Mendeteksi Greenwashing di Lini Fesyen Mewah, Jangan Tertipu Janji Ramah Lingkungan yang Palsu

1 month ago 54

Liputan6.com, Jakarta - Bukan hal mudah mendeteksi greenwashing, termasuk di lini fesyen mewah. Klaim keberlanjutan yang menyesatkan untuk menutupi catatan lingkungan yang dipertanyakan ini harus diteropong secara seksama.

Melansir Cranbourn, Sabtu (17/5/2025), dalam sebuah esai pada 1986, istilah greenwashing dicetuskan oleh aktivis lingkungan Jay Westerveld. Greenwashing adalah praktik lama oleh perusahaan dan merek yang menampilkan beberapa elemen bisnis mereka sebagai sesuatu yang berkelanjutan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran yang lebih suram.

Semakin cerdas konsumen dari waktu ke waktu, penyesatan ini jadi lebih canggih dan kompleks. Merek dan bisnis telah menyadari bahwa konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan penekanan pada kemewahan, eksklusivitas, dan harga yang sangat mahal, tidak mengherankan merek barang mewah terkenal dengan greenwashing. Dari metode penambangan yang berbahaya, hingga pekerja yang dibayar rendah, proses dan rantai pasokan mereka sering kali diselimuti misteri.

Skor Transparansi yang Sangat Buruk

Indeks Transparansi Mode 2021 menyatakan bahwa merek-merek mode memperoleh skor transparansi yang sangat buruk, yaitu 23 persen, yang mencakup praktik keberlanjutan mereka, termasuk emisi karbon, limbah tekstil, dan upah yang adil bagi pekerja.

Janji palsu seputar ramah lingkungan, menurut Carbon Trail, bisa berupa penggunaan klaim ambigu dan tidak berdasar. Misalnya, label "ramah lingkungan" atau "berkelanjutan," tanpa bukti apapun, ditujukan hanya untuk sejumlah kecil produk, sementara sebagian besar masih menjalani praktik konvensional dan tidak berkelanjutan.

Ketika membahas greenwashing di dunia mode, sebuah merek, termasuk lini fesyen mewah, juga bisa mengklaim kemasan produknya ramah lingkungan tanpa sertifikasi apapun. Juga, tidak dijelaskan apakah kemasan yang dimaksud menambah kerusakan lingkungan melalui konsumsi sumber daya atau praktik pengelolaan limbah yang tidak efisien.

Hal ini juga dapat terjadi sambil mengabaikan aspek lain dari operasional bisnis, seperti praktik rantai pasokan. Konsumen harus memahami, penggunaan bahan-bahan "berkelanjutan," seperti katun organik dan poliester daur ulang, tidak menjamin produk tersebut berkelanjutan.

Ketelusuran Rantai Pasok

Keberlanjutan bergantung pada bagaimana produk tersebut diperoleh, diproduksi, dan dibuang, sehingga jadi proses yang rumit. Merek harus membangun ketertelusuran dalam rantai pasokan dan mengukur penilaian siklus hidup produk dari awal hingga akhir untuk mengomunikasikan dampak lingkungannya secara andal.

"Ada narasi historis yang panjang seputar isu rantai pasokan, yang sudah ada sejak Revolusi Industri. Kita harus mengambil perspektif tingkat tinggi untuk melihat cara memperbaiki keadaan di antara kategori isu yang luas dan tidak berubah seiring waktu, seperti undang-undang lingkungan, hak buruh, hak perlindungan anak, atau praktik bisnis yang inovatif," kata Pietra Rivoli, seorang pakar keuangan dan bisnis internasional, serta penulis "Travels of a T-shirt in a Global Economy."

Beberapa merek melakukan kompensasi karbon untuk mencapai netralitas karbon dan mengompensasi emisi gas rumah kaca mereka. Namun, kompensasi dinilai hanya mengalihkan masalah, tidak mengatasi tujuan utama pengurangan emisi.

Sertifikasi di Dunia Mode

Greenwashing di dunia mode berjalan tidak terkendali, terutama karena kurangnya transparansi dalam rantai pasokan. Merek sering kali membatasi operasi mereka, baik sebagian atau seluruhnya, seperti dari mana bahan-bahan mereka berasal.

Juga, tidak disebutkan kondisi tempat bahan mode tersebut diproduksi, termasuk penggunaan pestisida yang berlebihan atau praktik pertanian yang membutuhkan banyak air, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Sertifikasi juga bisa membantu memisahkan merek yang mengumbar janji lingkungan palsu.

Salah satunya, ada Standar Tekstil Organik Global (GOTS), sertifikasi yang menegakkan standar tertinggi dalam ranah sosial dan lingkungan. Sertifikasi ini memastikan bahwa serat organik digunakan tanpa bahan kimia berbahaya dengan cara yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

Kemudian, terkait pencegahan praktik greenwashing di dunia mode, Standar Oeko-Tex merupakan terobosan baru yang melampaui ekspektasi untuk keamanan produk tekstil. Melalui pengujian di setiap tahap produksi, standar ini memastikan hanya produk yang paling aman dan paling andal yang dipasarkan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |