6 Fakta Menarik Gunung Doi Mae Salong di Thailand, Bekas Gudang Opium yang Berubah Jadi Penghasil Teh Oolong

11 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Doi Mae Salong adalah sebuah bukit di jajaran Dan Lao di provinsi Chiang Rai, Thailand, 6 km dari perbatasan dengan Burma. Memiliki ketinggian memiliki ketinggian 1.367 mdpl, puncaknya berada di dekat kota Santikhiri, yang dibangun di punggung bukit.

Gunung ini menawarkan pemandangan lanskap sekitarnya yang menakjubkan, dengan desa-desa dan lembah yang membentang sejauh bermil-mil. Masih banyak hal mengenai Gunung Mae Salong selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Mae Salong yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber pada 24 Juni 2025.

1. Dihuni Etnis Tionghoa yang Diusir dari Burma

Kota ini sebagian besar dihuni oleh etnis Tionghoa yang berasal dari pemukiman sisa-sisa paramiliter tentara Kuomintang yang diusir dari Burma pada 1961. Saat itu ada sekitar 15 ribu tentara Kuomintang dari Tiongkok yang pindah untuk menetap di Santikhiri.

Pada 1969, mereka secara resmi diintegrasikan ke dalam militer Thailand dan bertempur melawan pemberontak komunis di Thailand hingga meraih kemenangan. Sebagai pengakuan atas kontribusi tersebut, pada 1982 pemerintah Thailand memberi hak tinggal di Doi Mae Salong dan kewarganegaraan Thailand kepada.

2. Namanya Sudah Berubah

Mae Salong unik di Thailand karena merupakan rumah bagi komunitas Tionghoa besar yang hidup rukun dengan suku-suku pegunungan setempat. Nama gunung tersebut secara resmi telah diubah menjadi Gunung Santikhiri, tetapi penduduk setempat masih lebih suka menyebutnya sebagai Doi Mae Salong. 

3. Terkenal Sebagai Perkebunan Teh Olong

Pertanian Oolong merupakan salah satu perkembangan paling menakjubkan di Doi Mae Salong. Masyarakat di sini telah meninggalkan perdagangan opium yang terlarang dan kini bertani Teh Oolong untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Teh Oolong sangat dihargai di Tiongkok selama berabad-abad dan dibudidayakan karena banyaknya manfaat kesehatan serta rasanya yang enak. Di Doi Mae Salong, Anda akan menemukan banyak sekali kesempatan mencicipi Teh Oolong karena ada banyak sekali kedai teh yang ramai untuk dipilih. Akhirnya keunggulan tersebut yang diangkat dari segi pariwisata. 

4. Ada 7 Suku Bangsa di Doi Mae Salong

Ada tujuh kebangsaan yang tinggal di Doi Mae Salong. Semuanya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar di Doi Mae Salong. Kebangsaan tersebut adalah Tionghoa, Thai Yai, Akha, Lahu, Mien, Lishu, dan Lawa.

Untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam tiga kelompok besar, ada orang Tionghoa, orang Akha, dan orang Mien atau Yao. Sebagian besar penduduk Tionghoa tinggal di desa Santikhiri. Dua kelompok lainnya tinggal di Mae Chan Luang, Mea Dee, dan Lao sib.

5. Tawarkan Wisata Budaya yang Berbeda di Thailand

Doi Mae Salong juga kaya akan budaya dan cita rasa Yunnan di Cina Selatan. Mulai dari Teh Oolong yang terkenal hingga beragam kuliner. Daerah ini menawarkan alternatif yang menyegarkan untuk makanan tradisional Thailand Utara — cobalah mi Yunnan dengan kuah kacang yang terkenal di sini. Dengan perpaduan unik budaya Thailand, Tiongkok, dan Suku Pegunungan, tempat ini jadi tujuan wisata yang kaya akan sejarah dan keindahan alam.

6. Ada Pagoda di Puncaknya

Di puncak Doi Mae Salong ada Pagoda Prabaromathat Chedi Srinakarindra Satismahasantikiri, tepatnya di ketinggian 1.500 mdpl. Pagoda ini merupakan Pagoda Lanna yang diaplikasikan pada alas persegi panjang, setinggi 30 meter dan lebar 15 meter di setiap sisinya dengan ubin abu-abu dekoratif.

Terdapat tiga lengkungan di setiap sisinya, loncengnya dihiasi dengan daun emas dan pola ukiran. Pagoda ini selesai dibangun pada 1996 untuk memberikan penghormatan kepada Putri Srinagarindra. Pagoda ini adalah titik tertinggi Doi Mae Salong yang memungkinkan Anda melihat pemandangan, terutama di malam hari.

Selain itu ada pula Phra That Srimahapo Mongkol Boonchum adalah kuil Thailand-Tiongkok yang dibangun oleh masyarakat di Doi Mae Salong bersama Phra Kru Boonchum pada peringatan 60 tahun pemerintahan Raja Bhumibol Adulyadej dan ulang tahun ke-80 yang diresmikan pada 5 November 2006. 

Di dalam aula utama kuil tersebut terdapat gambar Buddha dan arsitektur Tiongkok dengan pahatan

. Pagoda ini merupakan pagoda Lanna terapan di atas alas persegi panjang, tingginya sekitar 30 meter dan lebarnya sekitar 15 meter di setiap sisinya. 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |