Wardah dan Luminihsan Ciptakan Ruang Tumbuh bagi Perempuan Muslim Lewat Legacy Maker

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta ParagonCorp dan Wardah serta Luminihsan menggelar acara Legacy Maker on Women, Wellness, and The Future of the Ummah di Senayan Sentral III, Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Acara itu pun menjadi komitmen Wardah dalam mendampingi perempuan Indonesia untuk berani melangkah serta memberikan kontribusi nyata bagi masa depan ummat.

Legacy Maker kali ini, turut dihadiri oleh Deputy of CEO ParagonCorp, dr. Sari Chairunnisa. Dirinya menjadi pembicara dalam sesi diskusi bertajuk Heald Women Build Strong Ummahs: Reclaiming Wellness as Worship.

dr. Sari mengungkapkan alasan ParagonCorp dan Wardah mendukung acara Legacy Maker. Salah satunya adalah ParagonCorp ingin menciptakan ruang untuk tumbuh dan saling berbagi pengalaman serta pengetahuan.

“Selama 40 tahun, Paragon terus berupaya menciptakan ruang aman bagi ribuan perempuan yang bekerja bersama kami, ruang untuk tumbuh, saling berbagi, dan terus belajar, baik melalui percakapan sehari-hari, maupun dari sesi-sesi dengan pembicara inspiratif,” ungkapnya.

dr. Sari pun berharap, Legacy Maker dapat menjadi ruang untuk berpikir, menyembuhkan, dan saling menguatkan. 

“Agar setelah ini, kita bisa terus bertumbuh dan membangun ummat, bukan sendirian, tapi bersama-sama,” ujarnya.

Kontribusi Membangun Ummat

Dalam sesi diskusi Legacy Maker, Professor, Psychiatrist Stanford University, Rania Awaad, M.D., juga menjadi salah satu pembicara.

Rania mengungkapkan bahwa perempuan dapat berkontribusi dengan potensi yang dimiliki untuk membangun ummat.

Ia pun mengajak para perempuan untuk menemukan talenta atau karunia yang telah diberikan Allah. 

“Saya dulu orang yang tidak pernah menyangka akan pegang mikrofon, bicara di depan banyak orang, tapi hidup, keyakinan, dan niat baik membawa saya ke sini, dan keyakinan membawa saya ke sini,” ujarnya.

Rania juga mengapresiasi beragam bentuk kontribusi sekecil apa pun.

“Tidak ada satu jalan yang lebih mulia dari yang lain selama dilakukan dengan niat yang tulus, itu semua berharga,” ucapnya.

“Ada yang Allah berikan kemampuan menulis, maka tulislah, ada yang pandai di dunia digital, jadi content creator, sampaikan ilmu lewat kamera, suara, dan visual. Ada yang hebat di advokasi, olahraga, penyembuhan. Bahkan jadi ibu rumah tangga yang menguatkan ibu-ibu lain, itu pun luar biasa,” jelas Rania.

Ia juga menekankan pentingnya saling menghargai peran dan kemampuan orang lain. Bukan untuk membandingkan, tetapi untuk saling melengkapi.

“Apa yang jadi kekuatanmu, belum tentu bisa saya lakukan, apa yang saya lakukan, belum tentu orang lain bisa karena itu, tidak ada ruang untuk meremehkan talenta setiap orang,” ujar Rania.“

"Allah tidak akan bertanya kepadaku tentang talentamu dan Dia tidak akan bertanya kepadamu tentang talentaku, tapi Dia akan bertanya: ‘Apa yang kau lakukan dengan apa yang telah Aku titipkan padamu?’,” jelasnya.

Pentingnya Punya Mindset yang Benar

dr. Sari mengatakan bahwa mindset yang benar harus dimiliki oleh setiap perempuan. Selain itu, menurutnya, konsep boundary (batasan) dan make time (meluangkan waktu) pun harus dibiasakan.

“Minggu lalu, di Paragon, kami baru saja mengadakan program health and wellness untuk meningkatkan kesadaran kesehatan karyawan dan membentuk mindset yang benar,” katanya.

dr. Sari pun memberi contoh bagaimana konsep boundary dan me time yang perlu dilakukan setiap perempuan. 

“Soal boundary harus dimulai sejak membangun keluarga, suami dan istri perlu saling terbuka agar dapat memiliki waktu untuk diri sendiri dan dengan teman,” ujarnya.

“Di Paragon pun kami ingin menormalisasi hal ini, supaya setiap orang merasa aman untuk punya ruang pribadi,” ujar dr. Sari.

Menurutnya, jika sisi boundary dan me time dipadukan dalam kehiduap, akan menciptakan mindset yang benar.

“Jadi intinya, kalau kita punya mindset yang benar, kita bisa membuat prioritas dan menjaga hubungan dengan orang lain,” ujar dr. Sari.

(*) 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |