Kegilaan Boneka Labubu Bikin Wang Ning Pendiri Pop Mart Jadi Miliarder Termuda di Tiongkok

6 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Wang Ning, pendiri perusahaan mainan Pop Mart, telah menjadi perbincangan hangat di dunia bisnis dan hiburan. Di usianya yang baru 38 tahun, Wang Ning telah mencatatkan namanya sebagai salah satu miliarder termuda di Tiongkok, berkat kesuksesan fenomenal boneka Labubu.

Mengutip dari First Post, Jumat (4/7/2025), dengan kekayaan bersih sebesar 22,7 miliar USD (setara Rp367,6 triliun), Wang kini sejajar dengan tokoh-tokoh besar seperti Zhang Yiming dari ByteDance dan Ma Huateng dari Tencent. Boneka Labubu, yang dikenal dengan mata besar dan senyum lebar, telah menjadi ikon budaya pop global.

Meski mungkin bagi sebagian orang karakter ini tampak aneh, Labubu telah mencuri hati banyak kolektor dan selebritas di seluruh dunia, termasuk Rihanna dan Kim Kardashian. Kesuksesan Labubu tidak hanya membangun kerajaan Wang Ning tetapi juga membawa Pop Mart ke panggung internasional. 

Kegilaan terhadap Labubu dimulai dari imajinasi Kasing Lung, seniman Belgia yang berbasis di Hong Kong. Karakter ini pertama kali muncul dalam buku bergambar The Monsters pada 2015.

Dimulainya Lisensi Labubu oleh Pop Mart pada 2019

Namun, popularitas Labubu benar-benar lepas landas pada 2019 ketika Pop Mart melisensikan karakter tersebut. Mereka memasukkannya ke dalam koleksi blind box mereka, sebuah format yang sangat digemari oleh Gen Z dan milenial.

Faktor misteri dari kotak buta dan desain unik Labubu mendorong para kolektor untuk berburu boneka ini. Dari gantungan kunci hingga mainan mewah, Labubu tersedia dalam berbagai desain dengan beberapa edisi terbatas yang dijual hingga ribuan dolar di pasar sekunder.

Popularitasnya yang meledak juga membuat Labubu menjadi bagian dari strategi pemasaran, seperti yang dilakukan sebuah bank di Tiongkok untuk menarik nasabah baru. Di balik kesuksesan Labubu, Wang Ning memanfaatkan momentum ini dengan mengembangkan Pop Mart dari toko kecil di Beijing menjadi raksasa global.

Setelah melantai di Bursa Efek Hong Kong pada tahun 2020, Pop Mart mengalami lonjakan saham hingga 79 persen pada hari pertama perdagangan. Kesuksesan finansial perusahaan terus berlanjut dengan peningkatan laba bersih sebesar 188 persen pada tahun 2024. 

Efek Seri The Monsters

Keberhasilan Pop Mart sebagian besar didorong oleh seri The Monsters, yang menampilkan Labubu sebagai bintang utamanya. Peningkatan pendapatan hingga 726,6 persen dari seri ini menjadikannya salah satu lini produk paling menguntungkan bagi perusahaan.

Kolaborasi dengan merek-merek mewah seperti Coach dan Louis Vuitton semakin memperkuat posisi Pop Mart di pasar global. Dengan keberhasilan ini, Pop Mart dan Wang Ning menarik perhatian investor besar seperti Deutsche Bank dan Morgan Stanley.

Deutsche Bank bahkan menaikkan target harga saham Pop Mart sebesar 52 persen, menandakan keyakinan kuat terhadap pertumbuhan internasional perusahaan. Boneka dengan ciri khas telinga dan mata besar ini menjadi sangat populer setelah terlihat menghiasi tas Lisa BLACKPINK. Siapakah sebenarnya Labubu ini, dan mengapa boneka ini begitu digandrungi?

Boneka Labubu adalah karakter boneka yang diciptakan oleh desainer asal Hong Kong, Kasing Lung. Boneka ini berbentuk makhluk kecil menyerupai hewan dengan desain yang unik dan menggemaskan. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015, popularitas Labubu meledak setelah berkolaborasi dengan Pop Mart pada tahun 2019. 

Populer karena Lisa BLACKPINK

Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, 25 Mei 2025, kepopuleran Labubu semakin meroket setelah Lisa BLACKPINK terlihat membawa boneka ini di tasnya pada April 2024. Momen ini memicu tren di kalangan penggemar di Thailand, Asia Tenggara, dan Asia Timur, yang semakin meningkatkan permintaan terhadap boneka ini.

Konsep blind box menambah keseruan dan elemen kejutan bagi para kolektor. Terdapat berbagai seri Labubu dengan tema dan penampilan yang berbeda-beda. Beberapa seri yang populer antara lain "Exciting Macaron", "Have a Seat", dan "Big into Energy".

Setiap seri ini menawarkan desain dan warna yang unik, sehingga menarik minat para kolektor untuk mengumpulkan semuanya secara lengkap. Popularitas Labubu terbukti dari angka penjualan yang fantastis. Pada paruh pertama tahun 2024, penjualan Labubu mencapai 6,3 miliar yuan China, atau sekitar 870 juta dolar AS. Angka ini menunjukkan betapa besar minat masyarakat terhadap boneka yang satu ini.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |