Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Batik Air mengumumkan pembatalan sementara penerbangan internasional menuju dan dari Lahore, Pakistan (LHE) serta Amritsar, India (ATQ) pada 7 dan 8 Mei 2025. Keputusan ini diambil menyusul situasi terkini konflik India Pakistan yang membuat penutupan wilayah udara di tempat tujuan.
Jadwal 4 Penerbangan Kuala Lumpur (KUL) – Lahore (LHE) & Amritsar (ATQ) yang terdampak antara lain:
- Rute Kuala Lumpur (KUL) – Lahore (LHE) dengan nomor penerbangan OD-131 waktu keberangkatan 5.35 waktu setempat yang dijadwalkan terbang pada 7 dan 8 Mei 2025.
- Rute Lahore (LHE) – Kuala Lumpur (KUL) dengan nomor penerbangan OD-132, waktu keberangkatan 9.35 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat pada 7 dan 8 Mei 2025.
- Rute Kuala Lumpur (KUL) – Amritsar (ATQ) dengan nomor penerbangan OD-271 6.40 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat pada 7 Mei 2025.
- Rute Amritsar (ATQ) – Kuala Lumpur (KUL) dengan nomor penerbangan OD-272 11.05 waktu setempat yang dijadwalkan berangkat 7 Mei 2025.
"Operasional penerbangan tidak dapat dilakukan pada periode tersebut," ungkap Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro dalam informasi resmi yang diterima Tim Lifetsyle Liputan6.com, Rabu (7/5/2025)
Hal ini menurut Danang, dilakukan karena pihak Batik Air ingin mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan seluruh pelanggan dan awak pesawat. "Sebagai bagian dari komitmen ini, Batik Air terus memantau secara cermat perkembangan situasi di kawasan terdampak," sambungnya lagi.
Pihaknya pun terus berkoordinasi erat dengan otoritas penerbangan dan pihak terkait lainnya guna memastikan informasi dan keputusan yang tepat. Pihak Batik Air akan menyampaikan informasi lanjutan secara berkala melalui kanal resmi seiring denganperkembangan situasi.
"Pelanggan yang terdampak akan mendapatkan layanan pengaturan ulang perjalanan sesuai kebijakan yang berlaku," tandas Danang.
Konflik Kashmir India-Pakistan Kian Memanas
Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, 28 April 2025, konflik Kashmir India-Pakistan kian memanas. Serangan mematikan di Pahalgam, Kashmir pada 22 April 2025 telah meningkatkan ketegangan antara India dan Pakistan di Kashmir secara signifikan.
Amerika Serikat (AS), yang menyatakan keprihatinannya atas eskalasi konflik ini, mendesak kedua negara untuk segera mencari solusi damai dan bertanggung jawab. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Minggu, 27 April 2025 bahwa Washington berhubungan dengan India dan Pakistan sambil mendesak mereka untuk mencapai apa yang disebutnya sebagai "solusi yang bertanggung jawab".
Hal ini menyusul ketegangan telah meningkat antara kedua negara Asia tersebut setelah serangan militan Islam baru-baru ini di Kashmir. Pemerintah AS sudah menyatakan dukungan publik terhadap India setelah serangan tersebut tetapi tidak mengkritik Pakistan.
Sementara itu, India menyalahkan Pakistan atas serangan 22 April di Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan lebih dari dua lusin orang. Adapun Pakistan menyangkal bertanggung jawab dan menyerukan penyelidikan yang netral.
AS Pantau Perkembangan
"Ini adalah situasi yang terus berkembang dan kami memantau perkembangannya dengan saksama. Kami telah berhubungan dengan pemerintah India dan Pakistan di berbagai tingkatan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan melalui email seperti dikutip dari DailyStar.net.
"Amerika Serikat mendorong semua pihak untuk bekerja sama menuju penyelesaian yang bertanggung jawab," tambah juru bicara tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan Washington "berpihak pada India dan mengutuk keras serangan teroris di Pahalgam," mengulangi komentar yang serupa dengan yang baru-baru ini dilontarkan oleh Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance.
Ned Price, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, mengatakan bahwa meskipun pemerintahan Trump memberikan kepekaan yang layak terhadap isu ini, persepsi bahwa mereka akan mendukung India dengan cara apa pun dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut.
AS Berpihak ke India?
"Pemerintahan Trump telah menjelaskan bahwa mereka ingin memperdalam kemitraan AS-India — sebuah tujuan yang terpuji — tetapi mereka bersedia melakukannya dengan cara apa pun. Jika India merasa bahwa Pemerintahan Trump akan mendukungnya sepenuhnya apa pun yang terjadi, kita mungkin akan menghadapi lebih banyak eskalasi dan lebih banyak kekerasan antara negara-negara tetangga yang bersenjata nuklir ini," kata Price.
Sebagai informasi, India merupakan mitra AS yang semakin penting karena Washington bertujuan untuk melawan pengaruh Tiongkok yang meningkat di Asia sementara Pakistan tetap menjadi sekutu AS meskipun kepentingannya bagi Washington telah berkurang setelah penarikan AS dari negara tetangga Afghanistan pada tahun 2021.
Michael Kugelman, seorang analis Asia Selatan yang berkantor pusat di Washington dan penulis untuk majalah Foreign Policy, mengatakan India sekarang merupakan mitra AS yang jauh lebih dekat daripada Pakistan. "Hal ini mungkin membuat Islamabad khawatir bahwa jika India membalas secara militer, AS mungkin bersimpati dengan keharusan kontra-terorismenya dan tidak mencoba menghalangi," kata Kugelman.