Liputan6.com, Jakarta - Kanye West secara resmi dilarang masuk ke Australia. Visa turisnya dicabut menyusul lagu anti-Semit yang merujuk pada Adolf Hitler. Keputusan mengejutkan ini berarti ia tidak bisa menyambangi kampung halaman istrinya, Bianca Censori, yang tumbuh besar di Melbourne.
Melansir news.com.au, Rabu (2/7/2025), Censori terakhir kali berada di Australia pada musim panas, akhir tahun lalu. Saat itu, West tetap berada di rumah mereka di Tokyo, Jepang, di tengah kabar ketegangan rumah tangga keduanya.
Menurut sumber pemerintah Australia, keputusan larangan West memasuki negara tersebut dibuat baru-baru ini dan dikomunikasikan pada si rapper, yang secara hukum telah mengubah namanya jadi Ye. Mantan suami Kim Kardashian itu telah mengajukan dan memperoleh visa turis yang dapat berlaku hingga 12 bulan, namun sekarang telah dicabut.
Terkait itu, Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, mengungkap, "Ia (West) sudah lama datang ke Australia dan ia telah membuat banyak komentar yang menyinggung. Namun, pejabat saya meninjaunya lagi setelah ia merilis lagu 'Heil Hitler' dan ia tidak lagi memiliki visa yang sah di Australia."
Apakah Larangan Visanya Berkelanjutan?
Burke melanjutkan, "Itu bukan visa untuk konser. Itu visa di tingkat lebih rendah, namun para pejabat tetap merujuk pada hukum dan berkata, 'Anda akan menyanyikan lagu dan mempromosikan Nazisme semacam itu?' kami tidak membutuhkannya di Australia."
Ketika ditanya di ABCTV apakah larangan visa West bersifat "berkelanjutan," mengingat ketenarannya di seluruh dunia, Burke mengatakan, Australia tidak akan menoleransi anti-Semitisme. "Saya pikir yang tidak berkelanjutan adalah mengimpor kebencian,'' katanya.
"Beberapa orang berkata, 'Oh, tidakkah Anda percaya pada kebebasan berbicara?' Bagi warga negara Australia, ya, Anda memiliki kebebasan berbicara sepenuhnya, tapi kita sudah memiliki cukup banyak masalah di negara ini tanpa sengaja mengimpor kefanatikan."
Negeri Kanguru telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka mungkin mempertimbangkan mencabut visa West karena retorika anti-Semitnya. Awalnya, hal ini menyusul keputusan West memuji Adolf Hitler selama wawancara dengan ahli teori konspirasi sayap kanan Alex Jones.
Komentar Kontroversial Kanye West
"Saya suka Hitler," kata West pada Jones, kemudian menambahkan bahwa ia melihat "hal-hal baik tentang Hitler." "Saya mencintai orang Yahudi, tapi saya juga mencintai Nazi."
Saat itu, anggota parlemen utama Partai Buruh Australia, Jason Clare, mengatakan bahwa menggambarkan komentar seperti itu sebagai hal yang mengerikan "akan jadi pernyataan yang meremehkan." "Saya tidak tahu apakah ia sudah mengajukan visa, tapi cari di Google, Anda akan melihat bahwa ia tampak seperti penggemar berat seseorang yang membunuh 6 juta orang Yahudi pada abad lalu," kata Clare pada Channel 9.
"Orang-orang seperti itu yang pernah mengajukan visa untuk masuk ke Australia di masa lalu telah ditolak. Saya perkirakan jika dia mengajukan permohonan, dia harus melalui proses yang sama dan menjawab pertanyaan yang sama seperti yang mereka lakukan."
Asosiasi Yahudi Australia sebelumnya telah menulis surat pada pemerintah setempat, menuntut agar West dilarang memasuki negara tersebut. Tuntutan ini juga merujuk para pernyataan kontroversialnya.
Tidak Hanya Visa Turis
"Ia (West) telah jadi sasaran empuk bagi para ekstremis, anti-Semit, dan neo-Nazi, dan ia menginspirasi banyak anak muda — ia memiliki banyak pengikut," kata presiden asosiasi tersebut, David Adler. "Ia memiliki catatan yang sangat kuat dalam menjelek-jelekkan sebagian masyarakat, yaitu masyarakat Yahudi, ia menggunakan istilah-istilah seperti 'DEFCON 3' terhadap orang-orang Yahudi."
"Ia menggunakan segala macam kiasan anti-Semit—jadi ya, kami pikir itu risiko yang signifikan, dan karena ia merupakan tokoh yang sangat menonjol dan inspiratif bagi kaum muda, kami pikir itu adalah risiko dalam masyarakat Australia," ia menambahkan.
Tidak hanya visa turis ke kampung halaman istrinya. Sebelumnya, kehebohan berturut-turut yang dipicu ulah rapper berusia 48 tahun itu, termasuk pernyataan anti-Semitnya, dalam beberapa tahun belakangan telah membuat West kehilangan kontrak kerja sama dengan sederet merek fesyen, mulai dari Balenciaga sampai Adidas.