Turis China Dikenai Denda Rp2,5 Juta karena Makan Durian di Kamar Hotel Singapura

2 days ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Singapura, sebuah kota yang dikenal dengan kebersihan dan ketertibannya, kembali menegaskan aturan ketat terkait buah durian yang terkenal dengan aroma menyengatnya. Seorang turis China, yang menggunakan nama pengguna Blue Mulberry di media sosial Xiaohongshu, baru-baru ini mengalami langsung bagaimana ketatnya aturan tersebut.

Mengutip dari Asia One, Sabtu (31/5/2025), dalam sebuah unggahan pada 26 Mei 2025, Mulberry menceritakan pengalamannya yang berujung pada denda sebesar 200 dolar Singapura atau sekitar Rp2,5 juta setelah menikmati durian di kamar hotelnya.

Mulberry membeli sekotak durian seharga 13 dolar Singapura (setara Rp164 ribu) saat berjalan-jalan bersama temannya. Karena tidak menemukan tempat duduk di sekitar pasar, ia memutuskan untuk membawa buah tersebut kembali ke kamar hotelnya.

"Setelah beberapa saat, kami tidak bisa berjalan lebih jauh dan memutuskan untuk memanggil taksi," kenangnya. Meskipun bau durian tercium kuat, sopir taksi tidak mempermasalahkannya. 

Dikenai Biaya Pembersihan

Namun, masalah muncul keesokan harinya ketika Mulberry kembali ke hotel. Ia menemukan sepucuk surat di kamarnya yang memberitahukan bahwa pembantu rumah tangga mencium bau durian dan ia akan dikenakan biaya pembersihan sebesar 200 dolar Singapura.

"Saya dan teman saya tercengang dan tidak percaya dengan apa yang kami lihat," ungkap Mulberry.

Panik dan bingung, Mulberry mencari informasi di Xiaohongshu dan menemukan bahwa banyak wisatawan lain mengalami hal serupa. Beberapa di antaranya bahkan tidak tahu bahwa durian dilarang di kamar hotel. Beberapa wisatawan lebih beruntung karena dihentikan oleh staf sebelum membawa durian ke kamar atau dibebaskan karena itu adalah pelanggaran pertama mereka.

Mulberry kemudian meminta maaf kepada staf hotel dan mengakui ketidaktahuannya tentang peraturan tersebut. Dia mencoba meminta diskon untuk biaya pembersihan, tetapi staf menjelaskan bahwa biaya yang dikenakan sebenarnya lebih rendah daripada hotel lain. 

Sebagai perbandingan, Carlton City Hotel mengenakan biaya 500 dolar Singapura, sementara Park Regis by Prince Singapore mengenakan biaya 300 dolar Singapura. Membawa durian ke kamar di Park Avenue Rochester juga akan dikenakan denda 200 dolar Singapura.

Jadi Pengalaman Berharga

Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Mulberry dan menjadi pengingat bagi wisatawan lainnya. "Saya berharap pengalaman saya dapat membantu wisatawan lain... menghemat 1.000 yuan," tutup Mulberry dalam unggahannya.

Durian, meski sangat digemari di Asia Tenggara, memang dikenal dengan baunya yang menyengat. Banyak hotel dan transportasi umum di Singapura melarang konsumsi dan membawa durian untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan. Insiden yang dialami Mulberry ini menjadi contoh nyata bagaimana aturan tersebut diterapkan dengan tegas. 

Sebuah pemeriksaan cepat dengan hotel-hotel lain di Singapura mengonfirmasi bahwa larangan durian di kamar hotel adalah kebijakan umum. Hotel-hotel seperti Carlton City Hotel dan Park Regis by Prince Singapore memiliki kebijakan tegas dengan denda yang cukup besar bagi pelanggar. Aturan ini tidak hanya berlaku di hotel, tetapi juga di transportasi umum, di mana membawa durian bisa berujung pada denda yang lebih besar. 

Tidak Boleh Bawa Makanan di Bus Singapura

Terkait dengan bau, sempat ada kejadian sekelompok penumpang di Singapura merasa kesal ketika dilaporkan dan diberitahu membawa makanan untuk dibawa pulang ke dalam bus umum tidak diperbolehkan. Hal ini terjadi pada seorang warga di layanan bus 293, sepanjang Tampines Avenue 3 pada Sabtu, 27 April 2024 sekitar jam 20.00 waktu setempat.

"Saya membawa ayam goreng yang dibawa pulang dalam kotak yang dikemas dalam kantong plastik, tetapi sopir bus SBS Transit mengatakan saya tidak bisa membawanya ke dalam bus kecuali saya menyimpannya di dalam kantong tertutup," katanya seperti dilansir dari laman Asia One.

Sang penumpang menyadari tentang aturan tidak boleh makan dan minum di transportasi umum seperti bus atau kereta api. Namun, penumpang yang tak disebutkan namanya itu protes karena ini pertama kalinya dia diberitahu bahwa ada aturan tidak boleh membawa makanan.

"Saya tidak tahu kita tidak bisa lagi membawa makanan yang dibawa pulang ke dalam bus," katanya lagi sambil mengatakan bahwa penumpang lain yang membawa ayam goreng juga diteriaki karena membawa makanan ke dalam kendaraan. 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |