Liputan6.com, Jakarta - Wastra menjadi salah satu kekayaan Indonesia yang wajib dilestarikan dan dikembangkan. Setiap daerah memiliki kain khasnya sendiri yang mengakar pada budaya. Salah satu yang populer adalah kain tenun.
Tenun awalnya diproduksi secara tradisional dengan cara menjalin benang vertikal dan horizontal, di seluruh kepulauan Indonesia, dari Aceh di Barat hingga Papua di Timur. Setiap daerah memiliki gaya dan makna uniknya sendiri, yang terinspirasi oleh tradisi, budaya, dan teknik lokal selama bertahun-tahun.
Selama bertahun-tahun, tekstil tenun tangan hanya disimpan sebagai artefak budaya dan pusaka keluarga. Keberadaannya bahkan semakin terpinggirkan oleh tekstil produksi massal pabrikan.
Menolak kalah di tengah gempuran industri modern, Cita Tenun Indonesia mengambil peran untuk melestarikan wastra Nusantara, secara khusus tenun tradisional. Cita Tenun Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh perempuan Indonesia pecinta tenun pada 28 Agustus 2008.
Organisasi ini bukan hanya sekadar komunitas melainkan menjadi sebuah wadah untuk melestarikan tenun Nusantara sebagai warisan budaya. Oleh karena itu, CTI merangkai deretan program pelestarian, pelatihan, dan pengembangan perajin tenun guna memaksimalkan produk lewat kerja sama dengan berbagai pihak.
Selamatkan Tenun yang Hampir Punah
Para perajin tenun pun sudah diakui sebagai profesi dengan adanya Lembaga Sertifikasi Profesi Tenun Indonesia. Hingga kini, CTI memiliki 28 sentra binaan di kabupaten dan kota yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia.
Program CTI dilakukan secara konsisten dilakukan untuk melestarikan tenun Nusantara, khususnya motif-motif langka yang hampir punah akibat minim generasi penerus perajin. Pembentukan desa tenun dan melibatkan desainer untuk memenuhi permintaan pasar jadi langkah nyata dari program pelestarian tenun.
"(CTI) bermula dari para kolektor dari berbagai daerah. Pada saat itu, kami bermaksud untuk menjadikan perajin tenun itu tetap eksis, lebih sejahtera. Itu yang menjadi tujuan awal," kata Sekretaris Jenderal CTI Intan Fauzi, dikutip dari Fimela, Selasa (5/8/2025).
Konsistensi ini telah berlangsung selama 17 tahun terakhir. Tak hanya berfokus pada pembinaan perajin sebagai hulu industri tenun, Cita Tenun Indonesia turut memasarkan kain tenun Nusantara di tingkat lokal maupun internasional.
Parade Wastra Nusantara 2025
CTI juga mendirikan desa proyek di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. Berkolaborasi dengan EU HIVOS, CTI semakin berdaya untuk mempromosikan produksi tekstil berkelanjutan pada 2013-2017.
Berbagai pameran aktif diikuti dan dibuat oleh CTI guna mengedukasi dan mempromosikan tenun Indonesia hingga mancanegara. Berkat konsistensinya melestarikan tenun Nusantara, Cita Tenun Indonesia diapresiasi berbagai kalangan, baik pemerintah maupun swasta.
Di Parade Wastra Nusantara 2025, Cita Tenun Indonesia mendapat Anugerah Penggerak Wastra Nusantara atas berbagai upaya yang dilakukan agar tenun Nusantara bisa selalu diterima dan dilestarikan oleh generasi muda. Jangan lewatkan Parade Wastra Nusantara 2025, 8--10 Agustus 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta.
Parade Wastra Nusantara 2025 hadir berkat dukungan sponsor dari PT Pertamina Persero, Bank BRI, Permodalan Nasional Madani, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemkot Tarakan, PT Kereta Api Indonesia (Persero). Informasi selengkapnya bisa kamu ikuti di paradewastranusantara.co.id dan akun media sosial Fimela.com.