Mengulik Teknologi di Balik Pembuatan Bahan Tencel untuk Fashion Ramah Lingkungan

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Tencel, serat tekstil yang kini semakin diminati, dikenal karena sifatnya yang ramah lingkungan dan nyaman. Terbuat dari pulp kayu, biasanya dari pohon eucalyptus atau beechwood, Tencel memiliki proses pembuatan yang sangat berbeda dibandingkan dengan serat rayon atau viscose biasa. 

Terciptanya Tencel tidak lepas dari sumber bahan baku berkelanjutan. Kayu yang digunakan dalam proses pembuatan Tencel berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan. Hal ini memastikan bahwa pasokan bahan baku tidak merusak lingkungan. Penanaman dan pemanenan kayu dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga dapat menjaga ekosistem hutan.

Mengutip dari laman Techpacker, Senin (5/5/2025), Tencel adalah kain selulosa ringan. Popularitasnya meningkat akhir-akhir ini, karena diklaim 50 persen lebih menyerap daripada katun, dan membutuhkan lebih sedikit energi dan air untuk diproduksi.

Ditambah lagi, bahan kimia yang dibutuhkan untuk memproduksi serat dikelola dalam siklus tertutup yang berarti pelarut didaur ulang, sehingga menghasilkan pengurangan limbah berbahaya. Dari aspek sustainability fashion bahan Tencel juga bersifat biodegradable.

Salah satu aspek paling menarik dari pembuatan Tencel adalah penggunaan teknologi closed-loop process. Proses ini merupakan kunci utama yang membuat Tencel ramah lingkungan.

Dalam proses ini, hampir semua pelarut kimia yang digunakan dapat dipulihkan kembali hingga 99 persen. Ini berarti bahwa limbah dan penggunaan air dapat diminimalkan, sehingga mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan.

Sifat Alami dan Biodegradable dari Tencel

Tencel mirip dengan rayon, seperti viscose dan modal. Semua serat selulosa ini dibuat melalui proses yang sama, yaitu dengan melarutkan pulp dan serat selulosa diregenerasi dari larutan menjadi bentuk, panjang, dan diameter serat yang sesuai untuk aplikasi tekstil.

Serat Tencel dibuat dengan proses produksi loop tertutup yang inovatif. Pulp kayu dilarutkan dan larutan dipompa melalui pemintal untuk membentuk filamen yang dipotong menjadi serat stapel yang dicuci, dikeringkan, dibuka, dan ditekan menjadi bal. Lebih dari 99,8 persen pelarut dipulihkan dan dimasukkan kembali ke dalam loop, sehingga hampir tidak ada pemborosan.

Kain Tencel sangat serbaguna. Ketebalan dan tekstur bergantung pada panjang serat yang dipilih untuk produksi. Mulai dari yang terasa seperti katun hingga sutra, bahan ini memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa terhadap berbagai jenis pakaian, mulai dari pakaian olahraga hingga gaun yang longgar. 

Salah satu perusahaan yang membuat Tencel adalah perusahaan Austria Lenzing AG. Avinash Mane, dari Lenzing AG mengungkap bahwa Tencel memiliki karakteristik penyerapan yang luar biasa yaitu 50 persen lebih banyak daripada katun.

"Kain ini sangat disukai untuk pakaian olahraga karena lebih mudah bernapas dan tidak mudah terkena pertumbuhan bakteri yang berbau seperti bahan sintetis yang merusak lingkungan. Dapat dikatakan bahwa ini sangat cocok untuk sesi yoga Bikram atau pusat kebugaran yang berkeringat," katanya. 

Penggunaan Air yang Efisien dalam Produksi Tencel

Salah satu keuntungan lain dari Tencel adalah efisiensi penggunaan air dalam proses produksinya. Dibandingkan dengan produksi rayon, Tencel membutuhkan air jauh lebih sedikit, yaitu 10-20 kali lebih sedikit. Ini merupakan faktor penting dalam mengurangi jejak air dalam industri fashion yang sering kali mengabaikan aspek keberlanjutan.

Selain itu, proses pembuatan Tencel tidak menggunakan pestisida. Karena bahan bakunya berasal dari kayu, maka tidak ada penggunaan pestisida yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Hal ini menjadikan Tencel sebagai pilihan yang lebih aman bagi konsumen dan lingkungan.

Merek Australia Tasi Travels menggunakan bahan Tencel untuk pakaian perjalanan yang nyaman. Merek seperti Patagonia, Tamga Designs, Tentree, Altar, dan Franc sudah menggunakannya untuk berbagai kategori pakaian termasuk pakaian santai, pakaian luar ruangan, dan untuk berbagai aktivitas seperti memanjat, mendaki, dan lainnya.

Di Indonesia kain Tencel menjadi keunggulan yang ditawarkan berbagai merek. Salah satu brand yang memakai material Tencel dan sering wara-wiri di pekan mode adalah Calla The Label.

Denim Ramah Lingkungan

Lenzing Group yang merupakan produsen serat khusus berbasis kayu terkemuka di dunia telah berkolaborasi dengan pabrik denim Advance Denim. Mereka juga bermitra dengan perusahaan kimia dari Italia Officina+39 untuk memperkenalkan perkembangan baru dalam pengembangan estetika denim tanpa kapas. 

Mengutip dari laman FIMELA, Senin (5/5/2025), di salah satu koleksinya koleksi terbarunya, Advance Denim menggunakan serat TENCEL Lyocell untuk mendorong terciptanya denim yang memiliki dampak lingkungan lebih rendah. Koleksi ini terdiri dari kain denim inovasi milik Advance Denim yang terbuat dari serat TENCEL Lyocell dengan kemampuan finishing Officina+36 yang unik

Kelebihan lainnya adalah perawatan bleaching yang menggunakan sumber daya alam secara efisien serta proses pencucian berkelanjutan "Aqualess" sehingga menghemat penggunaan air hingga 75 persen dibandingkan dengan proses pencucian konvensional. Hasil inovasi tersebut terjadi karena produk yang tidak memiliki komposisi kapan dan tentunya dapat menjadi peluang eksplorasi desain serta estetika menggunakan serat alternatif untuk berkelanjutan produk denim.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |