Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki ribuan pulau dengan perairan yang indah sebagai potensi wisata baharinya. Sayang, geliat wisata kapal pesiar belum tergarap dengan baik hingga wisatawan domestik lebih memilih wisata cruise dari kapal luar negeri yang mengeksplore destinasi internasional.
Wakil Ketua Umum DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Budijanto Ardiansjah mengatakan wisata cruise saat ini belum tergarap. Selain itu, kapal-kapal yang beroperasi di Indonesia kebanyakan kapal penumpang untuk penyeberangan antarpulau.
"Padahal bagus sekali di Indonesia ada Labuan Bajo, Wakatobi di Sulawesi dan Kepulauan Maluku, itu bisa dikembangkan wisata kapal pesiarnya," ungkap Budi saat wawancara telepon dengan Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 2 Mei 2025.
Kesan bahwa wisata cruise terbilang perjalanan eksklusif dan hanya untuk kalangan menengah ke atas juga masih menjadi momok orang untuk mencobanya. Rute-rute yang dikembangkan dan memiliki fasilitas pelabuhan cukup baik pun baru seputar Surabaya, Bali, Lombok.
"Beberapa Pelabuhan juga tidak siap menggarapnya, misalnya Cirebon sebenarnya bisa jadi tempat bersandar kapal pesiar, karena dari sana masuk ke banyak kota sekitarnya, bisa ke daerah pesisir Pulau Jawa," papar Budi mengenai potensi wilayah yang bisa menjadi destinasi kapal pesiar.
Tentu hal ini lagi-lagi juga terkait dengan pelabuhan tempat bersandar, karena kapal pesiar besar tidak bisa masuk di perairan dangkal. Lantaran belum tergarap baik, peminatan wisatawan domestik untuk mencoba wisata kapal pesiar akhirnya memilih kapal-kapal asing yang lebih memiliki fasilitas lengkap.
"Peminatnya cukup besar (wisata cruise), yang berangkat dari Singapura saja 80 persennya diisi orang Indonesia," terang Budi.
Harus Dikembangkan Rute-Rute Baru
Budi menilai wisata cruise sangatlah potensial untuk mendongkrak pergerakan wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari satu kunjungan kapal pesiar saja ada ratusan hingga ribuan turis yang akan berlabuh di suatu destinasi.
"Ekonomi masyarakat lokal sekitar juga akan naik dengan kedatangan kapal pesiar, walau one day trip mereka kunjungannya tapi ribuan turis," imbuhnya lagi.
Seharusnya wisata cruise bisa dikembangkan dengan menambah rute-rute baru yang menarik, kemudian memperbaiki fasilitas pelabuhan, dan pemerintah Indonesia bisa mengundang investor yang berani menempatkan kapal pesiar untuk berlayar di Indonesia. "Lalu regulasi pemerintah pusat, swasta sendiri hanya mendorong dan menjual," katanya.
Senada, Ricky Hilton GM Communication & CRM Golden Rama Tours & Travel mengatakan minat wisata cruise di Indonesia masih sangat besar, namun segmentasi terbilang premium dan kebanyakan di destinasi internasional. "Karena kalau kita lihat ada dua tipe cruise, besar dan kecil," ungkap Ricky melalui sambungan telepon, Sabtu, 2 Mei 2025.
Cruise Termasuk Perjalanan Minat Khusus
Indonesia menurutnya memiliki pulau-pulau yang eksotis. Kebanyakan kapal pesiar yang beroperasi lebih kecil, termasuk kapal phinisi di Labuan Bajo. Sementara kapal besar masih didominasi oleh kapal asing yang berlabuh di destinasi internasional seperti Singapura dan Penang.
Kapal kecil, sambung Ricky juga menarik segmen tertentu yang ingin memiliki pengalaman lebih private dan eksklusif. Untuk kapal pesiar besar, memang biasanya menawarkan fasilitas yang lebih lengkap mulai dari makanan sepanjang hari, kolam renang, gym, kasino, hingga hiburan eksklusif yang tidak ada di tempat lain.
Golden Rama sendiri, sebagai salah satu agen perjalanan menurut Ricky memiliki divisi cruise yang melayani kebutuhan peminat wisata periar ini. Tidak terbatas domestik, peminatan cruise bahkan merupakan perjalanan eksklusif ke negara Eropa, sampai sungai cruise pun menurut Ricky ada.
"Kita berpartner dengan beragam operator seperti Celebrity Cruise hingga yang baru Disney Cruise Line," bebernya.
Wisata cruise juga termasuk dalam kategori minat khusus, tapi bukan berarti hanya untuk kalangan tertentu saja. Ada berbagai tipe yang tersedia dan tergantung dengan rute perjalanannya.
Harga Wisata Cruise Sebanding dengan Fasilitas
Lebih jauh, Ricky mengatakan bahwa sebenarnya wisata cruise tak selalu untuk golongan atas saja. Ada segmentasi dari highend seperti destinasi unik di Alaska, tapi ada pula kelas kabin yang juga perjalanannya di wilayah Asia Tenggara.
Untuk perjalanan di Asia Tenggara melalui pelabuhan di Singapura ke negara sekitarnya, bisa didapat dengan harga Rp7 jutaan selama 3-4 hari.
Harga tersebut terbilag terjangkau, jika dibandingkan dengan layanan di atas kapal cruise yang biasanya terintegrasi. Sudah termasuk kamar atau penginapan, makan all you can eat selama 24 jam, fasilitas kasino, aktivitas beragam pertunjukan kelas dunia.
Adapun untuk mendukung wisata cruise di Indonesia, Ricky menyebut perlu adanya kolaborasi dari seluruh pihak. Salah satunya infrastruktur yang perlu dibenahi hub embarkasi kedatangan kapal pesiar, terminat check in dan sistem logistik untuk kapal pesir yang lebih terintegrasi dengan sistem internasional agar wisatawan pun nyaman ketika berlabuh.