Maskapai Jetstar Asia Setop Beroperasi Mulai Juli 2025, Bagaimana Nasib Penumpangnya?

3 days ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Qantas Australia mengumumkan penutupan operasi maskapai berbiaya murah mereka, Jetstar Asia, yang berbasis di Singapura, Rabu, 11 Juni 2025. Keputusan ini diambil karena perusahaan terguncang dengan meningkatnya biaya pemasok, biaya bandara yang lebih tinggi, dan sengitnya persaingan di antara maskapai penerbangan berbiaya rendah.

Melansir The Strait Times, Rabu, maskapai penerbangan itu akan menghentikan operasi pada 31 Juli 2025, yang artinya masih melanjutkan penerbangan selama tujuh minggu ke depan. Pihaknya menambahkan bahwa pelanggan pada penerbangan yang dibatalkan akan ditawari pengembalian dana penuh.

Qantas Group juga akan berusaha mengakomodasi kembali pelanggan ke maskapai penerbangan lain jika memungkinkan. Seorang juru bicara Jetstar Asia mengatakan bahwa lebih dari 500 orang akan diberhentikan sebagai akibat dari penutupan maskapai tersebut.

Karyawan akan diberi tunjangan redundansi, serta layanan dukungan pekerjaan, sementara Qantas berupaya menemukan peluang kerja di seluruh grup dan dengan maskapai penerbangan lain di wilayah tersebut, kata juru bicara itu. Qantas mengatakan bahwa penutupan Jetstar Asia akan membuat penerbangan di 16 rute dihentikan.

Operasional Lainnya Tidak Terdampak

Maskapai penerbangan tersebut saat ini mengoperasikan penerbangan antara Singapura dan destinasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Tiongkok, Sri Lanka, Jepang, dan Australia. Operasi domestik dan internasional Jetstar Airways di Australia dan Selandia Baru, serta Jetstar Jepang tidak akan terpengaruh langkah tersebut.

Qantas menambahkan bahwa 13 pesawat Jetstar Asia Airbus A320 akan dialihkan secara progresif ke Australia dan Selandia Baru. Maskapai, yang memulai operasinya pada Desember 2004, telah memperluas armadanya jadi 18 pesawat pada 2019, tapi menguranginya selama pandemi COVID-19. Sejak itu, pihaknya telah membangun kembali operasi dengan 13 pesawat.

Maskapai penerbangan murah, yang beroperasi dari Terminal 4 Bandara Changi, telah menyiapkan situs web khusus dengan informasi untuk pelanggannya. Halaman Peringatan Perjalanannya juga akan diperbarui secara berkala dengan saran terbaru. Tapi, seorang penumpang mengatakan pada The Straits Times bahwa mereka tidak dapat meminta pengembalian dana di situs web maskapai.

Pengakuan Penumpang

Penumpang itu juga mengaku kesulitan mendapatkan bantuan melalui pusat kontak Jetstar. Alex Tay, yang berencana terbang ke Kuala Lumpur pada September 2025, mengatakan bahwa dia merasa ditipu oleh penutupan maskapai penerbangan tersebut.

“Mereka seharusnya menutup laman pemesanan penerbangan setelah tanggal penutupan mereka. Tapi, mereka tetap membuka pemesanan dan pengumumannya datang begitu saja," kata pria berusia 50 tahun tersebut.

Kepala eksekutif Jetstar Asia John Simeone mengatakan, "Sayangnya, terlepas dari upaya terbaik kami, kondisi pasar pada akhirnya berdampak pada kemampuan kami untuk terus menawarkan tarif penerbangan rendah sehari-hari yang merupakan DNA kami."

Di sisi lain, dengan aturan bagasi yang ketat, kursi yang sempit, dan biaya-biaya tersembunyi, terbang dengan maskapai berbiaya rendah (LCC) sudah datang dengan berbagai tantangannya, dan dengan kursi berdiri terbaru, perjalanan ekonomi bisa jadi lebih tidak nyaman. LCC asal Eropa dilaporkan akan mulai memperkenalkannya, paling cepat awal tahun depan.

Kabar dari LCC

Melansir Secret London, Jumat, 23 Mei 2025, pilihan kursi pesawat itu dianggap menyerupai pelana sepeda yang dimodifikasi dan hanya perlu ditenggerkan selama durasi penerbangan. Terdengar menyusahkan memang, tapi ketika Anda mendapati bahwa LCC dapat menetapkan harga tiket senilai 1 pound sterling, atau Rp22 ribu, itu jadi cukup menggiurkan.

Berat setiap kursi berdiri kira-kira setengah dari kursi normal, yang berarti bahwa deretannya akan mengurangi pembakaran bahan bakar dan memberi ruang untuk 20 persen lebih banyak penumpang pesawat, karena kursi-kursi ini bisa jauh lebih dekat satu sama lain. Skyrider 2.0 telah lulus semua tes keamanan yang relevan, dan dapat dipasang pada pesawat tertentu.

Namun, belum ada LCC yang secara resmi mengumumkan penggunaannya. Alih-alih desain kursi, perubahan terbesar LCC akan terlihat dari bagasi kabin.

Desain baru ini memungkinkan ruang bagasi kabin lebih besar setengahnya dari ruang bagasi A320 sebelumnya, menawarkan 60 persen lebih banyak ruang, dan memungkinkan ruang untuk tiga tas tambahan per ruang. Triknya di sini adalah tas disimpan secara vertikal, bukan horizontal.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |