15 Rekomendasi Tempat Makan di Semarang Paling Hits dan Legendaris, Wajib Dicoba

5 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga terkenal dengan ragam kuliner yang menggugah selera. Bagi para pencinta makanan, menjelajahi kota ini akan menjadi pengalaman yang memuaskan. Dalam artikel ini, kami akan membagikan rekomendasi kuliner Semarang yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nuansa khas yang sulit dilupakan.

Setiap sudut kota Semarang menawarkan keunikan tersendiri dalam hal kuliner, mulai dari masakan tradisional seperti lumpia, tahu gimbal, hingga sajian modern ala kafe kekinian. Dari kawasan Simpang Lima hingga Kota Lama, Anda bisa menemukan beragam pilihan kuliner menarik. Tak heran jika banyak wisatawan mencari rekomendasi tempat makan di Semarang sebagai panduan wajib sebelum menjelajahi kuliner lokal.

Tak hanya soal rasa, sebagian besar rekomendasi tempat makan di Semarang juga menyajikan pengalaman bersantap yang lengkap, mulai dari suasana nyaman, pelayanan ramah, hingga harga yang bersahabat. Baik untuk makan bersama keluarga, nongkrong bareng teman, atau sekadar menikmati secangkir kopi di sore hari, Semarang memiliki tempat-tempat makan yang cocok untuk berbagai momen.

Berikut ini rekomendasi tempat makan di Semarang paling dicari yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/4/2025).

Fimela Trip kali ini berkesempatan liburan menjelajahi kota Semarang. Yuk simak video selengkapnya!

1. Lumpia Gang Lombok, Sajian Klasik yang Melekat di Hati Warga Semarang

Jika Anda sedang berkunjung ke Semarang, maka belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi hidangan ikonik kota ini. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati lumpia legendaris adalah Loenpia Gang Lombok, sebuah toko kuliner yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam dan tetap konsisten mempertahankan cita rasa autentiknya.

Berlokasi di Jalan Gang Lombok No. 11, kawasan Pecinan, toko ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun warga lokal. Lumpia yang ditawarkan di sini hadir dalam dua varian, yaitu lumpia goreng dan lumpia basah. Isian lumpia terdiri dari rebung muda yang harum, udang segar, serta suwiran daging ayam yang dimasak dengan bumbu khas.

Kelezatan lumpia ini begitu melekat karena aroma rempah dan rasa gurih yang meresap sempurna ke dalam setiap gigitannya. Untuk lumpia goreng, Anda bisa menyimpannya hingga tiga hari, sementara lumpia basah sebaiknya disantap dalam waktu sehari agar tetap segar. Tak heran jika Loenpia Gang Lombok menjadi salah satu oleh-oleh favorit dari Semarang.

2. Es Puter Cong Lik, Kesegaran Lawas di Tengah Riuh Kota

Di tengah hiruk-pikuk kawasan Pecinan Semarang, ada satu sajian manis yang menyimpan nostalgia masa lampau, yakni Es Puter Cong Lik. Es ini merupakan salah satu hidangan penutup tradisional yang masih eksis hingga kini. Menurut cerita, nama Cong Lik berasal dari bahasa Jawa yang berarti "kacung cilik" atau pembantu kecil—julukan yang diberikan kepada sang pendiri saat ia masih muda dan bekerja membantu orang lain.

Es puter di sini terbuat dari bahan dasar santan kelapa, bukan susu seperti es krim modern, sehingga menghasilkan cita rasa gurih yang khas dan tekstur yang lembut di lidah. Tersedia berbagai rasa klasik seperti kelapa muda, durian, cokelat, dan alpukat yang disajikan dalam mangkuk atau cone, lengkap dengan topping kacang, roti, atau ketan hitam. Anda bisa menemukan gerai Es Puter Cong Lik di depan Rumah Sakit Telogorejo atau di sekitar Simpang Lima pada malam hari. Cocok dinikmati sebagai pelepas dahaga di cuaca Semarang yang hangat.

3. Nasi Koyor, Hidangan Urat Sapi yang Meleleh di Mulut

Jika Anda ingin mencoba sajian khas yang lebih "berani" dari segi tekstur dan rasa, maka nasi koyor adalah pilihan yang wajib dicoba. Hidangan ini merupakan nasi putih hangat yang disajikan bersama koyor, yaitu bagian urat atau tendon sapi, yang telah dimasak dalam kuah santan berwarna kecokelatan. Koyor yang dimasak lama ini menjadi sangat empuk, hampir meleleh saat dimasukkan ke mulut. Kuahnya sendiri memiliki perpaduan rasa gurih, sedikit manis, dan pedas yang harmonis.

Biasanya disajikan bersama sambal, kerupuk dan kadang-kadang ditambahkan telur atau tempe goreng sebagai pelengkap. Salah satu tempat yang terkenal menjual nasi koyor enak berada di kawasan Simpang Lima, tempat yang selalu ramai oleh pencinta kuliner. Rasanya yang khas dan teksturnya yang unik menjadikan nasi koyor sebagai hidangan lokal yang tak lekang oleh waktu.

4. Bebek Goreng Pak Thori, Sajian Empuk Beraroma Rempah

Bagi para pencinta kuliner berbahan dasar bebek, Bebek Goreng Pak Thori adalah salah satu tempat makan yang sangat direkomendasikan di Semarang. Terletak di kawasan Gunungpati, tepatnya di jalur wisata menuju Desa Kandri dan Goa Kreo, warung ini menawarkan sajian bebek goreng yang empuk dan gurih, lengkap dengan sambal khas yang pedas menyengat.

Bebek diolah dengan cara dimarinasi menggunakan rempah-rempah tradisional, kemudian digoreng hingga kulitnya renyah namun dagingnya tetap lembut dan tidak berbau amis. Disajikan dengan nasi putih, lalapan segar, dan sambal korek, menjadikan hidangan ini sangat menggugah selera. Selain bebek, tersedia pula menu lain seperti ayam goreng, burung dara, lele, dan gongso. Tempat ini kerap dipadati pengunjung, terutama saat akhir pekan dan musim liburan sekolah.

5. Tahu Gimbal, Kolaborasi Gurih dan Segar dalam Satu Piring

Tahu Gimbal merupakan salah satu ikon kuliner khas Semarang yang menggabungkan berbagai tekstur dan rasa dalam satu sajian yang begitu menggoda. Makanan ini terdiri atas potongan tahu goreng yang renyah di luar dan lembut di dalam, disajikan bersama bakwan udang yang disebut "gimbal", irisan kol segar, tauge, dan lontong atau nasi. Semuanya kemudian disiram dengan saus kacang yang kental dan gurih, dicampur sedikit petis untuk menambah kekayaan rasa.

Kunci utama kelezatan tahu gimbal terletak pada bumbu kacangnya yang dibuat secara tradisional dan disesuaikan dengan selera lokal di mana tidak terlalu manis seperti pecel Jawa Timur, namun gurih dan sedikit pedas. Gimbal atau bakwan udangnya memiliki rasa laut yang kuat dan tekstur renyah yang menjadi daya tarik tersendiri. Anda bisa menemukan tahu gimbal di berbagai penjuru kota, tetapi salah satu tempat yang paling populer adalah Tahu Gimbal Pak Man di sekitar Taman Menteri Supeno. Hidangan ini sangat cocok dinikmati sebagai makan siang atau sore hari.

6. Nasi Ayam Semarang, Saudara Kembar dari Nasi Liwet Solo

Sekilas, Nasi Ayam Semarang terlihat mirip dengan nasi liwet khas Solo. Namun, sajian ini memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya unik. Nasi ayam biasanya terdiri atas nasi gurih yang dimasak dengan santan, disajikan dengan suwiran ayam yang telah dimasak bersama kuah opor, tahu bacem, sambal goreng labu siam, telur pindang, dan kadang-kadang tambahan kerupuk atau krecek. Ciri khas lainnya adalah penggunaan kuah kuning yang lebih ringan dari opor, tetapi tetap kaya rasa berkat rempah-rempah seperti kemiri, kunyit, dan lengkuas.

Hidangan ini umumnya dijual pada sore hingga malam hari, dan salah satu penjual legendarisnya adalah Nasi Ayam Bu Sami di kawasan Simpang Lima. Rasanya yang lembut, gurih, dan tidak terlalu berat menjadikan nasi ayam favorit banyak orang sebagai makanan malam yang mengenyangkan namun tetap ringan di perut.

7. Babat Gongso, Perpaduan Pedas-Manis yang Menggugah Selera

Salah satu sajian jeroan khas Semarang yang tak kalah populer adalah Babat Gongso. Menu ini terdiri dari potongan babat sapi yang dimasak dalam bumbu gongso, yakni tumisan khas Jawa Tengah yang memiliki rasa manis, pedas, dan gurih yang seimbang. Babat yang digunakan biasanya sudah direbus lama agar empuk, kemudian dimasak dengan bumbu merah berbahan dasar bawang merah, bawang putih, cabai, kecap manis, dan rempah pilihan. Tak jarang, menu ini juga ditambahkan bagian jeroan lain seperti iso, paru, atau limpa untuk variasi rasa dan tekstur.

Babat gongso sangat cocok dinikmati bersama nasi putih hangat, kadang dilengkapi dengan telur ceplok atau kerupuk udang sebagai pelengkap. Salah satu tempat legendaris untuk menikmati sajian ini adalah Warung Babat Gongso Pak Karmin yang sudah berdiri sejak tahun 1971 di daerah Jalan Pemuda. Meskipun berbahan dasar jeroan, rasa khasnya membuat banyak orang rela antre demi seporsi babat gongso hangat yang nikmat.

8. Soto Bangkong, Cita Rasa Tradisional yang Tak Pernah Pudar

Warung Soto Bangkong adalah destinasi kuliner yang wajib dikunjungi bagi pencinta soto tradisional. Terletak di Jalan Brigjen Katamso, warung ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an dan tetap eksis hingga kini. Kata “Bangkong” berasal dari nama daerah tempat warung ini pertama kali berdiri, bukan dari bahan makanan. Soto yang ditawarkan di sini memiliki kuah bening kekuningan, dengan isian berupa suwiran ayam kampung, irisan tomat, tauge, seledri, dan bawang goreng. Kuahnya memiliki rasa gurih yang ringan namun kaya rempah, sangat cocok disantap saat pagi atau malam hari.

Penyajian soto dilengkapi dengan pilihan pelengkap seperti sate usus, perkedel, atau telur puyuh yang disajikan terpisah. Dengan harga yang masih terjangkau dan rasa yang konsisten, Soto Bangkong tetap menjadi pilihan utama masyarakat Semarang hingga generasi ke generasi.

9. Wedang Tahu, Hangat dan Menenangkan di Tengah Malam Semarang

Wedang Tahu adalah minuman tradisional khas Semarang yang menawarkan rasa hangat dan lembut, cocok untuk dinikmati saat cuaca dingin atau malam hari. Minuman ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu sari kedelai yang difermentasi menjadi tahu sutra (sering disebut sebagai "kembang tahu"), dan kuah jahe manis yang disajikan dalam keadaan panas. Rasa kuahnya sangat khas, mengandung rempah seperti jahe, kayu manis, dan daun pandan, memberikan sensasi hangat dan menenangkan di tenggorokan. Tahu sutranya yang lembut langsung lumer di mulut, berpadu sempurna dengan rasa kuah yang manis dan sedikit pedas dari jahe.

Wedang tahu biasanya dijual oleh pedagang keliling di malam hari, salah satunya yang terkenal adalah Wedang Tahu Pak Dul di sekitar kawasan Karang Tempel. Minuman ini juga dipercaya memiliki khasiat untuk meredakan masuk angin atau kelelahan setelah seharian beraktivitas.

10. Bandeng Presto, Oleh-oleh Khas yang Tak Pernah Ketinggalan Zaman

Saat hendak pulang dari Semarang, satu oleh-oleh yang hampir selalu diburu oleh wisatawan adalah Bandeng Presto. Ikan bandeng memang terkenal memiliki banyak duri halus, namun teknik presto atau pemasakan dengan tekanan tinggi membuat duri-duri tersebut menjadi lunak dan aman dikonsumsi. Bandeng biasanya dibumbui dengan bawang putih, kunyit, dan garam sebelum dimasukkan ke dalam panci presto. Hasilnya adalah ikan yang gurih, empuk, dan sangat kaya rasa, cocok disantap langsung bersama nasi hangat, sambal, dan lalapan.

Salah satu pusat oleh-oleh bandeng presto yang populer adalah Bandeng Juwana Elrina yang berlokasi di Jalan Pandanaran, pusat oleh-oleh khas Semarang. Di sana, bandeng presto dikemas dengan rapi dan bisa dibawa sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah. Selain bandeng biasa, tersedia juga variasi seperti bandeng otak-otak dan bandeng tanpa duri isi pepes.

11. Sego Kucing dan Angkringan Semarang, Simbol Sederhana yang Melekat di Hati

Meskipun identik dengan Yogyakarta dan Solo, sego kucing atau nasi kucing juga sangat populer di Semarang, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja malam. Disebut "sego kucing" karena porsinya yang kecil seperti jatah makan kucing, sajian ini biasanya hanya terdiri atas nasi putih dengan sedikit lauk seperti sambal teri, oseng tempe, atau abon. Sego kucing disajikan dengan bungkus daun pisang dan kertas cokelat, memberikan aroma khas yang menggugah selera. Makanan ini biasanya ditemukan di angkringan, yakni warung sederhana kaki lima yang buka menjelang sore hingga dini hari.

Di sana, Anda juga bisa menemukan aneka sate-satean seperti sate usus, sate telur puyuh, hingga gorengan yang dipajang dalam nampan bambu. Angkringan di Semarang menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan, karena suasananya yang santai dan akrab. Salah satu lokasi favorit untuk menikmati sego kucing di Semarang adalah Angkringan Pak Man di sekitar Jalan Pahlawan yang terkenal dengan wedang jahe hangatnya dan harga yang ramah di kantong.

12. Tahu Pong, Kudapan Ringan yang Penuh Kejutan Rasa

Tahu pong adalah camilan khas Semarang yang sederhana namun begitu digemari. Dinamakan “pong” karena tahu ini memiliki rongga kosong di dalamnya akibat proses penggorengan yang membuat bagian tengahnya mengembang. Meski tampak kosong, tahu pong justru menyimpan rasa yang khas ketika dipadukan dengan pelengkapnya, yaitu sambal petis dan acar mentimun. Ada juga variasi isian seperti tahu pong dengan gimbal udang atau tahu pong isi telur puyuh. Tekstur tahunya yang garing di luar dan kenyal di dalam membuat camilan ini cocok disantap kapan saja, terutama saat sore hari bersama teh hangat.

Salah satu tempat legendaris untuk menikmati tahu pong adalah Tahu Pong Karangsaru yang telah berjualan sejak tahun 1940-an. Di sana, pengunjung bisa menikmati tahu pong yang digoreng langsung saat dipesan, disajikan dengan sambal petis kental dan segar yang dibuat dari bahan pilihan. Perpaduan gurih, asam, manis, dan pedas dalam satu gigitan membuat tahu pong menjadi camilan yang tak mudah dilupakan.

13. Garang Asem, Sajian Berkuah Asam-Pedas yang Menyegarkan

Garang asem adalah sajian berkuah khas Jawa Tengah yang juga menjadi salah satu kebanggaan kuliner Semarang. Makanan ini terbuat dari ayam kampung yang dimasak dalam kuah santan encer bercita rasa asam dan pedas, dibungkus dalam daun pisang lalu dikukus hingga matang. Bumbu yang digunakan antara lain belimbing wuluh, bawang merah, bawang putih, tomat, cabai rawit, dan lengkuas, yang semuanya menciptakan rasa segar, gurih, dan menggoda. Daun pisang sebagai pembungkus menambah aroma alami dan membuat kuah lebih meresap ke dalam daging ayam. Hidangan ini sangat cocok disajikan bersama nasi hangat dan lalapan segar.

Salah satu tempat terkenal yang menyajikan garang asem lezat adalah Garang Asem Sari Rasa di Jalan Pandanaran, yang sudah menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan sejak lama. Kelezatan garang asem tidak hanya terletak pada rasanya yang menyegarkan, tetapi juga pada teknik memasaknya yang masih mempertahankan cara tradisional.

14. Pisang Plenet, Camilan Jadul yang Kembali Digemari

Bagi pencinta makanan jadul, pisang plenet bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bernostalgia. Pisang plenet adalah olahan pisang kepok matang yang dibakar di atas bara arang, kemudian dipenyet atau “diplenet” hingga pipih.

Setelah itu, pisang disajikan dengan berbagai topping seperti keju parut, cokelat meses, atau gula pasir dan margarin. Proses pembakarannya yang tradisional membuat aroma pisang menjadi lebih wangi dan rasa manisnya lebih alami. Teksurnya pun unik, renyah di luar namun lembut di dalam. Camilan ini dulunya sangat populer di tahun 1980-an hingga 1990-an, dan kini kembali digemari generasi muda karena nilai nostalgianya.

Salah satu penjual pisang plenet legendaris di Semarang berada di Jalan Pemuda, tepatnya di sekitar kawasan Paragon Mall. Dengan harga terjangkau dan rasa yang tak pernah berubah, pisang plenet tetap menjadi pilihan jajanan sore yang sederhana namun mengenyangkan.

15. Sate Sapi Pak Kempleng, Legenda Daging Sapi Empuk Khas Ungaran

Meskipun berlokasi di Ungaran, daerah yang masih termasuk dalam kawasan metropolitan Semarang, Sate Sapi Pak Kempleng telah menjadi ikon kuliner yang wajib dicoba bagi siapa pun yang berkunjung ke kota ini. Berbeda dari sate pada umumnya yang menggunakan daging ayam atau kambing, sate ini menggunakan daging sapi pilihan yang dipotong kecil-kecil dan dibumbui dengan rempah-rempah khas sebelum dibakar di atas bara api.

Kelezatan sate ini terletak pada dagingnya yang sangat empuk, berkat proses marinasi khusus yang membuat bumbu meresap sempurna ke dalam serat daging. Sate ini biasanya disajikan dengan lontong atau nasi, dilengkapi sambal kecap dan irisan bawang merah serta cabai rawit sebagai pelengkap.

Tempat makan ini sering ramai pengunjung, baik dari dalam kota maupun luar daerah, yang ingin mencicipi kelezatan sate sapi yang berbeda dari sate lainnya. Ketenarannya membuat Sate Pak Kempleng tak hanya dikenal di Ungaran, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan kuliner Semarang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |