Liputan6.com, Jakarta - Para ahli telah menyarankan mencuci pakaian yang baru dibeli sebelum dipakai, terutama jika baju tersebut berasal dari toko barang bekas. Sayangnya, pernyataan ini dibuktikan seorang TikToker dengan cara yang ekstrem.
Menurut Jam Press, seperti dilansir dari NY Post, Minggu, 4 Mei 2025, seorang TikToker @onenevertwhoo_one, yang lebih suka dipanggil dengan nama media sosialnya saja, terkena infeksi kulit yang kemungkinan besar disebabkan baju bekas yang tidak dicuci sebelumnya.
Ia menjelaskan dalam video yang kini viral bahwa ia terjangkit moluskum kontagiosum, infeksi virus berupa benjolan kecil dan menonjol pada kulit. Meski tampak menyakitkan, ternyata kondisi tersebut tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan, menurut NeedToKnow.
Meski penyakit kulit ini sering menyebar melalui kontak kulit ke kulit atau hubungan seksual, TikToker menyalahkan pakaian bekasnya yang tidak dicuci sebagai penyebab bilur-bilurnya. Asumsi kreator konten tersebut mungkin akurat.
Menurut Frances Kozen, dosen senior bidang ilmu serat dan desain pakaian di Cornell University, pakaian sering kali diberi pelembut kain, pelapis anti noda atau anti air, atau agen anti jamur yang dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, atau gatal pada kulit, ungkapnya pada Majalah Self.
Videonya yang memperlihatkan kerentanan itu telah ditonton jutaan kali dan dikomentari ribuan pengguna. Dr. Charles Puza, dokter kulit bersertifikat di New York City, menegaskan kembali dalam sebuah video TikTok tentang pentingnya mencuci pakaian sebelum dikenakan, "Trutama jika Anda menyukai retail fast fashion, seperti Shein dan Temu."
Risiko Penyakit Kulit
Dokter Puza berkata, "Mereka memiliki benda-benda yang tidak Anda inginkan di kulit Anda." Penting untuk dicatat bahwa moluskum kontagiosum bukanlah satu-satunya kondisi kulit yang dapat menginfeksi seseorang jika mereka mengenakan pakaian langsung dari toko.
Orang-orang juga berisiko tertular kurap jika mereka tidak mendengarkan para ahli. Menurut Mayo Clinic, kurap, yang menyerang lapisan luar kulit, terasa gatal, bersisik, dan menular.
"(Kurap) dapat menyebar melalui pakaian, handuk, dan perlengkapan tidur yang (belum) didisinfeksi setelah digunakan oleh seseorang yang terkena (kurap)," saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dalam sebuah laporan.
Jadi, jika seseorang mencoba pakaian di toko dan terkena kurap, dan Anda membeli pakaian yang sama dan tidak mencucinya terlebih dahulu, Anda juga berisiko terkena kondisi kulit tersebut. Mengamini itu, Dr Primrose Freestone, dosen senior Mikrobiologi Klinis di Universitas Leicester, mengatakan, pakaian bekas sering kali "berenang di antara kuman."
Bahaya Pakaian Bekas Tidak Dicuci Dulu
Dr Freestone menambahkan bahwa pakaian yang tidak dicuci dapat membawa bakteri, jamur, atau virus yang tertinggal dari pemakai sebelumnya, termasuk yang menyebabkan muntah, diare, bahkan infeksi jamur seperti kurap. "Patogen dapat menempel pada kain yang tidak dicuci dan menginfeksi siapa pun yang memakainya," katanya, lapor Daily Mail.
Moluskum kontagiosum disebut sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan menggaruk benjolan tersebut dapat menyebabkan virus menyebar ke seluruh tubuh. Meski sering kali sembuh dengan sendirinya, kondisi ini dapat berlangsung selama enam bulan hingga dua tahun.
Obat topikal, termasuk kalium hidroksida, asam salisilat, benzoil peroksida, dan tretinoin dapat membantu mempercepat waktu pemulihan. Infeksi ini disebabkan virus moluskum kontagiosum, yang termasuk dalam famili poxvirus.
Ketika virus ini memasuki tubuh, bintik-bintik mulai muncul di kulit. Ini dapat menyebar ke area kulit lainnya dan membuat benjolan di area yang terinfeksi. Gejala-gejalanya meliputi benjolan yang menonjol, bulat, berwarna kulit, atau biasanya berdiameter lebih kecil dari enam milimeter, serta kulit yang gatal, menurut Mayo Clinic.
Cara Mencuci Pakaian Bekas
Moluskum kontagiosum sangat umum di AS dan tingkat kejadiannya yang pasti tidak diketahui, karena dapat sembuh dengan sendirinya. Rata-rata, moluskum kontagiosum menginfeksi sekitar enam juta orang Amerika setiap tahunnya, dan sebagian besar kasusnya ditemukan pada anak-anak berusia antara satu dan 14 tahun.
Dr Freestone berkata, "Pakaian bekas dianggap oleh banyak konsumen sebagai cara yang lebih murah dan ramah lingkungan untuk menambah koleksi pakaian mereka. Namun, betapapun bersemangatnya Anda mengenakan barang bekas tersebut, penting bagi Anda untuk mendisinfeksinya dengan benar terlebih dahulu."
"Ini karena pakaian sebenarnya dapat jadi tempat bersarangnya banyak penyakit menular," ia menambahkan. Saat memberi saran tentang cara membersihkan pakaian, ahli tersebut merekomendasikan, "Disarankan agar Anda mencuci pakaian bekas yang baru dibeli dengan deterjen pada suhu sekitar 60 derajat Celcius."
"Ini tidak hanya akan membersihkan kotoran dari pakaian, tapi juga menghilangkan kuman dan menonaktifkan patogen," ia menambahkan. "Air dingin tidak akan bekerja dengan baik untuk membasmi patogen dalam pakaian. Jadi jika pencucian dengan suhu tinggi tidak memungkinkan, gunakan disinfektan cucian untuk membunuh kuman yang ada."