Liputan6.com, Jakarta - Jalur Sistem Angkutan Cepat (RTS) Johor Bahru-Singapura mencetak sejarah baru dengan uji coba pengoperasian kereta pertama jalur tersebut pada hari ini, Senin (30/6/2025). Diproduksi China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), setiap kereta akan berkapasitas tetap 607 penumpang, dan dapat mengangkut hingga sekitar 1.000 penumpang pada jam sibuk.
Mengutip Chanel News Asia, kereta tanpa masinis itu melaju dengan kecepatan maksimum 80 km/jam dan ditenagai oleh sistem Grade of Automation 4 (GoA4), yang mengacu pada sistem yang berjalan sepenuhnya secara otomatis tanpa ada staf operasi di dalamnya. Penempatan staf di dalam kereta untuk keperluan lain, seperti layanan pelanggan, masih dipertimbangkan.
Perjalanan sejauh empat kilometer antara Woodlands North dan Bukit Chagar di Johor Bahru akan memakan waktu sekitar lima menit, dengan waktu tunggu tersingkat untuk kereta adalah 3,6 menit. Total akan ada delapan kereta saat RTS Link mulai beroperasi pada Desember 2026, menurut Kementerian Transportasi Singapura dan Malaysia dalam pernyataan pers bersama.
Spesifikasi Gerbong Kereta Tanpa Masinis
Kereta pertama dirakit di fasilitas CRRC di Tiongkok, dan dikirim ke Pelabuhan Jurong pada 3 April 2025. Sejak saat itu, kereta tersebut berada di Pusat Uji Rel Singapura untuk mempersiapkan pengujian integrasi sistem di luar lokasi.
Selama fase pengujian ini, operator RTS Operations akan memeriksa integrasi antara kereta dan sistem rel lainnya. Yang terpenting adalah sistem persinyalan serta pintu kasa peron dan komunikasi di dalam kereta.
Pengujian di luar lokasi akan dimulai pada Juli dan memakan waktu sekitar empat bulan, sebelum kereta dipindahkan ke rel RTS Link untuk pengujian di lokasi bersama tujuh kereta lainnya. Dari tujuh kereta yang tersisa, empat telah dikirim ke fasilitas CRRC di Batu Gajah, Malaysia, dan sedang dirakit di sana. Proses itu akan diulang untuk tiga kereta terakhir.
Setiap kereta memiliki panjang 76 m dan lebar 2,7 m, dan terdiri dari empat gerbong dengan tiga pintu di setiap sisinya. Total ada 126 kursi tetap dan 16 kursi pop-up.
Proses Pemeriksaan Imigrasi
Kereta tanpa masinis pertama akan berangkat dari setiap ujung jalur pada pukul 6 pagi, sedangkan kereta terakhir akan berangkat pada pukul 12 malam setiap hari. Jalur tersebut diharapkan memiliki kapasitas puncak 10.000 penumpang per jam di setiap arah.
Ketika penumpang tiba di stasiun untuk memulai perjalanan, mereka akan melewati gerbang tiket otomatis dengan sistem pembayaran loop terbuka yang menerima berbagai bentuk pembayaran. Mereka kemudian akan melewati semua pemeriksaan imigrasi dan bea cukai yang diperlukan di stasiun tempat mereka naik.
Misalnya, penumpang yang naik RTS Link dari Woodlands North akan melewati pemeriksaan imigrasi Singapura, diikuti oleh Malaysia, sebelum menaiki kereta menuju Bukit Chagar. Hal ini dilakukan untuk mencegah penumpukan penumpang di stasiun tujuan, tempat penumpang dapat keluar begitu saja setelah melewati gerbang tiket.
Karena durasi perjalanan yang pendek, penumpang diharapkan untuk membawa barang bawaan mereka sendiri dan tidak ada rak penyimpanan.
Ramah untuk Teman Tuli
Untuk pertama kalinya di kereta api Singapura dan Malaysia, kereta RTS Link akan dilengkapi dengan sistem loop induksi pendengaran yang memungkinkan penumpang dengan alat bantu dengar untuk mendengar pengumuman publik di dalam kereta. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan dan inklusivitas di dalam kereta.
Langkah keamanan lainnya termasuk memasang kamera di dalam kereta, dan menutup area di bawah kursi, untuk mengurangi area tempat benda dapat disembunyikan.
Dari dalam negeri, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung menambah kereta di empat rangkaian kereta api (KA) yang menjadi pilihan favorit penumpang pada hari libur Tahun Baru Islam 1447 H yang bertepatan dengan libur sekolah. Menurut Manager Humasda PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, penambahan jumlah kereta itu guna mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pada masa libur panjang di pertengahan 2025.