Liputan6.com, Jakarta - Daging teriyaki yang dimasak selama 16 jam oleh jebolan Master Chef Indonesia, bagaimana rasanya? Anda bisa menyantap sajian kuliner ini di Mint and Pepper Restorant Mercure Alam Sutera, Tangerang Selatan.
Sajian ini, kata jebolan Master Chef Indonesia, Chef Rayhan Paramarta, menggunakan daging sapi bagian brisket. "Daging brisketnya sudah dimasak selama 16 jam, jadi empuk," ungkapnya ketika ditemui di restoran hotel tersebut, Kamis, 5 Juni 2025.
Chef Ray mendemonstrasikan cara memasaknya melalui sesi live cooking. Pertama, ia memasukan potongan daging sapi yang sudah dimasaknya selama 16 jam tersebut ke dalam wajan berisi sedikit minyak sayur yang sudah panas. "Wajan harus panas, supaya ketika membolak-balikan daging, tidak lengket," ia menjelaskan.
Setelah dimasak beberapa menit, Chef Ray memasukan saus teriyaki yang dibuatnya sendiri dari air rebusan daging brisket dan beberapa bumbu lain, memberi sentuhan cita rasa gurih. Daging teppanyaki kemudian dibolak-balik sebentar sebelum diangkat.
Sajian Lainnya
Daging yang disiram dua sendok saud teriyaki itu kemudian disajikan bersama mashed potato dan beberapa jamur goreng. Pengunjung restoran langsung berlomba mencicipi menu tersebut. Rasanya? Tekstur daging benar-benar empuk, sementara bumbu teriyakinya kental, serta gurih bercampur manis.
Di kesempatan yang sama, kuliner Jepang bukan hanya disajikan Chef Ray, tapi juga Executive Chef Mercure Alam Sutera Putra pun memperlihatkan proses memasak makanan pembuka. "Namanya cawan mushi, ini camilan Jepang," katanya.
"Di sana, (makanan ini) disajikan untuk orang pulang kerja atau dulu sekali, untuk para prajurit yang baru pulang dari perang, disajikan ini karena memiliki nilai gizi yang tinggi," ia menyambung. Sajian ini berupa telur yang dicampur dashi.
Dashi merupakan air kaldu dari rebusan beberapa campuran, sehingga menghasilkan rasa umami. "Sajiannya pun dimatangkan dengan cara di-steam, jadi sebenarnya cocok untuk menu diet," katanya.
Menikmati Teppanyaki Matsuri
Di satu mangkuk cawan mushi, terdapat potongan udang yang sudah direbus dan kulit jeruk panggang. Sebagai penutup, es serut ala Jepang disajikan, memungkinkan para pengunjung meracik isiannya sendiri.
GM Mercure Alam Sutera, Jessica Uekermann, mengatakan bahwa sajian ala Jepang dengan tema Teppanyaki Matsuri itu bisa dinikmati selama Juni 2025.
"Teppanyaki Matsuri menghadirkan kolaborasi eksklusif antara Marsha Rayhan Paramarta, Top 9 MasterChef Indonesia Season 9; Wangsit Firmantika, seorang influencer; dan Putra, Executive Chef Mercure Serpong Alam Sutera," ujar dia.
Menurutnya, Mercure ingun menghadirkan kelezatan kuliner Jepang yang penuh aksi dan cita rasa dari Signature Dishes ketiganya. Hidangan-hidangan ini akan diperkenalkan dalam sesi Live Cooking Show secara eksklusif. Pengunjung bisa merasakan cita rasa Jepang tersebut dengan harga Rp199 ribu per orang.
Matsuri umumnya dipakai untuk menyebut festival budaya di Jepang, menurut laman ANA.
Apa Itu Matsuri?
Secara tradisional, tujuan awal Matsuri adalah berterima kasih pada Tuhan. Etimologi kata Matsuri juga "diabadikan."
Konsep "Hare" dan "Ke" penting untuk memahami perasaan terhadap Matsuri. "Hare" berarti "tidak setiap hari," dan "Ke" berarti "setiap hari." Festival ini adalah "Hare," dan menyelenggarakannya dengan indah memungkinkan kita menyetel ulang "Ke."
Orang Jepang menantikan kesempatan untuk "hare," dan itu adalah sumber vitalitas untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Ada juga Matsuri baru yang tidak berhubungan dengan Tuhan.
Misalnya, festival musiman yang berasal dari musim, seperti festival salju dan festival bunga sakura, parade untuk merayakan sejarah, atau festival yang berasal dari luar negeri yang dilambangkan Karnaval Samba.
Semua orang ceria di Matsuri, dan Anda dapat berinteraksi dengan mereka dengan cara yang unik untuk acara tersebut. Semangat itulah yang kiranya ingin dihubungkan melalui konsep teppanyaki di restoran hotel di Tangerang Selatan tersebut.