Tren Industri Kuliner yang Dirodai Inovasi Kreatif dan Keberlanjutan

22 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Industri kuliner saat ini sedang mengalami transformasi besar-besaran yang didorong dua pilar utama: kreativitas dan keberlanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini telah menunjukkan respons proaktif terhadap perubahan sosial dan bisnis global.

Mengutip Hospitality Net, Sabtu (14/6/2025), Professor Director School of Hospitality Leadership at East Carolina University, Robert O’Halloran, mengatakan, pandemi COVID-19 telah jadi katalisator bagi banyak operator F&B untuk beradaptasi dengan cepat, tidak hanya untuk bertahan, tapi juga berkembang di tengah tantangan yang ada.

Tren ini tidak hanya terlihat dari inovasi produk dan layanan, tapi juga teknologi yang digunakan dalam operasional sehari-hari. "Industri F&B kini semakin berfokus pada keberlanjutan, mengedepankan praktik yang baik bagi lingkungan, masyarakat, dan bisnis itu sendiri," katanya.

Salah satu aspek penting dari keberlanjutan adalah kemasan ramah lingkungan. Penggunaan plastik sekali pakai semakin ditinggalkan, digantikan bahan yang dapat terurai secara hayati dan mudah didaur ulang, yang merupakan bagian dari upaya meminimalkan dampak lingkungan.

Tren Konsumsi Makanan yang Berkesadaran

Selain itu, tren konsumsi makanan juga mengalami perubahan signifikan. Konsumen kini lebih sadar akan kesehatan dan cenderung menghindari gula, serta bahan buatan dalam minuman.

Produk F&B fungsional yang menawarkan manfaat kesehatan, seperti meningkatkan hidrasi, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan usus jadi semakin populer. Keberlanjutan juga tercermin dalam meningkatnya permintaan terhadap produk non-daging.

Produk nabati, termasuk makanan laut berbasis tanaman, mulai mendapat tempat di hati konsumen yang peduli akan dampak lingkungan dari konsumsi daging. Perubahan ini didorong kekhawatiran terhadap praktik penangkapan ikan komersial yang tidak berkelanjutan dan dampak lingkungan dari peternakan skala besar.

Tren lain yang muncul adalah pergeseran pola konsumsi yang lebih berfokus pada kenyamanan dan fleksibilitas. Dengan semakin banyak orang bekerja dari rumah, karena mengambil pekerjaan remote, memasak jadi pilihan yang lebih ekonomis dan nyaman dibandingkan makan di luar.

Selain itu, layanan pengiriman makanan dan paket bahan siap masak semakin diminati, menawarkan solusi praktis bagi mereka yang ingin menikmati makanan berkualitas tanpa harus keluar rumah.

Inovasi Penggunaan Teknologi dalam Bisnis F&B

Tinjauan tren terkini menggambarkan proses makanan lokal sebagai sistem makanan hiperlokal, yang bekerja berdasarkan prinsip bahwa semua yang kita konsumsi bersumber dari lokasi terdekat. Upaya lokal akan berdampak pada biaya keseluruhan, dengan menghilangkan atau mengurangi biaya transportasi.

Terakhir, inovasi transparansi rantai pasokan yang didukung teknologi penting, mengingat akademisi dan perusahaan rintisan yang mengembangkan "kode batang DNA" untuk F&B, sebuah proses yang menambahkan jenis ragi ke produk, yang kemudian dapat dilacak di setiap tahap rantai pasokan.

Dari meningkatkan pengalaman pelanggan hingga efisiensi dan keberlanjutan, teknologi telah merevolusi cara industri F&B beroperasi. Robot layanan dan digitalisasi restoran ada di mana-mana, seperti halnya pelacakan data penjualan waktu nyata, selain opsi pemesanan dan pengiriman yang ditingkatkan.

Teknologi juga dapat mendukung pemenuhan kebutuhan makanan dan membantu mengurangi limbah. Selain itu, upaya menggunakan Kecerdasan Buatan (AI) dan data besar dapat memberi analisis dan wawasan dalam F&B dan melakukannya lebih cepat daripada upaya pengambilan keputusan tradisional.

Tren dan Inovasi Teknologi Pangan

Mengutip Food Inspiration, pakar layanan makanan Fascal Hukker memilih beberapa tren dan inovasi teknologi pangan yang paling menarik. Berikut di antaranya:

1. Kopi alternatif sedang naik daun

Industri F&B bisa mengamati tren membuat berbagai jenis makanan maupun minuman alternatif kopi, terutama dengan meningkatnya konsumsi kopi di negara-negara peminum teh, seperti India dan Cina, dengan mempertimbangkan iklim.

Menu plant-based makin bertebaran, bukan hanya untuk para vegetarian, tapi Gen Z yang kepeduliannya terhadap lingkungan lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Ke depan, orang-orang akan mengonsumsi menu plant-based dengan alasan untuk menjaga Bumi.

3. Steak Berbasis Tanaman

Bukan hanya secara umum, makin banyak makanan yang berbasis plant-based, tapi daging plant-based juga makin familiar. Steak berbahan nabati memadukan protein kedelai, tepung kacang dan beras, minyak lobak, serta campuran mikroba yang telah dipatenkan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |