Ahli Gizi Tanggapi Anjuran Minum Susu 2 Liter Sehari, Soroti soal Obesitas dan Kelebihan Gula

5 days ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjadi sorotan publik setelah pernyataannya tentang minum susu dua liter per hari untuk menunjang pertumbuhan anak viral dan menuai pro-kontra di masyarakat. Lalu, bagaimana ahli gizi menanggapi klaim tersebut?

Menurut Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes dari Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Indonesia (ISNA), proses pertumbuhan tinggi badan bukan hanya bergantung pada protein dan kalsium yang didapatkan dari susu. Tubuh juga membutuhkan zat gizi lainnya yang belum tentu ada di dalam susu.

Misalnya, untuk menunjang pertumbuhan, tubuh memerlukan antioksidan dan vitamin C guna melawan radikal bebas, sedangkan kandungan ini tidak terdapat dalam susu. Selain itu, tubuh juga butuh zat besi, dan daging merah yang memiliki kandungan zat besi yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu.

"Begitu juga dengan omega-3, yang penting untuk tumbuh kembang. Kandungan omega-3 lebih tinggi ditemukan dalam ikan daripada dalam susu. Artinya, untuk menambah tinggi badan, tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis makanan., harus dengan pola makan bergizi seimbang," terang. Rita Ramayulis saat ditemui di, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Juni 2025.

Terlalu Banyak Kalori dalam 2 Liter Susu

Dokter Rita mengingatkan risiko mengonsumsi dua liter susu per hari tanpa mempertimbangkan tinggi badan, usia, serta kebutuhan kalori harian. Pasalnya, satu gelas susu mengandung sekitar 110 sampai 140 kilokalori, tergantung jenisnya.

Jika dikonsumsi hingga dua liter per hari, itu setara dengan lebih dari 2.000 kilokalori yang masuk ke dalam tubuh hanya dengan mengonsumsi susu saja. "Kalau orang yang mengonsumsinya tidak butuh kalori sebanyak itu, tentu berisiko mengalami obesitas," ungkapnya.

Selain itu, susu mengandung protein yang sangat tinggi. Satu gelas susu (sekitar 200 ml) mengandung kurang lebih 7 gram protein. Jika 2 liter berarti sekitar 10 gelas, maka total protein yang didapatkan bisa mencapai 70 gram. Menurut dokter Rita, jenis protein yang paling tinggi dalam susu adalah kasein, bukan whey.

Kasein memerlukan proses pencernaan yang cukup panjang dan berat, terutama bagi fungsi pencernaan dan ginjal. Jadi, mengonsumsi protein lebih baik dipenuhi dari berbagai sumber makanan agar tidak membebani sistem pencernaan.

Susu Tidak Mengandung Serat

"Belum lagi kalau susu yang diminum itu sudah ditambahkan gula. Coba bayangkan, dua liter susu manis, berapa banyak gula yang akan masuk ke tubuh?" tanyanya.

"Susu murni memang mengandung laktosa, yaitu jenis gula alami, tapi kadarnya tidak terlalu tinggi. Sayangnya, banyak orang menganggap semua jenis susu, termasuk yang sudah diberi rasa, boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak. Ini tentu tidak bijak," sambungnya.

Selain itu, susu juga tidak mengandung serat. Padahal, untuk mendukung pertumbuhan anak, kesehatan sistem pencernaan sangat penting agar tubuh bisa menyerap berbagai zat gizi dengan optimal. Tanpa asupan serat yang cukup, fungsi pencernaan bisa terganggu dan berdampak pada penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Pendapat senada juga dituturkan Dokter Spesialis Anak sekaligus Konselor Pemberi Makan Bayi dan Anak (PMBA), dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A. Ia secara tegas membantah klaim tersebut dan menjelaskan bahaya minum susu berlebihan.

Tidak Masuk Akal untuk Kebutuhan Anak

"Kalau kita lihat secara ilmiah, jumlah dua liter susu per hari itu tidak masuk akal untuk kebutuhan anak," kata dr. Ian dalam diskusi media "Anak Generasi Masa Kini dan Susunya, Panduan untuk Orangtua" dalam merayakan Hari Susu Sedunia, dilansir dari kanal Health Liputan6.com, Sabtu, 7 Juni 2025.

Dia menjelaskan bahwa kebutuhan susu anak sangat tergantung pada usia dan berat badan mereka.Misalnya, bayi berusia 5 bulan dengan berat 7 kilogram hanya membutuhkan sekitar 140-160 ml susu per kilogram berat badan per hari. Jika dihitung, bayi tersebut hanya perlu sekitar 1.050 ml susu dala, sehari, jauh dari angka dua liter.

Selanjutnya, saat bayi beranjak usia 6-9 bulan, kebutuhan susunya berkurang menjadi sekitar 800 ml sehari karena sebagian kebutuhan gizinya sudah mulai dipenuhi dari makanan pendamping ASI (MPASI).Di usia 9-12 bulan, kebutuhan susu semakin turun menjadi sekitar 600 ml, dan anak di atas 12 bulan hanya dianjurkan minum susu sebanyak 300-450 ml per hari.  Tidak hanya tidak realistis, konsumsi susu dalam jumlah besar jga bisa berujung pada obesitas.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |