SDM Lokal Jadi Penopang Bisnis Wisata Kapal Pesiar

13 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja di sektor pelayaran seperti kapal pesiar membuat kita harus rela berlayar sekian hari, minggu bahkan bulan, berada di tengah lautan dengan melintasi negara-negara dalam waktu yang lama.  Namun, bekerja di sektor pelayaran khususnya kapal pesiar ternyata banyak diminati oleh para pekerja.

Selain itu, permintaan tenaga kerja Indonesia di kapal pesiar menunjukkan adanya permintaan yang cukup menjanjikan dari sejumlah negara. Salah satunya karena kualitas sumber daya manusia (SDM) orang Indonesia yang cukup bagus. Mereka bisa jadi penopang bisnis wisata maritim khususnya kapal pesiar di berbagai negara.

Menurut pengamat pariwisata sekaligus akademisi Robert Alexander Moningka atau biasa dosapa Bob, SDM lokal kita sangat bisa bersaing. Ada orang Indonesia yang belasan tahun bekerja sebagai kru kapal pesiar Disney bagian dapur dan sekarang membuka restoran sendiri.

"Ada yang jsekarang jadi pengampu/dosen setelah pernah bekerja sebagai head kitchen di kapal pesiar Eropa. Ada juga yang pernah menjadi salah satu petinggi di kapal pesiar di Amerika Serikat," kata Bob pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 1 Mei 2025.

Menurut dosen Politeknik Sahid ini, di kapal pesiar, orang Indonesia biasanya bekerja di bagian Food Production (Dapur), Food Beverages Services (Restaurant), dan Housekeeping (Kamar).

Sementara itu menurut Direktur Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar, Herry Rachmat, secara umum posisi yang paling banyak diisi orang Indonesia adalah deck crew, yaitu di bagian perhotelan hospitality.

Umumnya orang Indonesia mulai sebagai kru kapal pesiar di kitchen sebagai Assistant Commis, di FB Service sebagai steward, di laundry sebagai Laundry Attendant dan di housekeeping sebagau Room Attendant. Tidak banyak yang bisa langsung di ditempatkan di tempat terjadi guest contact, biasanya posisi-posisi ini dibolehkan setelah mendapat beberapa kontrak dan mengikuti tes internal.

Program Kerja Nyata di Kapal Pesiar

Namun ada juga beberapa yang dapat memasuki langsung di level supervisor, utamanya yang telah berpengalaman beberapa tahun di hotel di darat dan punya kemampuan komunikasi di level advance english.

"Lulusan Poltekpar sendiri mendominasi posisi di bidang perhotelan, bahkan ada yang sampai menjadi company executive yaitu Chef (Roni Gani TBG 98) posisi tertinggi di Dapur Perusahaan membawahi beberapa kepala dapur kapal pesiar, hal yang sangat langka ditempati orang Indonesia,” terang Herry pada tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 1 Mei 2025.

"Hal itu membuktikan kualitas alumni kita mampu bersaing dengan kualitas pekerja dari negara lain seperti Filipina atau India," lanjutnya.

Ia menambahkan, saat ini ada program Apprentice atau praktek kerja nyata di Carnival Cruise berbasis di Florida, AS. Di bulan Juli 2025 nanti, akan ada enam orang mahasiswa Poltekpar Makassar yang mengikuti program ini.

"Mereka akan belajar secara langsung di kapal pesiar dengan fasilitas sama dengan karyawan namun mendapatkan treatment sebagai student yang datang belajar praktek dengan kurikulum khusus," ungkapnya.

Pendapat senada juga datang darii Rekke Juwita selaku Director Artotel Group Learning Center (AGLC). Ia mengatakan, SDM lokal atau Indonesia sangat mampu untuk bisa bersaing dengan negara yang lain.

Standar di Indonesia Sangat Ketat

"SDM kita bukan hanya punya skill tapi juga mempunyai knowledge yang bagus, attitude atau behaviour hospitality yang santun, friendly dan juga disiplin sehingga dapat memberikan pelayanan yang excellence, yang terbaik," kata Rekke pada tim Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 30 April 2025.

Biasanya orang Indonesia, menurut Rekke sering ditempatkan di beberapa bagian seperti, Kitchen Culinary dan Pastry, Housekeeping, Stewarding dan Food and Beverage Service. Di sisi lain, Chef Gede Baihaki yang juga dosen di Politeknik Sahid Roxy, Jakarta, punya pengalaman bekerja di kapal pesiar selama 12 tahun.

Ia mengungkapkan kualitas orang Indonesia itu bisa dibilang di atas rata-rata. Seleksi di Indonesia bahkan sangat ketat dengan pendidikan minimal D3 lalu pernah pengalaman kerja di hotel berbintang minimal dua tahun.

"Itu standardisasi yang cukup ketat di Indonesia sebelum dikirim ke agent atau kantor resmi dari perwakilan kapal pesiar tersebut di luar negeri sehingga kualitas kita di Indonesia benar-benar terjaga beda dengan beberapa negara, tapi saya tidak mau sebutkan. Ada dari beberapa negara yang tidak punya background dari sekolah pariwisata ataupun perhotelan," jelas Chef Baihaki pada tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 1 Mei 2025.

"Mereka bisa bekerja hanya berdasarkan menguasai bahasa Inggris dan pengalaman restoran kecil baik itu makanan siap saji atau yang tidak standar internasional," tambahnya.

Skill Menyamai Orang Eropa dan Amerika

Situasi itu membuat Chef Baihaki saat masih menjadi chef executive sempat memulangkan beberapa staf dari negara lain karena tidak memenuhi standar dan tidak punya pengalaman yang mmadai. Beberapa dari mereka bahkan sempat mendapat posisi yang bagus sehingga merusak tatanan cara kerja di kapal pesiar.

Jadi bisa dibilang, orang Indonesia memang sudah dibekali banyak ilmu dari sekolah sekolah pariwisata dan perhotelan sehingga ketika dia bekerja di kapal pesiar kompeten dan punya kualitas dan skill yang bisa menyamai orang Eropa maupun Amerika.

"Saya juga bersyukur bisa mendapat ilmu yang memadai selama kuliah pariwisata dan perhotelan di Sahid yang sangat berguna buat karier saya," tuturnya.

Namun ada faktor lain yang mungkin menjadi hambatan SDM atau tenaga kerja Indonesia yaitu homesick atau rindu kampung halaman itu yang sulit untuk diobati.

"Soal homesick ini memang banyak dialami orang Indonesia, tapi mereka tetap bertanggung jawab dan memberikan yang terbaik selama bekerj, itu berdasarkan pengalaman saya pribadi yang pernah lama bekerja di kapal pesiar," pungkasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |