Liputan6.com, Jakarta Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Noumea di Kaledonia Baru mempromosikan kekayaan kuliner dan budaya Indonesia kepada masyarakat di negara dekat Samudra Pasirik itu melalui Journee Culinaire 2025. Sebanyak 11 pelaku usaha diaspora, komunitas WNI dan Dharma Wanita Persatuan KJRI Noumea turut berpartisipasi dalam promosi tersebut.
Mereka menyajikan beberapa kuliner Indonesia seperti bakso, sate, pempek nasi padang dan beberapa produk unggulan ekspor Indonesia seperti mi instan, bumbu siap pakai, kerupuk, batik dan herbal.
"Selain makanan, KJRI juga menampilkan pertunjukan budaya seperti musik angklung, tarian tradisional, lagu daerah, hingga pencak silat Merpati Putih," terang pihak KJRI, dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, Minggu, 8 Juni 2025.
KJRI mengatakan ajang ini menjadi oase positif di Kaledonia Baru di tengah pemulihan ekonomi pascakerusuhan Mei 2024, dengan lebih dari 1.000 pengunjung. Selain korps diplomatik dan pelaku usaha lokal, banyak masyarakat umum yang ikut antusias memadati lokasi untuk mencicipi kekayaan rasa dan budaya Indonesia.
Agenda Tahunan di i Kaledonia Baru
Selain menjadi ajang memamerkan produk Indonesia, KJRI juga memfasilitasi pertemuan bisnis informal antara diaspora dan calon mitra lokal, serta mempromosikan partisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2025. Kehadiran media lokal menunjukkan citra positif Indonesia dan membuka ruang kerja sama yang lebih erat di bidang ekonomi dan budaya.
Dengan tingginya antusiasme publik, KJRI Nouméa berencana menjadikan Journée Culinaire sebagai agenda rutin tahunan atau dua tahunan, guna terus memperkuat hubungan Indonesia–Kaledonia Baru dalam semangat persahabatan dan pembangunan bersama.
Kaledonia Baru adalah wilayah yang termasuk dalam "cincin api Pasifik" atau Ring of Fire, tak heran gempa menjadi hal yang hampir sering dialami penduduk di sana. Mengutip dari laman Britannica, Jumat, 7 Juli 2023, Kaledonia Baru adalah wilayah Prancis yang terdiri dari puluhan pulau di Pasifik Selatan.
Kaledonia Baru termasuk destinasi wisata favorit bagi para turis mancanegara sejak lama. Bukan hanya karena rangkaian pulau yang dipenuhi dengan pantai berpasir putih, laut biru dan iklim tropisnya, namun juga karena sejarah budayanya.
Kaledonia Baru Pernah Didiami Banyak Orang Jawa
Ibu kota Kaledonia Baru adalah Noumea. Wilayah Kaledonia Baru yang kini sebagian besar didiami orang Jawa pernah mengadakan referendum kemerdekaan dari Prancis pada 4 November 2018, dengan hasil 43,6 persen ingin merdeka namun sebanyak 56,4 persen tidak.
Dulunya orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia Baru juga sama dengan orang Jawa Suriname, tapi kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Di Kaledonia Baru Anda dapat menemukan keanekaragaman hayati yang beraneka ragam, hewan yang unik, dan reruntuhan bekas penjara yang menakjubkan yang dapat dilihat di Isle of Pines. Selain itu, di pulau ini juga terdapat sebuah pemakaman berbentuk piramida dan Cimetière des Déporés yang menunjukkan signifikansi historis pulau dan warisan leluhurnya.
Kaledonia Baru ditemukan penjelajah James Cook pada 4 September 1774 saat melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. Ia menamakan wilayah ini Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.
Kuliner khas Kaledonia Baru
Kaledonia Baru juga punya kuliner khas. Mengutip dari TasteAtlas, Jumat, 7 Juli 2023, Le ver de bancoule atau cacing bancoule adalah spesialisasi Kaledonia Baru yang agak tidak biasa. Cacing bancoule dan bentuk serangga yang bermutasi dapat dimakan; Bahkan, konsumsi cacing ini dirayakan tiap tahun.
Hidangan ini biasanya digoreng dengan pastis dan mentega, meski bisa juga dimakan dimasak atau mentah dengan parutan kelapa. Selain itu tiram bakau, dikenal sebagai huitres de paletuviers dalam bahasa Prancis, adalah moluska kerang laut kecil yang ditemukan di rawa bakau Kaledonia Baru, tempat mereka hidup di akar bakau atau menempel di bebatuan.
Sebagian besar milik Crassostrea dan Saccostrea genera, kerang yang dapat dimakan ini biasanya dipanen secara liar oleh masyarakat setempat dan dianggap sebagai makanan lokal yang lezat. Tiram bakau dikenal karena rasanya yang manis dan asin serta kualitasnya yang tinggi. Tiram ini banyak digunakan dalam masakan lokal dan tersedia di banyak restoran, pasar, dan supermarket di seluruh negara itu.