Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Amerika Serikat (AS) memberlakukan shut down sejak 1 Oktober 2025 berdampak pada banyak sektor, termasuk layanan perjalanan udara. Para petugas lalu lintas udara (air traffic control) kini terpaksa bekerja tanpa digaji.
Melansir dari Business Insider, Minggu, 19 Oktober 2025, Nick Daniels, Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional, mengatakan pada Kamis, 16 Oktober 2025 bahwa pilot maskapai penerbangan, awak kabin, dan bahkan rekan-rekan mereka di Kanada membeli dan mengirimkan makanan gratis kepada pengendali lalu lintas udara yang terdampak shut down AS.
Pete LeFevre, perwakilan serikat pekerja dan pengawas lalu lintas udara yang berbasis di Washington, D.C., mengatakan fasilitasnya menerima pizza dari Asosiasi Pilot Maskapai Udara (ALPA), serikat pekerja yang mewakili lebih dari 80.000 pilot. Menurut laporan, ALPA mengonfirmasi tindakan tersebut, mengatakan organisasi mereka telah melakukannya 'hampir setiap hari'.
Sebuah unggahan media sosial pada Kamis menunjukkan pilot Alaska Airlines mengirim pizza ke menara pengatur lalu lintas udara di Bandara Internasional San Francisco. Sedangkan, pilot Delta Air Lines mengirim makanan ke setiap menara dan fasilitas kedatangan yang melayani hub mereka.
Asosiasi Awak Kabin, serikat pekerja yang mewakili lebih dari 50.000 awak kabin, juga turut berkontribusi, kata Daniels.
Kiriman Makanan untuk Petugas dari Kanada
Daniels mengatakan pengawas lalu lintas udara di Kanada juga telah mengirimkan makanan sebagai bentuk solidaritas dengan rekan-rekan mereka di Amerika Serikat, sama seperti yang mereka lakukan selama shut down AS pada 2019. Sementara itu, Menteri Transportasi AS, Sean Duffy, juga mengirimkan pizza kepada pengawas lalu lintas udara di Bandara Internasional Newark Liberty selama kunjungannya awal bulan ini.
Teamsters Local 357, serikat pekerja yang mewakili awak pesawat di maskapai regional Republic Airways, mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan makanan ke pengawas lalu lintas udara di Indianapolis, tempat maskapai tersebut bermarkas.
"Kami telah menerima pengiriman beberapa kali," kata LeFevre. "Di sini, pilot maskapai, awak pesawat, dan perusahaan semua bersatu mendukung pengawas lalu lintas udara mereka. Sekarang kami hanya perlu pemerintah juga bersatu mendukung kami.
Bekerja tanpa gaji jelas menimbulkan tekanan bagi pengawas lalu lintas udara. Sejak penutupan dimulai pada 1 Oktober, pengawas lalu lintas udara telah menerima gaji sebagian, tetapi mereka diperkirakan akan melihat angka USD0 pada slip gaji mereka pada 28 Oktober 2025.
Tekanan Pengawas Lalu Lintas Udara
Petugas pengatur lalu lintas udara dipastikan akan menerima gaji yang tertunda setelah shut down berakhir, tetapi LaFevre mengatakan bahwa kebutuhan hidup terus bertambah. Meski kiriman makanan gratis sangat dihargai, para petugas juga memiliki tanggungan lain seperti biaya sewa, jaminan, kredit mobil, hingga biaya pengasuhan anak.
Dia menambahkan bahwa beberapa pengawas lalu lintas udara beralih ke pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Pengasuh anak tidak menerima IOU," katanya. "Kita semua akan dihadapkan pada keputusan sulit. Pada hari libur saya, apakah saya akan pergi mengemudi untuk Uber, Uber Eats, Instacart, agar bisa membayar tagihan?"
Dia mengatakan bahwa ide pekerjaan sampingan ini menjadi topik pembicaraan umum di ruang istirahat dan bisa menjadi kenyataan jika penutupan pemerintah berlanjut. Hal itu dapat memperburuk mental para petugas yang bekerja di salah satu pekerjaan paling stres di dunia.
Risiko Ancaman Keselamatan Penerbangan
Seorang pengawas lalu lintas udara yang identitasnya dikonfirmasi mengatakan kepada Business Insider bahwa cuti sakit karena kelelahan sangat nyata. "Jika Anda bekerja dengan jadwal kami, Anda akan melihat dampak serius pada tidur dan kualitas hidup, dan sistem kekebalan tubuh Anda mengalami pukulan yang nyata dan sangat mengkhawatirkan," katanya.
"Ketika Anda menambahkan anak-anak ke dalamnya, terkadang terasa seperti mengelola kehidupan di luar ATC lebih rumit daripada di tempat kerja."
Petugas pengatur lalu lintas udara bekerja hingga 10 jam per shift selama enam hari dalam seminggu. Seringkali mereka diwajibkan untuk lembur yang setara dengan 1,5 kali kerja dalam satu shift. Itu pun tak masuk perhitungan gaji lembur dalam pensiun mereka. Ini sebuah kenyataan yang dihadapi petugas sebelum shut down karena mereka menghadapi kekurangan tenaga kerja.
Terkait kondisi tersebut, konsultan keselamatan penerbangan, Anthony Brickhouse, mengkhawatirkan hal itu akan mengancam keselamatan penerbangan jika situasi yang sama terus berlanjut.