Menyusuri Sejarah Kemerdekaan RI Lewat 80 Prangko Prisma Edisi Para Pendiri Bangsa

2 months ago 66

Liputan6.com, Jakarta - Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta Pusat, mendadak ramai kehadiran para tokoh nasional pada Selasa, 12 Agustus 2025. Di tempat itulah, peluncuran prangko prisma edisi para pendiri bangsa dilaksanakan.

Total ada 80 prangko dalam satu set, terdiri dari 79 prangko berwajah anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan (BPUPKI) dan satu prangko bergambar Gedung Sidang PPKI (Road van Indie) di Jalan Pejambon 2 dipajang rapi di atas beberapa meja.

Beberapa prangko diletakkan terpisah dari yang lain. Misalnya, prangko bergambar wajah Presiden ke-1 RI Sukarno dan Wakil Presiden ke-1 RI Mohammad Hatta. Prangko mereka diletakkan mengapit gambar Naskah Proklamasi yang menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka dari Belanda dan Jepang.

"Peluncuran Prangko Para Pendiri Bangsa ini menjadi salah satu rangkaian dari peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka. Kebetulan di Kementerian Kebudayaan, kita baru saja menghidupkan kembali Direktorat Sejarah," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam sambutan. Set prangko itu diproduksi hanya 500 set, dilengkapi dengan book stamp yang memuat informasi para 79 tokoh tersebut.

Alasan Memilih Prangko Prisma

Fadli mengatakan sebagian diberikan kepada keluarga para pahlawan sebagai cenderamata. Sisanya akan didistribusikan ke Museum Nasional Indonesia dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Pihaknya sengaja memilih prangko untuk merekam jejak pendiri bangsa agar sejarah bisa tetap hidup dan menjadi bagian yang sangat penting dalam memori koleksi bangsa. Benda filateli, sambung dia, adalah potret atau material culture yang hingga kini bisa menjadi bagian tak terpisahkan dalam memotret peristiwa penting.

"Kebetulan kita juga belum pernah menerbitkan sebuah prangko atau satu kumpulan prangko yang menghadirkan anggota-anggota Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)," kata Fadli Zon.

Bukan hal mudah mewujudkannya karena tidak semua gambar pahlawan mudah diperoleh. "Kalau tidak salah ada tiga sampai lima orang yang belum pernah kita tahu nama dengan potretnya karena mungkin sudah terlalu lama dan dokumentasi kita seperti itu," ujarnya.

Gambar yang terkumpul kemudian ditusir ulang dan diproses seperti halnya memproses mata uang, sebelum dicetak jadi prangko.

Bertepatan dengan HUT ke-123 Bung Hatta

Dalam kesempatan itu, Kementerian Kebudayaan mengundang 17 keluarga para pahlawan yang fotonya tercetak di prangko edisi spesial tersebut. Mereka di antaranya adalah keluarga Sukarno, keluarga M. Hatta, keluarga Wahid Hasyim, keluarga KRMT Rajiman Wedyodiningrat, keluarga Iwa Kusuma Sumantri, dan keluarga Abdurrahman Baswedan.

Peluncuran juga bertepatan dengan peringatan HUT ke-123 Bung Hatta. Dua putri Bung Hatta, Meutia dan Gemala, mewakili keluarga hadir dalam acara tersebut. "Kita mendoakan semoga Bung Hatta, tentu Bung Karno, Bung Hatta, dan para pendiri bangsa, mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT," katanya. 

Ia mengingatkan bahwa para pahlawan berperan dalam penyiapan kemerdekaan RI, jauh hari sebelum 17 Agustus 1945. Kerja BPUPKI yang kemudian digantikan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dinilai memberi pondasi untuk deklarasi kemerdekaan Indonesia meski pelaksanaannya dilakukan dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan.

Menghidupkan Kembali Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Menbud berharap pameran prangko itu bisa kembali menghidupkan Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang menempati bekas rumah Laksanama Maeda. Ia menargetkan secara khusus para generasi muda.

"Kita ingin aktivasi ini sebagai sebuah tempat yang akan lebih hidup lagi, terutama bagi generasi muda, karena tanpa generasi muda yang terlibat aktif dan tertarik kepada sejarah budaya, saya kira kita akan kehilangan jati diri kita di tengah globalisasi," ucapnya.

Memperingati HUT ke-80 RI, museum itu akan menggelar serangkaian kegiatan Bulan Proklamasi. Salah satunya menggelar Tapak Tilas Proklamasi, yakni prosesi mengenang kembali memori penting detik-detik proklamasi dan menghidupkan semangat perjuangan serta nilai-nilai kepahlawanan tokoh-tokoh yang ikut andil saat kemerdekaan Indonesia pada generasi muda.

Ada pula Pameran Temporer berjudul Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah. Pameran yang akan dilaksanakan di Aula Museum itu menampilkan koleksi dan juga narasi berkaitan dengan ketokohan mantan Gubernur Jakarta itu.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |