Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana turut menyambut kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron dalam kunjungan kenegaraan mereka ke Indonesia pada 27─29 Mei 2025. Di antara beberapa agenda, Menpar mendampingi Ibu Negara Prancis dalam "Spouse Program" ke Museum Nasional dan Candi Borobudur.
"Saya merasa terhormat dapat berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan acara yang tidak hanya menunjukkan hubungan kuat antara Indonesia dan Prancis, tapi juga mengedepankan hospitality dan pariwisata dalam membangun kedekatan antarnegara," ujar Menpar Widi melalui rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 28 Mei 2025.
Pada Brigitte, Widi menjelaskan 20 display wastra yang dikurasi langsung olehnya dari seniman batik Nur Cahyo. Nur Cahyo merupakan perajin batik asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang telah mengembangkan seni batik tradisional Indonesia dengan inovasi dan dedikasi tinggi.
Ia dikenal karena kemampuannya menciptakan warna batik menggunakan pewarna alami, seperti secang dan mahoni. Motif batiknya yang unik menggabungkan pengaruh budaya Tionghoa dan Arab dengan elemen flora, fauna, dan geometris.
Pameran di Museum Nasional
Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai pameran internasional dan turut berkontribusi dalam diplomasi budaya Indonesia melalui pembuatan batik ASEAN. Dengan memberdayakan sekitar 50 pembatik, Nur Cahyo terus memperkenalkan batik Indonesia ke pasar global.
Selama kunjungan Ibu Negara Prancis, Museum Nasional didesain dengan sentuhan elegan oleh Yayasan Didit Hediprasetyo yang mempersembahkan "L'Art Botanique du Paradis." Itu merupakan pameran imersif desain interior, mode, dan seni kontemporer oleh seniman dan desainer terbaik Indonesia.
Pameran ini menempati lima ruangan berbeda, dikuratori secara artistik dengan menampilkan beragam kerajinan, kekayaan botani, dan kepekaan desain lokal. Setiap ruangan mencerminkan narasi puitis melalui tekstil, mode, desain interior, patung, serta seni rupa yang dibentuk warisan budaya dan alam.
Tenun Rosé Lounge oleh Vivianne Faye menawarkan tribut romantis yang mencerminkan balutan tradisi dalam kehangatan, feminitas, dan keanggunan yang ceria. Dalam Tropical Tranquil, Roland Adam menciptakan suasana tenang yang mempertemukan alam dan sejarah.
Dilebur Bersama Sentuhan Ikonis Prancis
Wastra oleh Joke Roos adalah penghormatan kontemporer terhadap batik, menjembatani warisan dan modernitas melalui tekstur, ritme, dan pengendalian diri. Tidak ketinggalan, The Soul Gallery, dirancang Prasetio Budhi, menghadirkan ruang gelap dan introspektif di mana bentuk-bentuk leluhur dan seni modern mencerminkan kedalaman jiwa budaya Indonesia.
Terakhir, Bisikan Tropis karya Amalya Hasibuan mengundang pengunjung ke dalam dialog puitis antara seni dan lanskap, mencerminkan alam yang melembutkan ingatan dan desain yang bernapas dalam keheningan. Kamar-kamar ini dihidupkan melalui perpaduan tekstil batik dan tenun, perabotan artisanal, dan artefak langka yang dikurasi dari seluruh kepulauan Indonesia.
Melengkapi elemen-elemen ini, beberapa ruangan menampilkan objek dan peralatan dari rumah-rumah ikonis maison Prancis, seperti Hermès dan Louis Vuitton. "Pameran ini adalah penghormatan tulus kami pada para pengrajin Indonesia dan jembatan budaya yang telah kami jalin dengan Prancis selama 75 tahun," kata pendiri Yayasan Didit Hediprasetyo, Didit Hediprasetyo.
Jadwal Kunjungan ke Borobudur
Menpar Widi berkata, "Indonesia adalah tanah cerita, yang diceritakan bukan hanya melalui kata-kata, tapi desain, tekstil, dan tradisi. Pameran ini menawarkan sekilas (gambaran) tentang keindahan dan kedalaman yang menanti pengunjung ke kepulauan kita. Saat kami menyambut teman-teman Prancis, kami bangga untuk berbagi ungkapan budaya dan keramahan kami ini."
Masih dalam rangkaian "Spouse Program," Menpar Widi akan mendampingi Brigitte dalam jamuan makan siang di Manohara, sebuah resort di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, hari ini, Kamis (29/5/2025). Di acara itu, Ibu Negara Prancis rencananya akan melihat pameran seni dan budaya.
Mahasiswa dari sejumlah Politeknik Pariwisata (Poltekpar) juga dilibatkan di event ini sebagai pemandu tamu, baik di Museum Nasional maupun Manohara. Mereka memiliki kemampuan berbahasa Prancis dan Inggris yang fasih.
Melalui "Joint Vision 2050," pemerintah Indonesia dan Prancis sepakat meningkatkan pertukaran wisatawan bilateral melalui konektivitas dan promosi pariwisata berkualitas tinggi guna mendorong peningkatan people-to-people contact antara penduduk kedua negara.