Cantiknya Sunset Spot di Yogyakarta dengan Pemandangan Titik Nol

Liputan6.com, Yogyakarta - Nyore di Yogyakarta tentu tidak akan terasa lengkap tanpa singgah ke sunset spot cantik. Di antara banyak titik menarik untuk menikmati panorama matahari terbenam, ada satu lokasi di jantung Kota Budaya yang tidak ingin Anda lewatkan.

Yang dimaksud adalah rooftop di Museum Benteng Vredeburg yang pemandangannya langsung mengarah ke Titik Nol Yogyakarta. "Ini memang spot favorit pengunjung saat sore hari," kata edukator Museum Benteng Vredeburg, Andi Arif Adi Mulya, pada rombongan media trip Traveloka di Yogyakarta, Senin, 11 Agustus 2025.

Selain Titik Nol, spot tersebut memperlihatkan taman di area museum, serta berhadapan langsung dengan sederet bangunan bersejarah dengan arsitektur khas kolonial, yakni gedung Bank Indonesia, Kantor Pos, dan kantor BNI. "Pengunjung bisa lihat sunset sambil menikmati minuman, karena di bawah memang ada kafe," sebut Andi.

Pun tidak membeli minuman, pengunjung Museum Benteng Vredeburg tetap bisa mengakses rooftop, duduk di kursi-kursi yang sudah disediakan, sambil menikmati hiruk pikuk Kota Yogyakarta.

Tidak banyak yang tahu jika Barack Obama kecil sering menghabiskan masa liburan sekolah di Yogyakarta. Rumah tempat Obama menginap di kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu kini diubah menjadi Museum UGM.

Sebagai community hub yang merayakan kebudayaan Nusantara, Museum Benteng Vredeburg bermaksud memperkuat peranannya sebagai paru-paru kota dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang asri di tengah kesibukan Yogyakarta.

Pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan bangunan estetik yang ideal untuk konten media sosial, namun juga mengikuti program publik. "Air mancur menari yang biasa ditampilkan selama akhir pekan sedang kami tutup sementara untuk maintenance selama Agustus (2025), tapi tetap ada video mapping setiap Jumat sampai Minggu pukul 19.30 WIB," beber Andi.

Dalam esensinya, Museum Benteng Vredeburg merupakan peninggalan kolonial tertua di Yogyakarta. Museum yang membawa semangat inklusivitas ini berkomitmen pada transformasi pelayanan publik, menampilkan narasi sejarah yang komprehensif, mulai dari era Diponegoro hingga Orde Baru. 

Museum ini memuat lebih dari tujuh ribu benda bersejarah, termasuk peralatan rumah tangga dan peralatan perang, serta benda-benda yang pernah digunakan tokoh proklamator Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta. 

Andi berkata, "Kami tidak hanya mempercantik dan memperkuat narasinya, tapi juga bangunannya. Kami sedang coba memperkayanya dengan tanaman-tanaman yang kalau sekarang mungkin belum terlalu terasa, tapi kalau sudah tumbuh, (pohon di halaman museum) lebih rindang, orang akan nyaman duduk-duduk di bangku taman di sini."

"Pengunjung kami tidak hanya datang dari Yogyakarta. Bagi pengunjung dari luar kota Yogyakarta, bahkan luar negeri, mereka tentu butuh oleh-oleh, suvenir, makanya kami menyediakan souvenir shop," ia menambahkan. Menggenapi ekosistem yang relevan dengan era sekarang, tiket museum ini bisa dibeli secara daring, termasuk melalui Traveloka.

Co-founder Traveloka, Albert, mengatakan, Yogyakarta merupakan salah satu destinasi populer bagi wisatawan yang semakin mengutamakan perjalanan yang autentik dan bermakna. "Saat ini, 70 persen wisatawan Indonesia memilih liburan domestik karena kenyamanan dan keterjangkauannya, sementara 37 persen mencari pengalaman yang kaya akan nilai budaya dan sejarah," sebutnya dalam keterangan resmi.

Traveloka tengah menggelar Pesta Diskon 17-an yang dihadirkan dalam semangat HUT ke-80 RI. Berlangsung hingga 17 Agustus 2025, kampanye ini mengajak masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang bermakna melalui eksplorasi budaya, kuliner lokal, dan destinasi-destinasi dalam negeri.

Lewat beragam penawaran menarik, online travel agent ini tidak hanya mendorong minat bepergian, tapi juga memperkuat kontribusi nyata terhadap ekonomi lokal dan pelestarian budaya.