarganya akan terbang pulang ke London.

Kesedihan Keluarga Korban

Berbicara pada CNN dari rumah sakit kota pada Jumat, 13 Juni 2025, Kakadia berkata, "Kami tiba di sini pukul 2 pagi, saudaranya dan saya. Dia memberikan sampel DNA-nya. Mereka memberi tahu kami bahwa kami baru akan mendapatkan hasilnya pada hari Minggu."

Dia melanjutkan, "Kami juga telah bertanya di rumah sakit lain, berlarian ke sana kemari, kami bahkan belum sempat menangis." Sampel DNA telah dikumpulkan dari lebih dari 190 kerabat di Rumah Sakit Sipil Ahmedabad dan sedang diverifikasi terhadap jenazah yang dievakuasi dari lokasi kecelakaan.

Ini adalah proses yang menyakitkan yang bisa memakan waktu hingga 72 jam, menurut pejabat negara bagian Harshit Gosavi, yang mengawasi operasi tersebut. Kesedihan memenuhi lorong-lorong rumah sakit saat keluarga bergulat dengan kehilangan orang yang mereka cintai.

Di satu sudut, tangisan seorang perempuan tua menembus isak tangis orang lain. Kesedihan pada Jumat sangat kontras dengan kekacauan sehari sebelumnya, ketika para kerabat bergegas ke rumah sakit dengan harapan menemukan orang yang mereka cintai dalam keadaan hidup.

Satu-satunya Korban Selamat

Keluarga Manisha Thapa tampak terpukul setelah bergegas dari rumah mereka di kota Patna dengan penerbangan pertama yang dapat mereka temukan setelah mengetahui kecelakaan pesawat tersebut. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa perempuan berusia 27 tahun itu berada di antara awak kabin dalam penerbangan tersebut.

"Saya berbicara dengannya sehari lalu," kata ibunya, suaranya bergetar saat ia menyeka air matanya dengan tisu yang diberikan teman putrinya. "Kami berbicara setiap hari. Ia menelepon untuk memberi tahu saya bahwa kami tidak dapat berbicara karena ia akan melakukan penerbangan yang panjang."

Ayah Manisha tidak berhenti menangis sejak ia memberikan sampel DNA-nya pada Jumat pagi. Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi Ahmedabad pada Jumat, memeriksa lokasi kecelakaan dan bertemu dengan satu-satunya korban selamat, warga negara Inggris bernama Vishwash Kumar Ramesh.

Kisah Ramesh disebut sebagai sebuah keajaiban. Video dirinya berjalan menolong korban kecelakaan dengan baju berlumuran darah, dan terbaring di rumah sakit dengan beberapa luka dan memar, beredar luas di media sosial.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |