Menjaga Kulit Cantik, Ahli Ungkap Waktu-Waktu Terbaik Mengonsumsi Suplemen Kolagen

1 day ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Kolagen telah jadi topik hangat di dunia kesehatan dan kecantikan, terutama setelah sering muncul dalam rutinitas pagi para bintang K-drama dan selebritas, seperti Jennifer Aniston. Kolagen merupakan protein yang melimpah dalam tubuh, berfungsi sebagai komponen struktural utama dalam kulit, rambut, kuku, dan jaringan ikat.

Mengutip Vogue, Kamis (10/7/2025), seiring bertambahnya usia, produksi kolagen alami dalam tubuh menurun, yang dapat menyebabkan kulit kendur, keriput, dan masalah sendi. Karena itu, suplemen kolagen jadi populer, terutama di kalangan mereka yang berusia di atas 25 tahun, untuk mendukung kesehatan kulit, rambut, dan kuku.

Para ahli kulit, termasuk Dr. Deepthi Atmakuri dari Clinica Derm, menyatakan, konsumsi suplemen kolagen dapat memberi peningkatan signifikan dalam kesehatan kulit secara keseluruhan. Studi uji coba terkontrol acak menunjukkan bahwa hasil positif dapat terlihat dalam waktu delapan minggu, dengan beberapa pengguna melaporkan kulit tampak lebih berisi dan berkurangnya kulit kusam dalam 15 hari.

Waktu Terbaik untuk Mengonsumsi Kolagen

Meski kolagen tidak memerlukan jadwal konsumsi yang ketat, konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan manfaat jangka panjang. Dr. Archana Batra, seorang ahli gizi, menekankan pentingnya asupan kolagen yang teratur. Berikut beberapa rekomendasi waktu terbaik untuk mengonsumsi kolagen:

1. Saat Perut Kosong

Mengonsumsi kolagen saat perut kosong di pagi hari dapat meningkatkan penyerapan, karena kolagen paling baik diserap dalam suasana asam. Bagi yang menjalani puasa intermiten, konsumsi kolagen tepat setelah periode buka puasa dan beri jeda sebelum makan.

2. Tepat Sebelum Tidur

Mengonsumsi kolagen sebelum tidur dapat mendukung proses perbaikan dan regenerasi tubuh selama tidur, memberi dampak yang lebih besar pada kesehatan kulit.

3. Pasca-olahraga

Kolagen dapat membantu pemulihan otot dan kesehatan sendi. Mengonsumsinya setelah olahraga dapat mengurangi nyeri otot dengan meningkatkan aliran darah dan pengiriman nutrisi.

Bagi mereka yang memiliki perut sensitif, disarankan mengonsumsi kolagen bersama makanan. Hal ini tidak akan mengurangi manfaatnya, karena aktivitas enzimatik tubuh yang tinggi selama pencernaan membantu pemecahan dan penyerapan kolagen. 

Memilih Jenis Kolagen yang Tepat

Memilih jenis kolagen yang tepat adalah langkah penting untuk mendapat manfaat maksimal dari suplemen ini. Dr. Atmakuri merekomendasikan untuk selalu memeriksa label produk dan memilih kolagen terhidrolisis atau peptida kolagen, yang lebih mudah diserap tubuh. Kolagen ini dapat dicampur ke dalam cairan panas maupun dingin, menjadikannya pilihan yang fleksibel.

Kolagen laut dan sapi adalah varietas paling umum, dengan kolagen laut sering kali memiliki aroma yang kurang sedap. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menambahkan perisa buatan, seperti lemon atau beri. Penelitian tentang kolagen nabati masih terbatas, sehingga bagi mereka yang mencari hasil yang terbukti, kolagen laut atau sapi mungkin jadi pilihan yang lebih baik.

Untuk meningkatkan penyerapan kolagen, kombinasikan dengan makanan kaya vitamin C, seperti buah jeruk. Namun, hindari mengonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan kolagen, karena keduanya dapat bersaing untuk penyerapan. 

Tanda Kolagen Menurun

Jika ragu mengonsumsi suplemen kolagen, Anda bisa melihat tanda-tanda apakah sudah membutuhkannya. Mengutip Kanal Citizen yang melansir Bright Side, 6 Mei 2025, penurunan kolagen bisa menimbulkan berbagai gejala yang sering kali tidak disadari.

Itu biasanya dimulai dengan munculnya garis-garis halus dan kerutan. Saat kadar kolagen menurun, kulit kehilangan kekencangan dan elastisitasnya, yang menyebabkan kulit kendur dan munculnya kerutan.

Proses ini merupakan bagian alami dari penuaan, tapi kadar kolagen juga dapat dipengaruhi faktor-faktor, seperti paparan sinar matahari yang berlebihan. Kolagen yang rendah juga dapat menyebabkan munculnya "kulit bertekstur stroberi" dan pori-pori tersumbat, yang sering dikaitkan dengan keratosis pilaris, pori-pori membesar pun menciptakan tekstur bergelombang yang khas. 

Selain itu, ketika produksi kolagen menurun, kulit jadi kering dan kehilangan kilau alaminya, sehingga membuat kulit tampak kusam. Perubahan ini sering kali disertai peningkatan kekasaran dan penurunan kelenturan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |