Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan pidato kunci di International Conference on Infrastructure 2025 (ICI 2025) di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Kamis, 12 Juni 2025. Dalam pidatonya, Widiyanti menyoroti tantangan dan peluang dalam pembangunan infrastruktur pariwisata di Indonesia, dengan fokus khusus pada pengembangan wisata kesehatan dan kebugaran di Batam.
Widiyanti mengungkapkan bahwa infrastruktur pariwisata tidak hanya bergantung pada elemen besar seperti jalan, listrik, dan bandara, tetapi juga pada fasilitas publik dan pusat informasi yang memadai. "Kami menyadari pembangunan infrastruktur memiliki tantangannya sendiri, salah satunya melekat pada kondisi geografis Indonesia dengan begitu banyak daerah terpencil dan masih sulit diakses, ujar Widiyanti melalui keterangan rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com.
Dalam konteks wisata kesehatan dan kebugaran, Batam menjadi salah satu fokus utama pemerintah melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata Internasional. Zona ini dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan terintegrasi dalam lingkungan pariwisata yang memikat.
Daya Saing Wisata Kesehatan
"Jika dikembangkan dengan baik, mereka dapat membantu mempertahankan pengeluaran domestik sekaligus menarik pengunjung internasional yang menghargai pengalaman kesehatan, jelas Menteri Widiyanti.
Ia juga menyoroti potensi alam, budaya, dan tradisi penyembuhan Indonesia yang dapat bersaing di pasar wisata kesehatan global. Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan telah menginisiasi kerja sama untuk memajukan sektor ini, dimulai dengan Pedoman Wisata Kesehatan Indonesia pada 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut menegaskan potensi ekonomi dari pariwisata kesehatan di Indonesia. Menurutnya, terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 84 miliar dolar AS dari sektor ini. Apabila warga negara Indonesia sendiri lebih tertarik melakukan belanja kesehatannya di Tanah Air, warga negara asing akan ikut berdatangan, kata Budi.
Untuk mencapai target tersebut, Menteri Widiyanti menekankan pentingnya kemitraan publik-swasta, skema pembiayaan yang inovatif, dan model yang dipimpin masyarakat. Kami membutuhkan kemitraan yang menyatukan inovasi, akuntabilitas, dan tujuan bersama, tambah Menpar Widiyanti.
Ajak Pemangku Kepentingan Berinvestasi
Menteri Pariwisata mengajak pemangku kepentingan untuk berinvestasi di sektor pariwisata kesehatan dan kebugaran di Indonesia. "Bergabunglah dengan kami dalam membangun infrastruktur untuk pariwisata yang lebih maju dan kemakmuran bersama," ajak Menpar.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, Batam siap menjadi destinasi unggulan untuk wisata kesehatan dan kebugaran. Fasilitas kesehatan terintegrasi, infrastruktur yang memadai, dan potensi ekonomi yang besar menjadikan Batam sebagai magnet bagi wisatawan yang mencari pengalaman kesehatan berkualitas.
Turut hadir dalam konferensi tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata Kemenpar, Itok Parikesit, yang mendukung penuh inisiatif ini. Dengan kolaborasi yang kuat, Batam siap menyambut masa depan pariwisata kesehatan dan kebugaran yang cerah.
Sebelumnya, terkait dengan dorongan memajukan wisata kesehatan dan kebugaran, sempat digelar pameran inovasi medis dan wellness terbesar di Indonesia, Medical & Wellness World Tourism Expo (MWWTE) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC) pada 15--17 November 2024. Pameran tersebut menyedot sekitar 15 ribu pengunjung dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, profesional kesehatan, dan para vendor dari berbagai negara.
Medical & Wellness World Tourism Expo 2024 Jadi yang Pertama
Saat itu Direktur Enhaiier Corporation Irmansyah Madewa menyatakan pameran bertujuan memperkenalkan potensi wisata medis dan wellness di Indonesia, khususnya, dan negara sahabat yang berpartisipasi. Data terakhir menyebutkan bahwa Korea Selatan, Malaysia, Iran, Jepang, dan Rusia sudah mengonfirmasi kepesertaannya.
"Di Indonesia sebetulnya banyak juga rumah sakit yang mengedepankan wellness, seperti spa, yoga, dan lain-lain, tapi pada saat ini belum dikenal masyarakat Indonesia... Kami juga ingin orang Indonesia enggak usah ke luar negeri karena di dalam negeri juga punya," kata Irmansyah saat jumpa pers di Jakarta, 8 Oktober 2024.
Ia menyatakan kesehatan dan kebugaran sangat erat dengan pariwisata. Keduanya dapat saling memajukan satu sama lain. Di ajang tersebut, Indonesia menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai salah satu destinasi wisata kesehatan yang dikembangkan pemerintah di Bali.
"Mereka menjadi supporting, strategic partner kita. Kami juga mengundang perusahaan wellness dari luar negeri supaya bisa berinvestasi di Indonesia," terangnya.