Studi: Orang yang Menaruh Percaya Bisa Hidup Lebih Lama dan Bahagia

7 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang cenderung saling percaya dan lembaga melaporkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, menurut sebuah studi baru. Kepercayaan pada tetangga, lembaga, dan masyarakat secara umum mungkin merupakan unsur utama untuk hidup panjang dan bahagia, menurut penelitian baru.

Mengutip laman Euronews, Sabtu, 14 Juni 2025, sebuah studi dalam jurnal Psychological Bulletin menemukan bahwa orang yang umumnya lebih percaya cenderung melaporkan kesejahteraan yang lebih besar, yang mengukur kesehatan mental orang dan seberapa puas mereka dengan hidup mereka – dan pada gilirannya terkait dengan umur panjang dan kesehatan.

"Temuan kami menunjukkan bahwa kepercayaan memainkan peran kunci dalam seberapa bahagia dan puas orang merasa, di semua usia, terutama untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang lebih tua," Catrin Finkenauer, salah satu penulis studi dan seorang profesor di Universitas Utrecht di Belanda, dalam sebuah pernyataan. 

3 Jenis Kepercayaan yang Diteliti

Untuk studi baru ini, tim Finkenauer mengamati tiga jenis kepercayaan: kepercayaan interpersonal antara orang-orang yang saling mengenal, kepercayaan pada lembaga seperti pemerintah dan bank, dan kepercayaan sosial, atau keyakinan bahwa kebanyakan orang "jujur, dapat diandalkan, dan baik hati".

Mereka menemukan bahwa orang-orang yang lebih percaya – terlepas dari jenis kepercayaannya – cenderung melaporkan kesejahteraan yang lebih baik. Namun, hubungan tersebut lebih kuat di antara anak-anak dan remaja daripada di antara orang dewasa hingga usia paruh baya.

Penelitian mengungkap bahwa semua bentuk kepercayaan itu penting. Kepercayaan dan kesejahteraan juga tampaknya saling memperkuat dari waktu ke waktu, menurut studi tersebut, sebuah meta-analisis yang menghimpun data dari lebih dari 2,5 juta orang di seluruh dunia.

"Baik itu kepercayaan pada orang lain, pada masyarakat, atau pada lembaga, semua jenis kepercayaan penting untuk kesejahteraan," kata Finkenauer. 

Tidak Berlaku pada Semua Orang

Tidak jelas apakah kesejahteraan secara langsung memengaruhi hasil kesehatan, tetapi kesejahteraan telah dikaitkan dengan rentang hidup yang lebih panjang – empat hingga 10 tahun tambahan, menurut satu analisis dari Kementerian Kesehatan Inggris – serta kesehatan mental yang lebih baik dan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker yang lebih rendah.

Dalam penelitian ini disebutkan bahwa yang perlu diperhatikan, tidak semua orang tampaknya mendapat manfaat dari peningkatan kepercayaan terhadap kesejahteraan. Tahun lalu, studi lain di 38 negara Eropa menemukan bahwa minoritas ras dan etnis melaporkan tingkat kepercayaan yang lebih rendah, yang dapat membuat mereka lebih tidak bahagia dan tidak puas dengan kehidupan.

Namun, laporan yang sama menemukan bahwa membangun kepercayaan di antara minoritas membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, yang membuat para peneliti menyimpulkan bahwa mempromosikan kepercayaan dapat "mempersempit kesenjangan kesejahteraan" di antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda. 

Kepercayaan Tidak Bisa Dipaksakan

"Kepercayaan tidak dapat dipaksakan – kepercayaan harus diperoleh," kata Finkenauer, seraya menambahkan bahwa keluarga, sekolah, dan pemerintah semuanya bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan saling percaya.

"Ketika kita membangun kepercayaan, kita juga mendukung kesehatan mental dan komunitas yang lebih kuat," katanya lagi. 

Terlepas dari penelitian tersebut, sebenarnya ada banyak cara mencapai kebahagiaan. Mengutip kanal Health Liputan6.com, 25 Mei 2025, penelitian terbaru dari Inggris mengungkapkan bahwa tulisan ekspresif positif dapat membantu meningkatkan suasana hati. Dengan berfokus pada rasa syukur dan refleksi diri, Anda bisa menemukan kebahagiaan yang lebih dalam.

Selain itu, kebiasaan sederhana seperti senyum dan tertawa ikut berperan penting dalam meningkatkan rasa bahagia. Aktivitas fisik seperti olahraga, tidur yang cukup, dan bersyukur adalah beberapa cara yang telah terbukti efektif. 

Rasa syukur adalah salah satu kunci untuk mencapai kebahagiaan. Pakar pola pikir dan meditasi, Joanna Rajendran, menyatakan bahwa rasa syukur merupakan "kartu truf emosional".  Selain itu, tidur yang cukup juga sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Tidur yang baik membantu meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan.

Foto Pilihan

Pengunjung melihat koleksi di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |