Digelar Kembali Setelah 3 Tahun, Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 Jadi Harapan Baru Sastra Indonesia

4 weeks ago 63

Liputan6.com, Jakarta - Setelah tidak hadir selama tiga edisi, Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) yang tidak hadir selama tiga edisi kembali hadir di tahun 2025 ini. Kehadirannya tak hanya merayakan berbagai pencapaian dalam prosa dan puisi Indonesia, tapi juga memperkaya ekosistem perbukuan dan kesusastraan.

Bermula dari gagasan pemilik toko buku, penulis, sekaligus sutradara film Richard Oh, penghargaan sastra ini telah berlangsung sejak 2001. Ketika Richard meninggal dunia pada 2022 lalu, ajang ini pun sempat terhenti, Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 digelar oleh Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia, didukung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesiana, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Sesuai dengan tradisi mereka, pengumuman pemenang KSK akan diselenggarakan dalam tiga tahap. Dimulai dari Daftar Panjang, kemudian Daftar Pendek, hingga terpilih satu pemenang di masing-masing kategori.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 17 Mei 2025, KSK mengumumkan Daftar Panjang berisi sepuluh judul buku untuk kategori Cerita Pendek, Puisi, dan Novel. Tim juri telah memilih dengan pembacaan cermat, juga perdebatan hangat.

Dampak Baik bagi Ekosistem Sastra

Mereka masih akan terus bekerja, membaca dengan lebih cermat lagi untuk menentukan Daftar Pendek (lima judul buku tiap kategori). Ada jarak satu bulan dari pengumuman Daftar Panjang ke Daftar Pendek. Para juri diminta untuk memberi ruang waktu agar publik bisa ikut menilai. Penerbit dan toko buku akan punya cukup waktu juga untuk mempromosikan buku-buku tersebut.

Mereka memyakini inilah cara Kusala Sastra Khatulistiwa memberi sedikit dampak baik bagi ekosistem sastra kita secara keseluruhan, yaitu buku-buku yang baik terpromosikan dengan cukup dan sebanyak-banyaknya sampai di tangan pembaca. Di KSK ada tim Kurator Kusala Sastra Khatulistiwa Eka Kurniawan, Hasan Aspahani dan Nezar Patria

Mereka berharap karya-karya sastra itu dapat memperkaya jiwa masyarakat Indonesia, serta dapat menjadi sumber inspirasi, semangat, dan harapan kita dalam memahami dunia yang berubah begitu cepat hari ini. Selamat untuk para penulis buku-buku tersebut, dan selamat merayakan kesusastraan kita hari ini bagi kita semua.

Daftar Panjang berikut ini adalah karya sastra terbaik untuk tahun ini, terpilih dari buku yang terbit sepanjang tahun lalu yang dinilai juri.

Daftar Panjang Kategori Kumpulan Cerpen

1. Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama

2. Cerobong Tua Terus Mendera karya Raudal Tanjung Banua

3. Iblis Tanah Suci karya Arianto Adipurwanto

4. Kebun Jagal karya Putra Hidayatullah

5. Keluarga Oriente karya Armin Bell

6. Mei Salon karya Iin Farliani

7. Musik Akhir Zaman karya Kiki Sulistyo

8. Musim di Rambut Ibu karya Mashdar Zainal

9. Pelayaran Terakhir karya Anggit Rizkianto

10. Pengetahuan Baru Umat Manusia karya Ken Hanggara

Daftar Panjang Kategori Kumpulan Puisi

1. CICA 96 Puisi Cyntha Hariadi karya Cyntha Hariadi

2. Dengung Tanah Goyah karya Iyut Fitra

3. Ekphrasis karya Tan Lio Ie

4. Hantu Padang karya Esha Tegar Putra

5. Hidup Tetap Berjalan dan Kita Telah Lupa Alasannya karya Ibe S. Palogai

6. Jejak Lintasan karya Raudal Tanjung Banua

7. Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi

8. Selamat Malam, Kawan! karya Muhaimin Nurrizqy

9. Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim

10. Tilas Genosida karya A. Muttaqin

Daftar Panjang Kategori Novel

1. Ajengan Anjing karya Ridwan Malik

2. BEK: Sebuah Novel karya Mahfud Ikhwan

3. Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday

4. Ingatan Ikan-ikan karya Sasti Gotama

5. Inyik Balang karya Andre Septiawan

6. Mari Pergi Lebih Jauh karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

7. Matthes karya Alan TH

8. Oni Jouska karya Asep Ardian

9. Paya Nie: Sebuah Novel karya Ida Fitri

10. Taksi Malam karya T. Agus Khaidir

Kembalinya Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2025 ini membawa harapan besar bagi masa depan sastra tanah air.Salah satu kurator tahun ini, Nezar Patria yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan betapa pentingnya melanjutkan warisan yang ditinggalkan almarhum Richard Oh.

"Harapannya besar sekali, yang pertama tentu saja menyambung kembali apa yg sudah dilakukan, sudah memberikan kontribusi dengan sastra Indonesia modern yang sudah dilakukan oleh almarhum Richard Oh, cita-citanya dilanjutkan dalam bentuk yayasan ini," kata Nezar, dikutip dari Antara, Senin, 20 Januari 2025.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |