Siapa Pembeli Tas Hermes Birkin Pertama Seharga Rp163 Miliar yang Memecahkan Rekor?

16 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tas Hermes Birkin pertama baru saja memecahkan rekor untuk pelelangan sebuah tas tangan, terjual seharga 8,6 juta euro (sekitar Rp163 miliar), menurut BBC, seperti dikutip Jumat (11/7/2025). Pertanyaannya, siapa pembelinya?

Ruang lelang Paris dipenuhi antusiasme saat penjualan dimulai, dengan juru lelang mengingatkan audiens bahwa tas Birkin itu "benar-benar unik" dan "tas paling terkenal sepanjang masa," lapor Japan Today. Penawaran dimulai dengan harga 1 juta euro, tapi dengan cepat meningkat.

Tawaran melonjak melewati 2 juta euro, lalu 3 juta, 4 juta, dan 5 juta, hingga membuat orang-orang terkesiap. Ketika harga melonjak dari 5,5 juta jadi 6 juta euro, terdengar siulan dan tepuk tangan meriah.

Tawaran berikutnya adalah 6,2 juta euro, lalu 6,5 juta, hingga 6,8 juta euro sebelum tawaran terakhir: 7 juta euro. Total harga yang dibayar penawar pemenang tas bersejarah Hermes itu adalah 8,6 juta euro, termasuk biaya yang dikenakan rumah lelang, Sotheby's, kata balai lelang tersebut.

Siapa Pembelinya?

Sotheby's tidak mengidentifikasi pemenang lelang, dengan juru lelang hanya menyebutnya sebagai "pembeli dari Jepang." Sembilan kolektor yang menawar melalui telepon, daring, dan di langsung tempat sempat berkompetisi dalam pertarungan lelang selama 10 menit untuk tas bersejarah tersebut.

Sebelumnya tas Birkin pertama, Hermes White Himalaya Niloticus Crocodile Diamond Retourne Kelly 28 dengan hardware emas dan berlian terjual 513.040 dolar AS (sekitar Rp8,3 miliar) pada November 2023. Dengan sejarah yang jelas lebih panjang dan orisinal, tidak heran nilai tas Birkin pertama itu jauh lebih tinggi.

Hermes secara eksklusif membuat tas Birkin untuk Jane Birkin pada 1984 dengan merek J.B. di lipatan depan, di bawah gembok. Menurut rumah lelang tersebut, tas yang sudah jadi dan unik itu dikirimkan pada sang aktris di tahun berikutnya.

Sotheby's menerangkan, ada tujuh elemen desain di prototipe tas kulit hitam buatan tangan yang membedakannya dari tas Birkin yang diproduksi setelahnya. Salah satunya adalah tali baru yang tidak bisa dilepas.

Desain Eksklusif

Desain itu disebut cocok untuk kesibukan Jane Birkin. Tasnya juga dilengkapi pemotong kuku, karena Birkin "tidak pernah suka kuku panjang yang dicat," kata Sotheby's. Tas buatan tangan Hermes untuknya, yang dikembangkan dari model Haut A Courroies, juga memiliki aksesori kuningan berlapis emas, kancing bawah, dan fitur-fitur lain yang berbeda dari Birkin komersial.

Gaya Birkin yang kasual dan santai pada 1960-an dan awal 70-an, yakni rambut panjang berponi, celana jin yang dipadukan dengan atasan putih, gaun mini rajutan, dan tas keranjang, masih melambangkan puncak gaya Prancis yang anggun bagi banyak wanita di seluruh dunia.

Tas itu lahir dari pertemuan tidak terduganya dengan bos Hermes saat itu, Jean-Louis Dumas, dalam penerbangan dari Paris menuju London pada 1980-an. Birkin menceritakan dalam wawancara selanjutnya bahwa mereka mulai mengobrol setelah ia menjatuhkan beberapa barangnya di lantai kabin.

Asal-usul Tas Birkin

Birkin mengungkap bahwa ia terbiasa membawa barang-barangnya dalam keranjang anyaman karena merasa tas tangan era 80an terlalu kecil untuknya, menurut Sotheby's. Terlebih, ia bepergian dengan putrinya yang masih kecil, Charlotte, dan mengeluhkan soal tidak dapat menemukan tas yang sesuai kebutuhannya sebagai seorang ibu.

Birkin bertanya pada Dumas mengapa Hermes tidak membuat tas tangan yang lebih besar, yang kemudian membuat sketsa 'kantong muntah pesawat' yang ia inginkan. Dumas lalu membuatkan sebuah contoh untuknya dan kemudian menghadiahkan empat tas Birkin lainnya.

Karena tersanjung, ia setuju ketika Hermes bertanya apakah tas itu bisa dikomersialkan atas namanya. Ia juga menyimpan prototipe tersebut selama hampir satu dekade, sebelum melelangnya untuk badan amal AIDS pada 1994.

Tas itu dilelang lagi pada 2000 dan sejak itu berada di tangan swasta, kata Sotheby's. "Lebih dari sekadar tas, Birkin telah berevolusi dari aksesori praktis menjadi ikon budaya yang tak lekang oleh waktu," kata balai lelang tersebut.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |