Liputan6.com, Jakarta Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi salah satu pilar penting dalam industri media digital. Melalui kerja sama dengan program Magang Berdampak dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Vidio membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung bagaimana AI diimplementasikan dalam platform OTT nomor satu di Indonesia.
Salah satu peserta magang adalah Cindy Hapsari, mahasiswi semester 7 program studi Ilmu Komputer – Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Cindy saat ini bergabung di divisi Content Strategic Analytics (Tim Product) Vidio, di mana ia terlibat langsung dalam pengembangan dan eksplorasi model Artificial Intelligence (AI) yang mendukung strategi konten platform.
Selama magang, Cindy berfokus pada dua proyek utama:
1. Content Forecasting, yaitu melakukan prediksi performa konten berdasarkan durasi tonton pengguna dan pola perilaku pelanggan yang telah berlangganan. Dari data tersebut, tim dapat memperkirakan revenue per title dan menentukan strategi konten yang lebih efisien.
2. User Taste Mapping, yaitu membangun model untuk mengenali selera pengguna dengan pendekatan clustering dan algoritma pembelajaran mesin, agar Vidio dapat memberikan rekomendasi konten yang semakin relevan.
“Selama di Vidio, saya bisa mengeksplor berbagai tools AI yang sebelumnya hanya saya pelajari secara teori di kampus. Di sini, saya langsung berlatih dengan dataset internal Vidio yang jauh lebih kaya dan konkret, serta memahami bagaimana data-data itu digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis,” ujar Cindy.
“Lingkungannya sangat positif dan proaktif. Mentor dan rekan kerja saya luar biasa suportif, dan saya banyak belajar dari latar belakang mereka yang beragam. Bahkan sebagai mahasiswa, saya merasa didorong untuk berpikir dan bereksperimen seperti seorang engineer," tambahnya.
Menurut Cindy, pengalaman ini memberinya pemahaman nyata tentang bagaimana AI dapat diterapkan di industri hiburan digital. “Kalau di kampus, pembelajaran AI masih sebatas teori dengan data publik yang terbatas. Tapi di Vidio, saya bisa belajar praktik langsung menggunakan data yang konkret. Saya bisa bilang pengalaman ini 100 dari 10 karena perusahaan menyediakan tools yang sesuai, yang di kampus mungkin sulit diakses karena mahal,” ungkapnya.
Wakil Ketua Tim Program Magang Berdampak Kemdiktisaintek Wachyu Hari Haji mengatakan, jika program Magang Berdampak hadir sebagai jembatan antara dunia akademik dan industri.
“Magang Berdampak hadir untuk menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan industri nyata. Kolaborasi dengan mitra seperti Vidio memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari ekosistem media digital yang dinamis, sekaligus mengasah keterampilan yang akan menjadi bekal penting dalam karier mereka,” ujarnya.
Bagi Cindy, magang di Vidio bukan hanya soal pengalaman kerja, tetapi juga langkah awal menuju cita-citanya menjadi AI Engineer atau peneliti di bidang kecerdasan buatan. “Teknologi berkembang cepat sekali. Pengalaman ini membuat saya lebih siap untuk berkarier di bidang AI dan memahami bagaimana teknologi bisa mengubah cara kita menonton dan menikmati konten,” tutupnya.
Melalui program magang ini, Vidio menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda yang siap menghadapi masa depan industri digital Indonesia dengan semangat inovasi dan kolaborasi.