Liputan6.com, Jakarta - Kurang dari seminggu sebelum final Miss World 2025, yang berlangsung di kota Hyderabad, India, Miss England Milla Magee mengundurkan diri dari kontes kecantikan tersebut. Alasannya, para peserta dipaksa "duduk seperti monyet yang sedang beraksi."
Melansir The Independent, Rabu (28/5/2025), ratu kecantikan berusia 24 tahun dari Newquay, Cornwall, itu mengatakan pada The Sun bahwa ia "secara moral" tidak dapat melanjutkan kompetisi, karena kontes kecantikan itu "ketinggalan zaman" dan "terjebak di masa lalu."
Awalnya, saat ia mundur dari kontes kecantikan itu pada 16 Mei 2025, hal itu dikaitkan dengan "alasan pribadi." Namun, Magee kemudian mengklaim bahwa para peserta telah dipakai untuk "menghibur" investor pria paruh baya.
"Ada dua gadis di setiap meja yang berisi enam tamu. Kami diharapkan untuk duduk bersama mereka sepanjang malam dan menghibur mereka sebagai ucapan terima kasih," kata Milla Magee.
Perlakuan Tidak Masuk Akal
Magee menyambung, "Saya merasa itu tidak masuk akal. Saya ingat berpikir, 'Ini salah besar.' Saya tidak datang ke sini untuk menjadi hiburan orang lain. Miss World seharusnya memiliki nilai-nilai yang sama, tapi sudah ketinggalan zaman dan terjebak di masa lalu. Mereka membuat saya merasa seperti pelacur."
Ia juga mengatakan bahwa para pejabat bersikap "tidak sopan" pada para finalis dan menegur mereka karena bersikap "membosankan." "Itu insiden kecil, tapi itu menunjukkan apa yang sebenarnya mereka pikirkan tentang kami dan betapa sedikit rasa hormat yang diberikan pada kami," katanya.
CEO Miss World Organisation Julia Morley membantah klaim Magee, menyebutnya sebagai "palsu dan memfitnah." "Awal bulan ini, Milla Magee meminta meninggalkan kompetisi karena ada laporan darurat keluarga yang melibatkan kesehatan ibunya," menurut dia.
"Sebagai seorang ibu dan nenek, Julia Morley CBE, Ketua Miss World, menanggapi situasi Milla dengan penuh kasih sayang dan segera mengatur kepulangannya ke Inggris, dengan mengutamakan kesejahteraan kontestan dan keluarganya."
Bantahan Pihak Miss World
Morley menyambung, "Sayangnya, kami mengetahui bahwa beberapa media Inggris telah menerbitkan pernyataan palsu dan memfitnah, yang diduga dibuat oleh Milla Magee, mengenai pengalamannya di India. Klaim ini sama sekali tidak berdasar dan tidak sesuai kenyataan yang dialaminya bersama kami."
"Sebagai tanggapan, Miss World Organisation merilis video yang belum diedit yang direkam selama Milla tinggal di India, di mana ia mengungkap rasa terima kasih, kegembiraan, dan penghargaan atas pengalaman tersebut. Video-video ini mencerminkan kata-kata dan sentimennya sendiri dan berfungsi sebagai kontradiksi langsung terhadap narasi palsu baru-baru ini."
Jayesh Ranjan, seorang pejabat senior di negara bagian Telangana, yang ibu kotanya adalah Hyderabad, mengatakan pada media India bahwa penyelidikan internal telah dilakukan dan tuduhan Magee "dibuat-buat dan sangat dibesar-besarkan."
"Kami meninjau rekaman CCTV dari malam itu," katanya seperti dikutip The Hindu, mengacu pada acara di mana Magee mengatakan para peserta diminta menghibur para investor.
Tidak Ada Keluhan Serupa?
Ranjan berkata, "Jelas terlihat bahwa Milla Magee duduk bersama seorang pria dan empat wanita, pria tersebut adalah pejabat senior IAS, ditemani oleh istrinya, menantu perempuannya, dan tamu-tamu mereka. Ia dikenal karena reputasi dan profesionalismenya yang luar biasa."
"Mengatakan bahwa ia melakukan tindakan yang tidak pantas, terutama di hadapan anggota keluarganya, adalah tidak masuk akal dan tidak dapat dipercaya," imbuhnya. Acara yang dimaksud tampaknya adalah malam budaya di Istana Chowmahalla yang diadakan pada 13 Mei 2025.
Itu adalah satu dari tiga acara sosial formal dalam jadwal resmi Miss World 2025. Menurut laporan di The News Minute, yang berbicara pada seorang pejabat senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya, Magee duduk di meja bersama Miss Wales yang tidak mengajukan keluhan serupa.
Ranjan mengatakan, dia berbicara pada beberapa kontestan lain yang pengalamannya "sangat bertentangan dengan apa yang dituduhkan Miss England."