Ditangkap Mencuri Amplop Sumbangan di Panti Pijat, Turis Israel Coba Kelabui Polisi dengan Nama Palsu

10 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Turis Israel kembali berulah saat pelesir di Thailand. Pria yang diyakini berusia 36 tahun itu ditangkap setelah diduga mencuri amplop sumbangan dari sebuah panti pijat di dekat Pantai Pattaya, Thailand. 

Insiden itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari pada Jumat, 17 Oktober 2025, di sebuah panti pijat tradisional Thailand di Soi 5, dekat Jalan Pantai Pattaya. Pegawai panti pijat mengatakan kepada polisi bahwa pria itu sebelumnya membayar 300 baht (Rp152 ribu) untuk dipijat selama satu jam karena tempat pijat tersebut akan tutup malam itu.

Namun, pria itu belakangan menuntut uangnya dikembalikan. Pegawai panti menolak permintaan itu karena layanan penuh sudah diberikan. Tak terima, pria itu mengamuk dan mengambil beberapa amplop sumbangan yang ditujukan untuk Wat Tham Pha Thong di Provinsi Phetchabun.

Dikutip dari The Thaiger, Selasa (21/10/2025), amplop-amplop tersebut dilaporkan berisi sumbangan tunai yang dikumpulkan oleh karyawan dan teman-temannya untuk persembahan keagamaan. Sementara, turis Israel itu langsung kabur dengan berjalan kaki. 

Petugas yang terkejut segera membunyikan alarm dan berteriak minta tolong, mendorong beberapa pengemudi ojek yang berjaga di dekat panti mengejar si pencuri. Kelompok itu dengan cepat menangkap tersangka tak jauh dari lokasi kejadian. Penggeledahan di saku celananya menemukan amplop-amplop curian.

Turis Israel Coba Kelabui Polisi

Petugas Kepolisian Kota Pattaya tiba tak lama kemudian dan menahan pria tersebut. Petugas mengonfirmasi bahwa rekaman CCTV dengan jelas merekam pencurian dan pengejaran tersebut, sehingga memperkuat kasus terhadap tersangka.

Meskipun ada bukti, pria itu menyangkal telah mencuri amplop-amplop tersebut. Ia mengaku yakin amplop-amplop itu berisi kartu informasi terkait panti pijat, yang ingin ia gunakan untuk mengajukan keluhan tentang apa yang ia sebut sebagai "pelayanan yang buruk". Ia bahkan mencoba mengelabui polisi dengan memberikan nama palsu Bar Bigger saat diinterogasi.

Polisi tetap skeptis, mengingat tersangka tampaknya berupaya melarikan diri dan menggunakan nama palsu. Tidak ada korban luka yang dilaporkan selama insiden tersebut, dan penyidik ​​telah menyarankan manajer panti pijat untuk menyerahkan rekaman CCTV dan bukti fisik sebagai bagian dari tuntutan resmi, lapor The Pattaya News dan KhaoSod.

Keberadaan Turis-turis Israel Resahkan Warga Thailand Selatan

Sebelumnya, turis-turis Israel dianggap meresahkan oleh warga lokal Thailand. Ketegangan antara warga lokal dengan turis asing itu makin meningkat hingga Gubernur Surat Thani Teeruth Supawiboonpol menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan berbagai instansi pekan ini.

Mengutip The Thaiger, Minggu, 12 Oktober 2025, pertemuan itu digelar untuk mencegah kekhawatiran berubah menjadi kerusuhan antara warga dan turis Israel, seperti terjadi di Pai, Mae Hong Son. Melansir Bangkok Post, insiden yang intens pada Februari 2025 itu melibatkan sejumlah turis Israel yang bertingkah di kawasan tersebut.

Salah satunya melibatkan empat warga Israel yang membobol dan merusak ruang gawat darurat Rumah Sakit Pai. Akibat tindakan tersebut, keempatnya didenda masing-masing 3.000 baht, visa turis mereka dicabut, dan kemudian dideportasi ke Israel. Beberapa waktu kemudian, dua warga Israel ditangkap karena bekerja sebagai penyanyi tanpa izin di sebuah restoran lokal.

Situasi serupa dilaporkan operator dan pejabat setempat. Sejumlah turis Israel diduga memperoleh tanah melalui perwakilan Thailand dan mendirikan bisnis wisata, seperti restoran, vila, dan tur wisata, yang secara eksklusif menargetkan wisatawan Israel.

Pemerintah Daerah Thailand Usut Dugaan Ambil Alih Lahan oleh Turis Israel

Modus itu dilaporkan telah menyebabkan keresahan, yang menimbulkan kekhawatiran di antara penduduk lokal dan wisatawan lainnya. Narumol Maisopha, Ketua Asosiasi Hotel dan Pariwisata Koh Pha Ngan, mengatakan perilaku tertentu telah menciptakan ketegangan di dalam masyarakat.

"Sebagai perwakilan sektor swasta, kami menyadari bahwa hal ini berdampak negatif pada citra pariwisata. Kami telah mulai memisahkan pihak-pihak yang berkonflik untuk mempertahankan pengalaman pariwisata berkualitas tinggi," katanya.

Tak ingin polemik berlanjut, Gubernur Surat Thani menyerukan tindakan cepat dan terkoordinasi untuk memastikan pengunjung asing mematuhi hukum Thailand dan tidak mengganggu masyarakat setempat. Para pejabat kini sedang menyelidiki kemungkinan akuisisi lahan ilegal, pendaftaran bisnis, dan pelanggaran visa.

Pejabat ketenagakerjaan dan imigrasi juga telah ditugaskan untuk meninjau status visa guna memastikan kepatuhan terhadap peraturan Thailand. Gubernur Teeruth mengakui proses hukum akan memakan waktu, karena memerlukan pengumpulan bukti yang menyeluruh.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |