Pangeran Harry Kembali Telan Kekalahan di Pengadilan Inggris, Curhat Ingin Berdamai dengan Raja Charles tapi Dicuekin

15 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry kembali menelan kekalahan di Pengadilan Inggris pada Jumat, 2 Mei 2025. Pengadilan Banding Inggris memutuskan untuk menolak permohonan Pangeran Harry atas kasus ugatan pengembalian fasilitas keamanan yang didanai negara untuk keluarga Sussex.

Fasilitas itu ditarik pemerintah Inggris sebagai konsekuensi atas keputusan Harry dan Meghan Markle untuk mundur sebagai anggota senior kerajaan yang bekerja. Keputusan majelis hakim yang terdiri dari Sir Geoffrey Vos, Lord Justice Bean dan Lord Justice Edis itu menjadi pukulan telak bagi Harry yang hingga kini belum membawa pulang keluarganya ke Inggris dengan alasan keamanan.

Dalam pembacaan putusan tersebut, Hakim Geoffrey mengatakan argumen Harry menyentuh hati, tetapi tidak merupakan tantangan hukum yang sebenarnya. "Mustahil untuk mengatakan bahwa penalaran ini tidak logis atau tidak pantas, bahkan tampak masuk akal," katanya.

Konsekuensi yang tidak disengaja dari keputusannya untuk mundur dari tugas kerajaan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri adalah dia diberikan tingkat perlindungan yang lebih khusus dan umumnya lebih rendah dari saat dia berada di Inggris. Hal itu dengan sendirinya tidak menimbulkan keluhan hukum.

Duke of Sussex tidak berada di Inggris saat putusan dibacakan. Dengan keputusan tersebut, Harry harus membayar biaya hukum untuk kedua belah pihak yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 1,5 juta poundsterling, hampir Rp33 miliar. Meski begitu, Harry masih dapat mengajukan banding ke Mahkamah Agung Inggris.

Seusai putusan itu, Harry pun curhat lewat wawancara dengan BBC. "Saya hancur," ujarnya. "Bukan karena kekalahan itu sendiri, tetapi lebih kepada orang-orang di balik keputusan ini, yang merasa hal ini baik-baik saja. Apakah ini kemenangan bagi mereka?"

Awal Mula Kasus Gugatan Pangeran Harry pada Pemerintah Inggris

Putusan itu menjadi kekalahan kedua Harry atas kasus yang sama. Sebelumnya, pada Februari 2025, hakim Pengadilan Tinggi Inggris Sir Peter Lane menolak kasus sang duke dan memutuskan bahwa pendekatan Ravec tidak irasional atau tidak adil secara prosedural. Hakim mengatakan tidak ada ketidakwajaran dalam keputusan untuk menarik keamanan Harry.

Dia juga menjelaskan bahwa pengacara Harry telah mengambil interpretasi formal yang tidak pantas dari proses Ravec. Hakim menambahkan, "Proses 'khusus' yang dirancang untuk penggugat dalam keputusan 28 Februari 2020 adalah, dan memang, sah secara hukum."

Duke of Sussex mengggugat Kementerian Dalam Negeri Inggris dan Komite Eksekutif untuk Perlindungan Kerajaan dan Tokoh Publik, yang dikenal sebagai Ravec, karena menurunkan tingkat pengamanan untuknya dan keluarganya. Mereka juga diberitahu bisa mendapatkan perlindungan berdasarkan kasus per kasus saat Harry kembali ke Inggris, tetapi dia harus memberi tahu mereka sebelumnya.

Sementara, Harry tetap mengharapkan perlindungan keamanan penuh saat berada di Inggris setelah mereka meninggalkan Inggris dan kehidupan kerajaan. Alibinya, keluarganya membutuhkan perlindungan sepanjang waktu di Inggris karena ancaman yang mereka terima. Dia mengklaim bahwa dia dan Meghan dibedakan dari perlindungan yang diberikan kepada anggota kerajaan lainnya, menurut laporan The Sun.

Ingin Berdamai dengan Raja Charles III

Masih dalam wawancara dengan BBC, setelah kekalahan itu, Harry menyampaikan keinginannya untuk berdamai dengan keluarga kerajaan, tetapi sang ayah, Raja Charles III, disebutnya tak mau berbicara dengannya.

"Saya ingin berdamai dengan keluarga saya, tidak ada gunanya terus bertengkar. Hidup ini berharga, saya tidak tahu berapa lama lagi ayah saya hidup, dia tidak mau bicara dengan saya karena masalah keamanan ini," kata Harry, dikutip dari Hello Magazine.

Namun, ia mengakui bahwa keputusan rekonsiliasi sepenuhnya berada di tangan keluarganya. Ia menambahkan, "Jika mereka tidak menginginkannya, itu sepenuhnya terserah mereka."

Ia juga menyinggung pertengkaran itu dan dampaknya terhadap hubungannya dengan sang kakak, Pangeran William. "Ada begitu banyak perselisihan, perbedaan pendapat antara saya dan sebagian keluarga saya. Situasi saat ini yang telah berlangsung selama lima tahun terkait dengan kehidupan dan keselamatan manusia adalah titik kritis. Itulah satu-satunya hal yang tersisa," katanya.

Di sisi lain, ia mengakui bahwa keputusannya menerbitkan biografi, beberapa waktu lalu, benar-benar merusak hubungannya dengan keluarganya. "Tentu saja, beberapa anggota keluarga saya tidak akan pernah memaafkan saya karena menulis buku. Tentu saja, mereka tidak akan pernah memaafkan saya atas banyak hal."

Tanggapan Istana Buckingham atas Putusan Pengadilan Banding

Pangeran Harry kembali menegaskan bahwa keputusan pengadilan itu membuatnya khawatir tentang keselamatan keluarganya di Inggris. "Saya tidak bisa membayangkan dunia di mana saya akan membawa istri dan anak-anak saya kembali ke Inggris pada saat ini," katanya.

"Saya mencintai negara saya, selalu, meskipun apa yang telah dilakukan beberapa orang di negara itu. Saya merindukan Inggris. Sungguh sangat menyedihkan bahwa saya tidak bisa menunjukkan tanah air saya kepada anak-anak saya," keluhnya.

Ia meyakini ayahnya punya 'banyak kendali dan kemampuan' untuk membalikkan situasi. Setidaknya dengan mengizinkan para ahli untuk melakukan apa yang perlu dilakukan.

"Saya telah diberitahu... bahwa ini adalah konspirasi pejabat lama, dan itulah yang dirasakan," tuding Harry.

Istana Buckingham merilis pernyataan singkat yang diterbitkan oleh The Sun. Tak lama kemudian, dengan seorang juru bicara mengatakan, "Semua masalah ini telah diperiksa berulang kali dan dengan cermat oleh pengadilan, dengan kesimpulan yang sama dicapai pada setiap kesempatan."

Pengadilan sebelumnya telah diberitahu bahwa Pangeran Harry telah menawarkan untuk membiayai pengawal bersenjata dari kepolisian Inggris. Tetapi, para pejabat menolak dengan sumber bersikeras menyatakan bahwa polisi bukanlah 'alat yang bisa disewa'.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |