2569 Lampion Jadi Simbol Cahaya Perdamaian dan Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang perayaan Hari Tri Suci Waisak, holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney siap menyambut puluhan ribu umat Buddha. Perayaan Waisak 2569 BE bakal digelar di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengurus Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan para pemangku kepentingan, InJourney siap menyukseskan rangkaian acara Waisak 2569 BE Tahun 2025. Rangkaian acara Waisak 2025 di Candi Borobudur diselenggarakan mulai 4 Mei sampai 12 Mei 2025.

Waisak 2025 akan kembali menghadirkan perjalanan 34 Bhikkhu Thudong dari berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, AS, dan Malaysia. Mereka sudah memulai perjalanan sejak 6 Februari 2025 dari Thailand, melintasi berbagai negara di Asia Tenggara, dan saat ini telah mencapai Jawa Tengah.

Perjalanan Bhikkhu Thudong akan mencapai puncaknya di Borobudur pada 10 Mei 2025 mendatang. Para Bhikkhu akan beristirahat hingga perayaan Hari Waisak pada 12 Mei 2025. Total perjalanan yang ditempuh mencapai lebih dari 2.600 km dengan penuh keteguhan hati dan dedikasi.

"Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata spiritual akan kembali menjadi tuan rumah untuk menyambut kedatangan puluhan ribu Umat Buddha dari berbagai negara dan daerah yang akan merayakan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE. InJourney berharap rangkaian acara Waisak tahun 2025 berlangsung dengan khidmat dan lancar dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh umat," kata Direktur Utama InJourney, Maya Watono dalam rilis yang diterima tiim Lifestyle Liputan6.com, Minggu (4/5/2025).

Momen Pelepasan Lampion di Borobudur

"Perayaan Waisak bukan hanya jadi momen keagamaan, tetapi juga membawa kebermanfaatan, terutama bagi masyarakat lokal di sekitar destinasi Borobudur, melalui pergerakan wisata, UMKM, serta keterlibatan masyarakat secara langsung. Waisak ini jadi cerminan dari semangat kolaboratif dan inklusif karena semua lapisan masyarakat dapat menjadi bagian dari perayaan ini," lanjutnya.

Detik-detik Waisak tahun ini akan jatuh pada Senin, 12 Mei pukul 23.55.29 WIB, yang akan diakhiri dengan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali. Pada puncak acara akan dilakukan pelepasan 2569 Lampion sebagai simbol cahaya perdamaian.

Pelepasan lampion ini biasanya menjadi magnet yang menarik masyarakat untuk menghadiri perayaan Waisak di Borobudur. Perayaan Waisak 2569 BE juga akan dimeriahkan dengan bakti sosial kesehatan pengobatan gratis, bedah minor, operasi gigi, hingga pembagian kacamata baca untuk masyarakat di sekitar Borobudur.

Penjualan tiket Festival Lampion Waisak Nasional telah dibuka pada 4 Maret 2025. Peserta diwajibkan mengenakan busana serba putih dan sopan. Peserta juga dilarang memakai celana pendek, rok pendek, baju tanpa lengan ataupun transparan.

Menurut Direktur InJourney Destination Management (IDM), Febrina Intan, pihaknya akan menjalin kerjasama dengan para stakeholder untuk memastikan semua rangkaian acara hingga puncak peringatan berlangsung dengan lancar dan aman.

Seminggu Rangkaian Perayaan Waisak di Borobudur

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga telah mengunjungi Candi Borobudur pada Kamis, 1 Mei 2025 untuk memastikan kesiapan dalam menyambut peringatan Waisak. Selama seminggu rangkaian perayaan Waisak, diperkirakan lebih dari 40 ribu umat Buddha akan mengunjungi Candi Borobudur.

"Waisak bukan hanya sebuah perayaan, tapi juga rasa mendalam yang menghubungkan jiwa dengan nilai-nilai luhur. Untuk memberikan pengalaman yang mendalam, IDM mempersembahkan beberapa side event yang bisa dinikmati oleh para pengunjung yang hadir di momen perayaan Waisak 2025," kata Febrina Intan.

Rangkaian acara tersebut antara lain bertajuk “Unveiling Borobudur” yang akan mengajak pengunjung untuk melakukan perjalanan selama 3 hari 2 malam untuk merasakan keharmonisan dalam hubungan keluarga melalui kesimbangan yang diciptakan oleh diri sendiri. Melalui metode mindfulness dan refleksi, nilai-nilai pemahaman, kasih sayang, kesabaran, keharmonisan dan kebijaksanaan akan semakin dirasakan.

Salah satu rangkaian Unveiling Borobudur adalah Mindful Walking Pradaksina bersama Hendrik Tanuwidjaja, yang terinspirasi dari ritual Pradaksina. Ritual ini dilakukan Cakravartin Dinasti Syailendra di Borobudur, dan memberikan kesempatan bagi semua peserta untuk merasakan kedamaian, kebijaksanaan, dan energi positif dalam suasana sakral.

Waisak Bukan Sekadar Momen Spiritual

Selain itu, terdapat pula Pasar Medang sebagai salah satu IP (Intellectual Property) event dari IDM kembali hadir di Waisak tahun ini mengajak pengunjung untuk menemukan jejak kearifan lama, hangatnya sapa, aroma rempah, dan cahaya dari hati yang saling menyinari.

Pasar Medang akan menghadirkan 60 tenan UMKM yang berlokasi di area Plaza Beringin ex-Main Gate. Para pengunjung bisa merasakan berbagai macam daharan lawas, daharan ramban dan daharan anyaran, akan tetapi juga berbagai atraksi dan workshop.

"Perayaan Waisak bukan sekadar momen spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal, terutama di kawasan destinasi prioritas seperti Borobudur. Jadi, Candi Borobudur bisa menjadi sustainable tourism melalui penyelenggaraan kegiatan yang berfokus pada spiritual," tambah Maya Watono.

Pada tahun ini, tercatat lebih dari 1.900 pelaku UMKM lokal ikut terlibat aktif dalam rangkaian perayaan Waisak mulai dari kuliner, kriya, hingga penyedia jasa pariwisata. Selain itu, lebih dari 1.000 tenaga kerja lokal juga dilibatkan, baik dalam hal logistik, penyambutan, pelayanan, maupun pengelolaan acara. Peringatan Waisak juga diperkirakan mendorong tingkat hunian di kawasan sekitar Borobudur.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |