Hasil Autopsi Menyimpulkan Juliana Tewas Sekitar 20 Menit Usai Terjatuh di Gunung Rinjani, Bukan Karena Hipotermia?

6 hours ago 4

Denpasar - Penyebab utama kematian turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juliana atau JDSO mulai terkuak. Dokter Forensik Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) mengungkap hasil autopsi terhadap jenazah warga negara Brasil itu.

Dokter Spesialis Forensik RSBM Ida Bagus Putu Alit di Denpasar, Bali, Jumat, 27 Juni 2025, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan pada tubuh Juliana, ditemukan luka-luka di seluruh tubuh korban. Sebagian besar luka-luka itu berupa luka lecet geser yang menandakan korban terkena benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, NTB.

Dia pun mengungkapkan penyebab kematian Juliana yakni karena benturan benda tumpul. "Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan," terangnya, dilansir dari Antara, Sabtu (28/6/2025).

Dia menjelaskan selain ditemukan luka kekerasan tumpul, forensik juga menemukan patah tulang di bagian dada, tulang belakang, punggung dan tulang paha. Luka paling parah di bagian belakang atau punggung. "Dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan organ dalam dan pendarahan," ungkapnya.

Korban Meninggal dalam Waktu Singkat

Dokter Alit mengungkapkan luka di kepala korban disebut belum menimbulkan herniasi pada otak, kemudian luka di bagian dada dan perut mengalami pendarahan cukup banyak dan tidak ada organ yang mengkerut. Pendarahan paling banyak terjadi di rongga dada korban.

Atas dasar pemeriksaan medis tersebut, Dokter Alit menyimpulkan korban meninggal dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka yang terjadi. "Kami tidak menemukan bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dari luka terjadi," katanya.

Ida Bagus Putu Alit memperkirakan Juliana Marins meningal dunia kurang ari 20 menit setelah terjatuh.  "Kalau kita perkirakan itu tak lebih dari 20 menit setelah trauma terjadi," ujarnya.

Meski begitu Alit mengungkap pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. Mengenai dugaan korban meninggal karena hipotermia, Dokter Alit mengungkapkan pihaknya tidak dapat memastikan karena kondisi jenazah saat diautopsi sudah dimanipulasi dengan dimasukkan dalam freezer.

"Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan patah tulang dan kerusakan organ dalam. Untuk sementara begitu karena harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi," tutupnya.

Pembukaan Kembali Jalur Pendakian Rinjani

Dokter Alit mengungkap pemeriksaan luar jenazah Juliana dilakukan pada Kamis, 26 Juni /2015 sekitar pukul 22.05 Wita. Setelah selesai melakukan pemeriksaan luar, kemudian dilanjutkan autopsi.

Setelah ditutup sejak Selasa, 24 Juni 2025 untuk kepentingan evakuasi turis Brasil, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kembali membuka jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani. Pembukaan jalur pendakian berlaku mulai har ini, Sabtu (28/6/2025).

Pengumuman peembukaan kembali jalur pendakian itu disampaikan melalui akun Instagram resmi Balai TNGR, @btn_gn_rinjani pada Jumat malam, 27 Juni 2025  "Mulai Sabtu, 28 Juni 2025, jalur pendakian dari Pelawangan 4 (Sembalun) menuju Puncak Gunung Rinjani dinyatakan DIBUKA KEMBALI, seiring dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan operasi SAR di Cemara Nunggal," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Mereka mengimbau seluruh pengunjung untuk melakukan 3 M yaitu, mengutamakan keselamatan selama aktivitas pendakian, mematuhi SOP pendakian yang berlaku dan melakukan aktivitas pendakian melalui jalur resmi.

Jalur Pendakian Gunung Rinjani

"Gunung Rinjani bukan hanya tujuan, tapi juga tanggung jawab bersama. Mari cintai Rinjani dengan peduli. Salam Lestari!Salam Konservasi!" lanjut unggagan tersebut.

Sebelumnya, jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun ke puncak Gunung Rinjani ditutup sementara. Penutupan dilakukan hingga proses evakuasi pendaki wanita asal Brasil, JDSP (27), yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani selesai dilakukan.

"Aktivitas pendakian dari Pelawangan 4 jalur wisara Pendakian Sembalun menuju puncak gunung rinjani ditutup sementara mulai 24 Juni 2025 sampau dengan batas waktu yang tidak ditentukan atau sampai dengan proses evakuasi korban selesai dilakukan," ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman Wasur dalam Keterangannya, Selasa, 24 Juni 2025.

"Dalam rangka percepatan proses evakuasi korban kecelakaan di Cemara Nunggal jalur menuju Puncak Gunung Rinjani dan mempertimbangkan aspek keselamatan pengunjung, keselamatan tim evakuasi serta menjaga kondusivitas area di sekitar lokasi evakuasi," ujar Yarman.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |