Liputan6.com, Jakarta - Prosedur operasi plastik (oplas) bukan lagi momok menakutkan bagi sebagian besar orang. Banyak kalangan termasuk selebriti bahkan ke luar negeri dan rela membayar mahal untuk hasil oplas yang maksimal.
Dr. Tompi, selebriti yang juga seorang dokter aestetik mengungkap risiko oplas. Melalui tayangan YouTube Melaney Ricardo, ia juga memberikan saran apa yang sebaiknya tidak dan boleh dilakukan.
"Shopping aja dulu, shopping ke dokter. Coba ke dokter A tanya pendapatnya gimana, coba ke dokter B tanya pendapatnya gimana," ungkap pria asal Aceh tersebut melalui TikTok @melaney_ricardo yang diunggah pada 12 Mei 2025.
Satu hal yang pasti, menurut Dr. Tompi operasi plastik tetap memiliki risiko komplikasi. "There's no perfect doctors (tidak ada dokter yang sempurna)," sambung Tompi.
Dr.Tompi yang tergabung dalam dan American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery (AAFPS) dan sering bertemu dokter bedah terkemuka dunia, menyebut hal yang sama. Hampir tidak ada dokter yang tidak pernah mengalami kasus komplikasi.
Oplas Tetap Ada Risiko
"Jadi yang namanya operasi tetap ada risiko ya?" tanya Melaney yang langsung diamini Dr. Tompi.
Menurut pria 46 tahun itu, tujuan prosedur operasi plastik sebenarnya memperbaiki ketidaksempurnaan bukan mengubah seseorang menjadi orang lain. Namun Melaney mengatakan dengan risiko itu tetap banyak orang Indonesia yang pergi ke Korea, Thailand maupun Vietnam untuk oplas.
Tompi mengaku tidak menyalahkan, karena merupakan hak pribadi dan karena memang persaingan sudah ke tingkat global. Ia pun tak masalah ketika ada pasiennya terkena komplikasi setelah prosedur oplas di Turki dan meminta revisi.
Pelantun lagu "Menghujam Jantungku" ini juga mengatakan bahwa sebagai dokter ia akan melakukan operasi sesuai dengan permintaan pasien, dokter biasanya hanya menyarankan saja tindakan apa yang diperlukan. Tapi soal komplikasi kejadiannya bisa terjadi satu di antara seratus kasus.
Kemungkinan Infeksi di dalam
Dr. Tompi memberi contoh kasus pasien yang melakukan prosedur oplas hidung. Secara teknis karena perlu penambahan tulang rawan untuk mengangga bentuk hidung terlihat mancung, ada kemungkinan pasien mengalami komplikasi maupun infeksi.
Parahnya, infeksi ada yang terlihat dengan hidung tampak kemerahan. Namun akan bahaya jika infeksi terjadi di dalam. "Yang infeksi bahaya adalah infeksi hidden (tersembunyi). Ini ada kuman di dalem ada luka yang tumbuh," bebernya.
"Makanya pas operasi kita jaga, yang bersih dirawat yang bener-bener satu bulan pertama heal very well," sambung dia.
Dr. Tompi yang memiliki klinik sendiri mengatakan bahwa prosedur oplas saat ini memang minim rasa sakit. Pengambilan tulang iga untuk oplas juga tidak menyebabkan luka besar yang mengganggu bagi pasien. "Sayatannya kecil hanya satu sampai satu setengah senti (cm)," kata Dr. Tompi.
Proses Revisi Oplas
Di kasus lainnya seputar oplas, Dr. Tompi juga menyebut tentang kemungkinan revisi atau perbaikan bentuk karena belum sesuai keinginan pasien. Bahkan ia menyebut memberikan layanan sampai pasien puas hasilnya tanpa membayar lagi.
"Cuma nunggu, nggak bisa minggu depan langsung bongkar," katanya lagi.
Biasanya untuk oplas juga dibutuhkan masa 6-12 bulan dari satu prosedur ke prosedur oplas lainnya. Sebagai dokter bedah Tompi ingin membuat pasiennya senang, tapi ternyata memang tak semua pasien mudah puas dengan hasil yang diberikan.
Sementara itu, Melaney mengaku penasaran mengapa Dr. Tompi tidak meng-endorse public figure. Pria kelahiran 22 September 1978 mengatakan lebih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Tapi Tompi juga menambahkan bahwa ia lebih suka menangani kasus yang layak dibantu karena dibutuhkan oleh pasien dari segi estetik dan fungsi, bukan karena alasan finansial.