Liputan6.com, Jakarta - Dua balon udara yang lepas landas dari Lembah Ihlara untuk penerbangan wisata pada Minggu, 15 Juni 2025, jatuh di dekat desa Gözlukuyu, Aksaray, Turki. Dilaporkan bahwa seorang pilot meninggal dunia, sementara 19 wisatawan Indonesia terluka dalam kecelakaan tragis tersebut.
Melansir Euronews, Selasa (17/6/2025), Gubernur Aksaray Mehmet Ali Kumbuzoğlu menjelaskan kronologi kejadian dengan menyebut, pilot jatuh dari keranjang karena kakinya tersangkut tali. "Sayangnya, pilot kami meninggal dunia karena terjebak di bawah keranjang," sebut dia.
Kumbuzoğlu menyambung, "Turis kami dalam kondisi baik. Kami membawa mereka ke rumah sakit dengan ambulans, pemeriksaan mereka masih berlangsung." Menurut kantor berita pemerintah Anadolu, balon udara lain yang diluncurkan di wilayah Guzelyurt juga terlibat insiden setelah mendarat dengan keras pada Minggu pagi.
Kejadian di destinasi wisata populer Turki ini menyebabkan 12 wisatawan India mengalami "luka ringan." Semua yang terluka dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Luncurkan Penyelidikan
Setelah tragedi ini, pemerintah setempat meluncurkan penyelidikan, sementara operator tur telah diimbau meninjau kembali protokol keselamatan mereka, lapor Mirror. Rekaman dari kantor berita Ilhas memperlihatkan satu balon kempes, dengan keranjang penumpang tergeletak miring, sementara petugas darurat merawat korban luka.
Kementerian Transportasi dan Infrastruktur Turki menyatakan bahwa mereka sekarang akan melakukan penyelidikan. "Pilot balon udara meninggal dunia akibat pendaratan yang keras. Diketahui bahwa kondisi meteorologi cocok untuk penerbangan saat lepas landas, tapi keputusan untuk mendarat dibuat karena angin yang tidak terduga di wilayah tersebut," sebut pihaknya.
Sayangnya, ini bukan kecelakaan balon udara panas fatal pertama yang terjadi di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, dua wisatawan Spanyol meninggal dunia setelah balon udara mendarat di bebatuan, setelah tur wisata keajaiban geologi Cappadocia yang panoramanya acap kali dinikmati dari atas dengan balon udara.
Kondisi WNI
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengonfirmasi kecelakaan balon udara yang melibatkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Provinsi Aksaray, Turki, Minggu. "Balon udara tersebut membawa penumpang 19 WNI, di mana 12 di antaranya mengalami cedera ringan," tutur Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya kepada awak media, Senin, 16 Juni 2025, lapor kanal Global Liputan6.com.
"Kecelakaan terjadi diduga karena perubahan angin yang mendadak," imbuhnya. "KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu para WNI."
Ia melanjutkan, "Setelah sempat dirawat di rumah sakit, kondisi WNI telah membaik dan saat ini sedang dalam perjalanan ke Istanbul. Mereka dijadwalkan akan kembali pulang ke Indonesia malam ini (Senin)."
Sayangnya, kecelakaan balon udara tidak hanya dilaporkan dari Turki. Bulan lalu, Setidaknya 12 orang terluka dalam kecelakaan balon udara di dekat situs arkeologi sekitar Kota Meksiko pada 23 Mei 2025, menurut otoritas setempat, lapor kanal Global Liputan6.com.
Kasus Lainnya
Badan Perlindungan Sipil Negara Bagian Meksiko menyatakan, balon udara tersebut melakukan "pendaratan darurat" di San Martín de las Pirámides setelah menghadapi air pocket, yakni gumpalan udara yang menyebabkan turbulensi.
Gambar yang dibagikan otoritas dan dikonfirmasi lokasinya oleh CNN menunjukkan kecelakaan terjadi tidak jauh dari Pyramid of the Moon (Piramida Bulan), destinasi wisata populer di kota kuno Teotihuacán. Balon terlihat tergantung di pagar dan kabel listrik di sepanjang Avenida Tuxpan—jalan dua lajur sekitar 300 meter dari dasar piramida.
Badan Perlindungan Sipil Meksiko menambahkan bahwa balon udara tersebut dioperasikan perusahaan tur yang menawarkan penerbangan balon udara untuk melihat piramida dari ketinggian. Kantor Jaksa Agung Negara Bagian Meksiko melaporkan sedang menyelidiki seorang pria berusia 29 tahun yang ditahan polisi.
Menurut pemerintah Meksiko, Teotihuacán pernah jadi salah satu kota terbesar di Mesoamerika pra-Kolumbus, dengan Piramida Matahari dan Bulan sebagai pusat reruntuhan kuno tersebut.