Tren K-Beauty 2026, Perawatan Kulit Lebih Minimalis dan Berbasis Ilmiah

16 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Dunia kecantikan Korea, dikenal sebagai K-Beauty, telah lama menjadi kiblat global dalam menetapkan standar perawatan kulit. Menjelang tahun yang baru, prediksi tren K-Beauty, kecantikan ala Korea, mulai bermunculan. Salah satunya prediksi tentang berakhirnya era rutinitas perawatan kulit yang berlebihan dan memakan waktu, seperti 10 tahap perawatan kulit. 

Melansir Elle, Rabu, 19 November 2025, pendekatan yang mengutamakan kuantitas produk juga akan ditinggalkan. Tren media sosial yang penuh trik, seperti menempelkan seisi toples krim manik-manik boba ke wajah atau penggunaan kemasan produk tiruan berukuran raksasa dengan formula berlebihan, tidak lagi menjadi acuan. Sebaliknya, konsumen kini beralih ke produk yang telah teruji, dikembangkan dokter kulit, dan berfokus pada perbaikan kulit yang nyata.

Caroline Choi, pendiri merek K-Beauty Mizz Korea, menggambarkan arah baru ini sebagai gelombang "minimalisme cerdas". Ini bukan sekadar menyederhanakan rutinitas, tetapi meningkatkan kualitas setiap langkah yang diambil.

Konsumen dapat mengharapkan penekanan pada bahan-bahan baru dan teknologi tekstur yang transformatif, dengan produk dapat berubah bentuk saat digunakan. Format yang menyenangkan seperti jelly nails juga diprediksi akan populer. Fokus utamanya adalah perawatan kulit yang mewah, multitasking, dan sangat intuitif, menggantikan kebiasaan lama yang membingungkan dan melelahkan.

Sejalan dengan minimalisme ini, kategori perawatan kulit yang dirancang untuk memperkuat, memulihkan, dan menjaga skin barrier akan terus tumbuh. Tujuannya bukan untuk membebani kulit dengan terlalu banyak bahan aktif yang keras, melainkan mendukung kesehatannya secara mendasar.

PDRN dan Eksosom

Salah satu tren terbesar yang sedang berkembang dan diprediksi akan meledak pada 2026 adalah penggunaan bahan bioaktif tingkat lanjut, khususnya PDRN (Polydeoxyribonucleotide) dan eksosom. PDRN, yang terdiri dari fragmen DNA yang diekstraksi dari sel sperma salmon, telah digunakan di tingkat profesional untuk prosedur pasca-kosmetik. Namun, bahan ini kini mulai memasuki panggung mainstream.

PDRN dikenal memiliki manfaat anti-inflamasi yang besar, serta kemampuan menstimulasi kolagen dan regenerasi kulit. Meskipun saat ini belum banyak merek yang memanfaatkannya, pasar akan segera melihat peningkatan signifikan dalam krim dan serum yang mengandung bahan ini.

Selain PDRN, eksosom menjadi bahan bioaktif lain yang sangat dinantikan perkembangannya. Secara alami terjadi di dalam tubuh, vesikel ini dilepaskan oleh sel untuk membawa protein, DNA, dan RNA ke sel lain. Fungsi dasarnya adalah sebagai pembawa pesan yang memungkinkan sel berkomunikasi satu sama lain dan memberi instruksi mengenai cara berfungsi. Dalam konteks perawatan kulit, eksosom bertindak sebagai stimulator untuk memperbaiki jaringan dan meningkatkan produksi kolagen.

PLLA Topikal dan Aktif Nabati Fungsional

Tahun 2026 juga akan memperkenalkan konsumen pada penggunaan Poly-L-Lactic Acid (PLLA) dalam format yang lebih mudah diakses. PLLA umumnya dikenal sebagai bahan utama dalam filler suntik yang menstimulasi kolagen, seperti Sculptra, serta berbagai perawatan dermatologi lainnya.

Namun, para ahli memprediksi bahwa akan ada lebih banyak produk kosmetik dijual bebas yang diformulasikan dengan PLLA. Meskipun dalam bentuk topikal (oles) polimer sintetis ini tidak dapat memberikan efek yang sama persis seperti filler suntik, ia tetap menawarkan manfaat signifikan. PLLA topikal mampu mengeksfoliasi dan menghidrasi kulit untuk tampilan yang lebih halus secara instan, dan seiring berjalannya waktu, dapat membantu memulihkan elastisitas kulit.

Di sisi lain, kategori bahan aktif nabati (plant actives) bukanlah hal baru, namun formulasinya kini menjadi jauh lebih canggih. Terdapat desas-desus yang kuat seputar protein fungsional dan bahan aktif berbasis tanaman yang bekerja dengan kulit Anda, bukan melawannya.

Salah satu bahan yang menjadi sorotan adalah protein gandum. Bahan ini, kata Caroline Choi, pendiri Mizz Korea, dipuji karena kemampuannya mengunci kelembapan, memperkuat penghalang kulit, dan menenangkan iritasi. Selain itu, protein terhidrolisis membantu kulit tampak lebih kenyal dan awet muda berkat daya serapnya yang tinggi.

Glass Hair dan Essence Kepala

Tren K-Beauty tidak lagi berhenti di wajah; pada 2026, fokus akan meluas secara signifikan ke kategori perawatan rambut. Konsep toner yang bertemu dengan pelembap wajah, yang selama ini menjadi andalan K-Beauty untuk memberikan efek dewy dan kulit kenyal, kini diadaptasi untuk rambut melalui format Hair Essences.

Menurut para ahli dermatologi, kita dapat mengantisipasi perluasan format essence ke dalam kategori perawatan rambut ini. Produk-produk ini dirancang untuk memberikan manfaat yang lebih dari sekadar keindahan visual, melainkan kesehatan mendasar bagi kulit kepala dan akar rambut.

"Pasar esens rambut, khususnya, tampaknya siap untuk pertumbuhan... dan esensi penguat akar yang diformulasikan untuk membantu mengurangi kerontokan rambut," tutur Dr. Jae Yong Ban, Direktur Medis Klinik Dermatologi Banobagi kepada Elle.

Tren potensial mencakup produk essence yang mengandung cica (Centella asiatica) untuk membantu menenangkan iritasi kulit kepala, serta essence penguat akar yang diformulasikan khusus untuk membantu mengurangi kerontokan rambut. Beberapa produk semacam ini bahkan sudah mulai bermunculan di pasaran, menandakan awal dari gelombang besar perawatan kulit kepala yang lebih serius.

Tren Glass Hair

Selain itu, konsep "glass skin" akan berevolusi menjadi "glass hair". Namun, tren ini akan berada pada tingkat yang lebih dalam daripada sekadar perawatan kilau (gloss treatment) biasa. Fokus utamanya adalah kesehatan kulit kepala, termasuk keseimbangan mikrobioma dan perbaikan penghalang (barrier repair) pada kulit kepala.

Bahan-bahan canggih yang sebelumnya hanya ditemukan dalam perawatan wajah, seperti PDRN, eksosom, dan peptida, kini mulai berpindah ke dalam formulasi perawatan rambut untuk menciptakan rambut yang tidak hanya berkilau, tetapi juga sehat dari akarnya.

“Ini sejalan dengan apa yang ditekankan oleh dokter kulit Korea selama bertahun-tahun: Perawatan kulit yang lembut dan konsisten yang berfokus pada kesehatan kulit,” ujar Dr. Y. Claire Chang, dokter kulit kosmetik bersertifikat.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |