Reuni Oasis Kok Bisa Bikin Brand Fesyen Keciprat Cuan?

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Ketika Oasis memulai tur reuni yang telah lama ditunggu-tunggu pada Jumat, 4 Juli 2025, dengan menggelar konser pembuka di Cardiff, Wales, merek-merek fesyen diperkirakan akan merapat memberi "dukungan." Hubungan yang secara historis retak antara Liam dan Noel Gallagher tidak hanya akan menghasilkan pertunjukan gemilang, namun emosional.

Maka itu, menjangkau khalayak luas dan memanfaatkan gelombang nostalgia Britpop tahun 90-an untuk penjualan yang lebih tinggi seharusnya dilakukan para brand fesyen, menurut kolumnis Andrea Felsted, dikutip dari Bloomberg, Sabtu, 5 Juli 2025.

Acara musik, terutama tur, selain perilisan album terkenal, seperti Cowboy Carter milik Beyonce dan Brat milik Charli XCX tahun lalu, telah jadi fenomena budaya. Levi Strauss & Co bekerja sama dengan Beyonce setelah lagunya "Levii's Jeans," mengubah nama Instagram-nya sebentar menjadi "Levii's" dan meminta bintang tersebut untuk kampanye iklan.

Banyak brand fesyen, termasuk Kate Spade milik Coach Inc., merangkul Brat. Sementara itu, desainer, termasuk Roberto Cavalli, Versace, dan Tiffany & Co. milik LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SE mendandani Taylor Swift.

Wonderwall Summer

Kini, para pengecer berbondong-bondong mengikuti apa yang disebut sebagai "Wonderwall Summer."  Merek mewah asal Inggris Burberry Group Plc jadi yang terdepan. Meski tidak secara eksplisit terkait dengan tur tersebut, kampanye Burberry Festival menampilkan Liam Gallagher dan kedua putranya, Lennon dan Gene Gallagher, serta putrinya Molly Moorish-Gallagher.

Dorongan pemasaran ini mengingatkan publik pada masa kejayaan Burberry di tahun 1990-an. Kampanye terbaru memang menampilkan musisi Goldie, serta para pesohor perempuan: Cara Delevingne dan Alexa Chung, tapi Liam adalah bintang utamanya. Ia mengenakan parka Burberry miliknya sendiri dari tahun 2018, yang akan diterbitkan ulang dalam edisi terbatas.

Adidas AG lebih terbuka dalam menarik penggemar Oasis, dengan memproduksi koleksi dari co-branded clothing, yang dijual secara daring dan di toko-toko Adidas, serta Oasisinet.com, situs resminya, dan di stadion selama tur. Di antara nama-nama lain yang terlibat adalah Levi's, yang membuat serangkaian kaus oblong, dan Stone Island milik Moncler SpA, yang menampilkan Liam dalam kampanye musim gugurnya.

Gaya Tahun 90-an

Band rock pria, kata Felsted, berarti audiensnya beragam, yang berguna untuk penjualan pakaian pria dan wanita. Menurut GlobalData, pasar pakaian dan alas kaki pria sekitar dua pertiga dari ukuran pakaian wanita, menjadikannya peluang yang signifikan.

Meski ketertarikan yang terus berlanjut terhadap segala hal yang berbau tahun 90-an telah memperkenalkan Oasis pada generasi baru, hampir setengah dari mereka yang hadir telah menyaksikan konser band tersebut sebelumnya, menurut laporan Belanja Konsumen Barclays Plc.

Mengingat bahwa Gallagher bersaudara belum pernah tampil bersama sejak 2009, hal itu menyiratkan demografi yang lebih tua, yang sering kali berarti kelompok yang memiliki uang untuk dibelanjakan pada kegiatan rekreasi. Ini juga membantu bahwa banyak gaya yang dikenakan band tersebut.

Di antaranya adalah elana jins longgar, kaus sepak bola, dan sepatu kets low-rise yang kembali jadi tren berkat apa yang disebut estetika "Blokecore." Sementara Swifties mungkin telah memilih payet dan Beyhive dengan topi koboi, penggemar Oasis tampaknya berfoya-foya dengan parka dan topi bucket

Barang Fesyen yang Naik Daun

Meski panasnya musim panas, rata-rata unggahan  TikTok mingguan yang menampilkan parka naik 188 persen antara 1 Juni dan 1 Juli, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut perusahaan intelijen pasar Trendalytics.

Pencarian parka di pasar barang bekas Depop naik 1.850 persen pada Juni 2025, dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Topi bucket juga punya daya tarik tersendiri.

Menurut penelitian Barclays, hampir sepertiga penggemar yang menghadiri konser berencana mengenakan busana bergaya tahun 90-an, dan untuk mendorong perusahaan yang bekerja sama, lebih dari seperlima berencana mengenakan co-branded item.

Pembelian tersebut akan menyumbang 1,06 miliar pound sterling (sekitar Rp23,4 trilioun) yang diharapkan akan dibelanjakan penggemar Oasis Inggris secara keseluruhan, menurut Barclays. Angka ini mencakup tiket, akomodasi, serta biaya makanan dan minuman.

Oasis sendiri tidak selalu memiliki hubungan yang mudah dengan dunia mode. Liam memulai Pretty Green pada 2009, tapi lini tersebut diakuisisi JD Sports Fashion Plc tahun 2019. Tiga tahun kemudian, JD menjualnya pada pesaingnya Frasers Group Plc. Namun, peritel yang dikendalikan Mike Ashley tersebut tidak lagi memiliki label tersebut.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |