Liputan6.com, Jakarta - Leonard Lauder, putra sulung pelopor kosmetik Esteze dan Joseph H. Lauder, serta mantan pimpinan raksasa kosmetik Estée Lauder, meninggal pada Sabtu, 14 Juni 2025, menurut pengumuman perusahaan tersebut. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 92 tahun.
"Sepanjang hidupnya, ayah saya bekerja tanpa lelah untuk membangun dan mengubah industri kecantikan, memelopori banyak inovasi, tren, dan praktik terbaik yang jadi dasar industri saat ini," kata putra Leonard, William P. Lauder, yang menjabat sebagai ketua dewan direksi perusahaan, dalam pernyataan tersebut, dikutip dari CNN, Selasa (17/6/2025).
Lahir dari keluarga Yahudi di New York City, Amerika Serikat (AS), Leonard kecil terbiasa ikut ibunya memenuhi panggilan penjualan di salon, membantunya mengemas kotak-kotak bedak dan minyak pembersih. Ia kemudian kuliah dan lulus dari Sekolah Bisnis Universitas Columbia setelah bertugas sebagai letnan di Angkatan Laut AS selama tiga tahun.
Leonard Lauder secara resmi bergabung dengan Estee Lauder di usia 25 tahun pada 1958. Saat itu, perusahaan tersebut hanya memiliki sedikit karyawan dan penjualan di bawah 1 juta dolar AS.
Perkembangan Estee Lauder
Estée Lauder tumbuh jadi perusahaan global dengan portofolio yang mencakup Clinique, La Mer, The Ordinary, MAC Cosmetics, dan Bobbi Brown Cosmetics. Di antara banyak peran Leonard Lauder, ia tercatat menjabat sebagai presiden selama 23 tahun, dimulai pada 1972, dan kepala eksekutif dari tahun 1982 hingga 1999.
Ia diangkat jadi bos pada 1995 dan memegang jabatan tersebut hingga 2009, menurut perusahaan tersebut. Pada 1995, Leonard membawa perusahaannya ke bursa saham New York dengan harga 26 dolar AS per saham.
Kini, Estée Lauder Companies Inc. (EL) memiliki kapitalisasi pasar sekitar 24,3 miliar dolar AS. Menurut Indeks Miliarder Bloomberg, Leonard memiliki kekayaan bersih pribadi sebesar 15,6 miliar dolar AS, sekitar Rp254 triliun.
Ketika ditanya tentang hal apa yang ingin dikenang darinya selama wawancara tahun 2020 dengan CBS News, Leonard menjawab, "Ia mendengarkan ... dan bersikap baik." Demi mencapainya, ia merefleksikan kesan itu di keseharinnya.
Teknik Penjualan Mirip Ibunya
Dalam waktu 24 jam setelah bertemu Leonard Lauder, seseorang dapat mengharapkan surat intim, sering kali ditulis tangan, dari pelopor kecantikan tersebut. Itu adalah teknik penjualan yang menyerupai gaya profesional ibunya, yang juga dikenal karena meyakini bahwa bisnis adalah tentang mengembangkan dan memelihara hubungan, serta membuat orang merasa penting.
"Pada awalnya, kami tidak pernah beriklan … kami memberi sampel," ungkapnya pada David Rubenstein, salah satu pendiri Carlyle Group, pada 2021. "Kami memberi sampel yang cukup banyak. Jika Anda memberi sampel produk pada pelanggan dan mereka menyukainya, mereka akan kembali dan membelinya lagi dan lagi—itulah yang membangun bisnis."
Leonard dianggap sebagai pencipta "indeks lipstik" selama krisis ekonomi setelah serangan 11 September 2001. Ia menyadari bahwa pembelian kosmetik, terutama lipstik, cenderung berbanding terbalik dengan ekonomi karena perempuan mengganti pembelian yang lebih mahal dengan produk-produk kecil yang lebih menarik.
Pada musim gugur tahun 2001, penjualan lipstik di AS meningkat sebesar 11 persen, dan pada masa Depresi Hebat, penjualan kosmetik secara keseluruhan meningkat sebesar 25 persen. Ia juga seorang dermawan dan kolektor seni yang berdedikasi.
Warisan Putra Pendiri Estee Lauder
Pada 2013, Leonard menyumbangkan 78 koleksi seni kubisme ke Metropolitan Museum of Art di New York City—sumbangan filantropis tunggal terbesar dalam sejarah Met, menurut Estée Lauder. Ia juga mendirikan pusat penelitian seni modern di Met, yang mendukung beasiswa, pameran, dan kuliah umum.
Ia juga merupakan pendukung penelitian kanker dan menjabat sebagai ketua kehormatan di dewan direksi Breast Cancer Research Foundation. Pada 1998, Leonard dan saudaranya, Ronald S. Lauder, mendirikan Alzheimer’s Drug Discovery Foundation, yang mendukung penelitian obat untuk mencegah, mengobati, dan menyembuhkan Alzheimer.
"Dampaknya akan terasa bagi generasi mendatang berkat filantropi, advokasi, dan kreativitasnya yang tidak kenal lelah dalam mengatasi beberapa tantangan terbesar di dunia. Jumlah kehidupan yang ia sentuh dan pengaruhi secara positif dalam semua usahanya tidak terukur," kata Ronald Lauder (81), yang menjabat sebagai Ketua Clinique Laboratories.
Keluarga pendiri perusahaan tetap jadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut, dan empat anggota, termasuk menantu Ronald Lauder, Eric Zinterhofer, menjabat di dewan direksi. Leonard meninggalkan istrinya, Judy Glickman Lauder, dan putra-putranya, William dan Gary.